Banyak orang menginginkan alis yang tebal untuk mendapatkan karakter wajah sesuai yang diinginkan. Beberapa orang memilih sulam alis agar tampak tebal. Namun, ada pula yang mencoba cara alami menebalkan alis dengan bawang merah.
Anda yakin mau keluar?
Banyak orang menginginkan alis yang tebal untuk mendapatkan karakter wajah sesuai yang diinginkan. Beberapa orang memilih sulam alis agar tampak tebal. Namun, ada pula yang mencoba cara alami menebalkan alis dengan bawang merah.
Lantas, apakah cara merawat alis ini telah terbukti secara ilmiah? Simak penjelasannya berikut ini.
Bawang merah rupanya berpotensi merangsang pertumbuhan rambut, termasuk alis. Sayangnya, masih sedikit penelitian yang mengkaji khasiat bawang merah untuk alis.
Studi yang terbit pada jurnal The Journal of Dermatology (2002) menemukan bahwa mengoleskan jus bawang merah ke kulit kepala membantu mengatasi alopecia areata atau kebotakan.
Peneliti menemukan bahwa helai-helai rambut mulai tumbuh kembali setelah peserta mengoleskan jus 2 kali sehari selama 2 minggu.
Selama empat minggu, rambut pun tumbuh pada hampir 74% orang yang mengikuti uji coba ini. Setelah 6 minggu, hampir 87% orang mengalami pertumbuhan rambut.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pertumbuhan rambut lebih terlihat pada wanita daripada pria.
Meski penelitian ini menunjukkan bawang merah dapat menumbuhkan rambut, hasil ini masih perlu pengujian lebih lanjut. Pasalnya, skala penelitian masih kecil, yakni melibatkan 38 orang saja.
Kandungan yang ada pada bawang merah mampu menutrisi helai alis dan mengurangi risiko kerontokan rambut alis.
Apa saja zat-zat yang terkandung dan bagaimana cara kerjanya?
Bawang merah bisa digunakan sebagai cara menebalkan alis karena mengandung gula.
Gula dalam bawang merah bekerja sebagai humektan yang menarik air dari udara dan menyalurkannya ke rambut-rambut alis.
Dengan begitu, rambut alis tetap lembab sehingga tidak mudah kering dan rapuh.
Bawang merah mengandung organosulfur dengan kadar yang tinggi.
Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Natural Medicine Journal (2019), organosulfur mampu menjaga kadar keratin dan sistein.
Keratin dan sistein berfungsi membangun dan memperkuat struktur helai-helai rambut alis.
Bawang merah juga mengandung senyawa fenolik yang bersifat antioksidan sehingga mampu menanggulangi radikal bebas.
Radikal bebas dapat menyebabkan folikel rambut rusak sehingga menyebabkan kerontokan rambut pada alis.
Oleh karena itu, bawang merah cocok sebagai salah satu cara untuk mengatasi kebotakan rambut alis.
Bawang merah juga kaya akan senyawa quercetin yang bersifat antibakteri. Kandungan ini membantu mengatasi infeksi bakteri penyebab folikulitis.
Folikulitis atau radang folikel rambut bisa menimbulkan nanah pada kulit di bagian alis. Hal ini memicu kerontokan hingga kebotakan alis.
Beberapa jenis bakteri yang mampu memicu folikulitis di antaranya adalah Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Bagi yang ingin mencoba bawang merah untuk alis, Anda bisa mengolahnya menjadi jus terlebih dahulu.
Berikut cara menebalkan alis dengan bawang merah.
Jika pertama kali menggunakan bawang merah untuk menebalkan alis, Anda sebaiknya mengoleskan pelembab terlebih dulu.
Hal tersebut berguna untuk mengurangi risiko iritasi. Anda juga bisa memakai minyak zaitun, minyak kemiri, atau minyak kelapa untuk rambut sebagai pelembab.
Meski satu penelitian menunjukkan cara menebalkan bawang merah dengan alis cukup efektif, manfaat ini ternyata juga membawa efek samping.
Ada banyak studi kasus yang menemukan bahwa bawang merah memicu dermatitis kontak iritan atau iritasi kulit akibat senyawa yang terpapar pada kulit.
Kandungan dialil sulfida pada bawang merah ternyata mampu membuat kulit kemerahan, panas, hingga terbakar dan melepuh.
Tidak hanya itu, bawang merah untuk alis ternyata mampu memicu reaksi alergi, mulai dari ruam dan gatal, hingga reaksi berat atau anafilaksis, seperti sesak napas dan pingsan.
Untuk mengetahui apakah cocok menggunakan cara menebalkan alis dengan bawang merah, Anda bisa melakukan uji alergi sederhana dengan tes tempel.
Caranya, tempelkan sedikit air bawang merah pada bagian belakang telinga dan siku dalam dan tunggu selama 48 jam.
Apabila tidak muncul reaksi tertentu pada kulit, Anda bisa mengaplikasikan bawang merah ke alis Anda. Jangan gunakan bahan herbal ini jika muncul tanda-tanda iritasi atau alergi kulit.
Apabila Anda memiliki alergi bawang merah atau kulit sensitif, jangan khawatir. Selain bawang merah, Anda bisa mencoba bahan alami lainnya untuk menebalkan alis.
Inilah daftar bahan-bahan alami yang juga diketahui berpotensi merangsang pertumbuhan rambut alis.
Kadar kafein pada kopi mampu menghalangi hormon dihidrotestosteron yang merusak folikel rambut alis.
Kafein juga memperlancar aliran darah ke bagian wajah sehingga mempercepat pertumbuhan alis.
Berikut cara menggunakan kopi untuk rambut alis.
Ekstrak minyak tanaman dengan nama ilmiah Curcuma aeruginosa ini juga terbukti menghambat hormon dihidotestosteron.
Khasiat ini bisa Anda dapatkan dengan mengupas dan memanaskan temu ireng hingga keluar minyak alami untuk rambut alis.
Setelah itu, campur minyak temu ireng dengan minyak kelapa, minyak kemiri, atau minyak zaitun, lalu oleskan ke alis.
Minyak kemiri untuk mempertebal alis sudah dikenal sejak lama.
Kandungan asam oleat pada minyak kemiri bersifat antioksidan sehingga mampu mencegah kerontokan dan memicu pertumbuhan rambut alis.
Cara pemakaiannya sederhana, oleskan minyak kemiri ke alis yang sudah bersih menggunakan cotton bud.
Pijat lembut bagian alis selama beberapa menit, diamkan semalaman, lalu bilas pada pagi hari.
Cara menebalkan alis dengan bawang merah sebenarnya cukup sederhana. Meski demikian, efektivitasnya masih membutuhkan skala penelitian yang lebih besar.
Jangan lupa untuk mengetesnya di area kulit tentu agar mengetahui toleransi kulit Anda terhadap bawang merah.
Gunakan kalkulator ini untuk memeriksa Indeks Massa Tubuh (IMT) dan mengecek apakah berat badan Anda ideal atau tidak. Anda juga dapat menggunakannya untuk memeriksa indeks massa tubuh anak.
Laki-laki
Wanita
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sharquie, K., & Al-Obaidi, H. (2002). Onion Juice (Allium cepa L.), A New Topical Treatment for Alopecia Areata. The Journal Of Dermatology, 29(6), 343-346. doi: 10.1111/j.1346-8138.2002.tb00277.x
Alopecia areata, alopecia totalis, alopecia universalis. Autoimmune hair loss | DermNet NZ. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://dermnetnz.org/topics/alopecia-areata
Hosking, A., Juhasz, M., & Atanaskova Mesinkovska, N. (2018). Complementary and Alternative Treatments for Alopecia: A Comprehensive Review. Skin Appendage Disorders, 5(2), 72-89. doi: 10.1159/000492035
Fooddata Central Search Results. FoodData Central. (n.d.). Retrieved February 14, 2022, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/790577/nutrients
Sych, J. (2003). INTERMEDIATE-MOISTURE FOODS. Encyclopedia Of Food Sciences And Nutrition, 3337-3342. doi: 10.1016/b0-12-227055-x/00644-1
Muizzuddin, N., & Benjamin, R. (2019). Beneficial effects of a sulfur-containing supplement on hair and nail condition. Nat Med J, 11.
Folliculitis – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/folliculitis/symptoms-causes/syc-20361634
Sharma, K., Mahato, N., & Lee, Y. (2018). Systematic study on active compounds as antibacterial and antibiofilm agent in aging onions. Journal Of Food And Drug Analysis, 26(2), 518-528. doi: 10.1016/j.jfda.2017.06.009
Somade, O., Ugbaja, R., Alli, A., Odubote, O., Yusuf, T., & Busari, B. (2018). Diallyl disulfide, an organo-sulfur compound in garlic and onion attenuates trichloromethane-induced hepatic oxidative stress, activation of NFkB and apoptosis in rats. Journal Of Nutrition & Intermediary Metabolism, 13, 10-19. doi: 10.1016/j.jnim.2018.07.005
Dietz, D., Varcelotti, J., & Stahlfeld, K. (2004). Garlic burns: a not-so-rare complication of a naturopathic remedy?. Burns, 30(6), 612-613. doi: 10.1016/j.burns.2004.02.010
Patch tests: Skin Contact Allergy Tests Explained – DermNet. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://dermnetnz.org/topics/patch-tests
Zgonc Škulj, A., Poljšak, N., Kočevar Glavač, N., & Kreft, S. (2019). Herbal preparations for the treatment of hair loss. Archives Of Dermatological Research, 312(6), 395-406. doi: 10.1007/s00403-019-02003-x
Orchard, A., & van Vuuren, S. (2019). Carrier oils in dermatology. Archives Of Dermatological Research, 311(9), 653-672. doi: 10.1007/s00403-019-01951-8
Komentar
Sampaikan komentar Anda
Ayo jadi yang pertama komentar!
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar