backup og meta

Optimalkan Fungsi Retinol, Ini 5 Cara Tepat Memakainya

Optimalkan Fungsi Retinol, Ini 5 Cara Tepat Memakainya

Pakai produk perawatan kulit (skincare) sebenarnya tidak bisa sembarangan. Ada aturan tertentu yang perlu Anda pahami sebelum memakai produk skincare, termasuk cara pakai retinol.

Bagi Anda yang baru pertama kali memakainya, Anda perlu berhati-hati. Pasalnya, pemakaian retinol yang kurang tepat dapat berisiko membuat iritasi kulit terasa kering.

Untuk mengoptimalkan kerja dari produk perawatan kulit atau skincare yang satu ini, kenali dulu aturan penting pemakaian retinol. Bagaimana seharusnya?

Cara pakai retinol yang tepat

Retinol merupakan turunan dari vitamin A, khususnya berasal dari kelompok retinoid.

Sebagai salah satu “aktor utama” pada produk antipenuaan, retinol disebut-sebut punya kemampuan dalam merangsang produksi kolagen.

Bukan itu saja, retinol juga berperan dalam mempercepat proses regenerasi (pembaruan) sel-sel kulit, serta membuat tekstur kulit menjadi lebih halus.

Meski memiliki manfaat yang menjanjikan, Anda tak bisa menggunakannya sembarangan.

Berikut beberapa cara yang perlu diperhatikan saat memakai produk skincare dengan kandungan retinol.

1. Gunakan retinol secukupnya

Ketika menggunakan produk perawatan wajah, mungkin Anda beranggapan bahwa semakin banyak jumlah yang dipakai, semakin nyata pula hasilnya. Padahal, tidak semua produk itu sama.

Anda tidak perlu menggunakan retinol secara berlebihan hanya demi mendapatkan hasil yang cepat. 

Ada beberapa kesalahan cara pakai retinol yang umum dilakukan. Terkadang, Anda menggunakannya dalam jumlah yang terlalu banyak, terlalu sering, atau konsentrasi retinol terlalu tinggi. 

Cara pakai retinol yang tepat harus dimulai dari konsentrasi yang rendah, terutama bagi Anda yang baru pertama kali memakainya atau memiliki jenis kulit sensitif

Jika kulit Anda sudah cukup terbiasa, Anda baru meningkatkan konsentrasinya secara perlahan dan bertahap.

2. Pakai retinol pada kulit yang tidak terkena air

pelembap untuk kulit kering

Dalam tahapan skincare, biasanya Anda dianjurkan untuk menggunakan toner hidrasi atau segera menggunakan rangkaian produk saat kulit masih lembap sehabis cuci muka.

Hal ini berguna untuk mempermudah penyerapan bahan-bahan aktif skincare lainnya. Meski demikian, hal ini tidak berlaku pada pemakaian retinol.

Ketika dipakai bersama air atau toner hidrasi, kemungkinan kulit berisiko mengalami iritasi dan cenderung mengering. 

Pasalnya, air membantu menambah kinerja retinol dalam menembus ke dalam kulit. Jadi, ada baiknya gunakan retinol dalam kondisi kulit yang tidak terkena air.

Agar mengurangi risiko iritasi, Anda bisa mengikuti cara pakai retinol dengan metode sandwich.

Gunakan pelembap atau moisturizer terlebih dahulu. Setelah meresap, Anda bisa mengaplikasikan produk retinol. Tunggu beberapa saat, lalu lapisi dengan moisturizer.

3. Pakai retinol pada malam hari

Bila diperhatikan, produk yang mengandung retinol biasanya dikemas dalam botol berwarna gelap. Hal ini bukanlah kebetulan semata karena memiliki tujuan tersendiri.

Kemasan berwarna gelap berguna untuk menjaga agar kualitas retinol tidak rusak, terlebih ketika terpapar sinar matahari. 

Pasalnya, riset terbitan International Journal of Pharmaceutics (2015) menemukan bahwa retinol adalah photolabile. Kandungan ini bisa pecah atau rusak ketika terkena sinar matahari langsung.

Karena cenderung kurang stabil, produk retinol lebih dianjurkan untuk digunakan di malam hari dan sebaiknya tidak dipakai pada pagi hari.

Anda bisa saja menggunakan retinol pada pagi hari asalkan Anda mengoleskan sunscreen dengan SPF minimal 30 setelahnya.

Namun, alangkah lebih baiknya untuk pakai retinol di malam hari agar tidak khawatir dengan efek sampingnya.

4. Kenali kandungan yang tidak boleh digunakan bersama retinol

Cara pakai retinol selanjutnya yang perlu Anda perhatikan yakni ketika hendak mencampurkannya dengan bahan skincare lainnya. 

Produk yang mengandung retinol tidak dianjurkan untuk digunakan berbarengan dengan produk eksfoliasi, maupun produk yang mengandung benzoil peroksida.

Contoh kandungan di dalam produk eksfoliasi yaitu alpha hydroxy acid (AHA) dan beta hydroxy acid (BHA)

Bukan tanpa alasan, campuran dari retinol dengan ketiga kandungan skincare tersebut berisiko membuat kulit menjadi kering, mengelupas, dan iritasi.

Solusinya, Anda bisa menggunakan retinol di waktu yang berbeda dengan AHA, BHA, dan benzoil peroksida untuk mengurangi kemungkinan efek sampingnya.

5. Hentikan penggunaan retinol selama masa kehamilan

asam salisilat untuk ibu hamil

Produk skincare sebelum Anda hamil biasanya akan berbeda dengan skincare saat Anda sedang hamil.

Ini dikarenakan bahwa tidak semua bahan perawatan wajah aman untuk dipakai selama masa kehamilan, termasuk produk yang mengandung retinol untuk ibu hamil.

Untuk sementara waktu, sebaiknya hentikan pemakaian retinol sampai Anda melahirkan.

Pasalnya, studi terbitan Birth Defect Research (2020) menyatakan bahwa penggunaan retinol berisiko mengganggu tumbuh kembang janin di dalam kandungan.

Riset ini juga menyatakan bahwa bayi bisa saja mengalami cacat, seperti kelainan bentuk  jantung, cacat kepala atau tulang, dan kelainan sistem reproduksi dan perkemihan

Lebih parahnya, risiko menggunakan retinol bahkan bisa memicu kematian janin.

Cara pakai retinol yang tepat akan memberikan hasil yang optimal untuk kulit Anda.

Meski demikian, produk yang merangsang produksi kolagen seperti retinol pada dasarnya bisa memicu iritasi pada kulit. 

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda hindari saat mengaplikasikan bahan aktif yang satu ini agar kondisi kulit tetap optimal.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kim, K., Lim, D., Lim, J., Kim, N., Park, S., & Cho, J. et al. (2015). Chemical stability and in vitro and clinical efficacy of a novel hybrid retinoid derivative, bis-retinamido methylpentane. International Journal Of Pharmaceutics, 495(1), 93-105. doi: 10.1016/j.ijpharm.2015.08.081

Matin, T., & Goodman, M. (2021). Benzoyl Peroxide. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537220/

Bruce E. Katz, L. (2015). The Tolerability and Efficacy of a Three-product Anti-aging Treatment Regimen in Subjects with Moderate-to-severe Photodamage. The Journal Of Clinical And Aesthetic Dermatology, 8(10), 21. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4633208/

Tang, S., & Yang, J. (2018). Dual Effects of Alpha-Hydroxy Acids on the Skin. Molecules, 23(4), 863. doi: 10.3390/molecules23040863

Ashley Decker, E. (2012). Over-the-counter Acne Treatments: A Review. The Journal Of Clinical And Aesthetic Dermatology, 5(5), 32. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3366450/

Williams, A., Pace, N., & DeSesso, J. (2020). Teratogen update: Topical use and third‐generation retinoids. Birth Defects Research, 112(15), 1105-1114. doi: 10.1002/bdr2.1745

Sunscreen FAQs. (2022). Retrieved 11 January 2022, from https://www.aad.org/public/everyday-care/sun-protection/sunscreen-patients/sunscreen-faqs

Versi Terbaru

06/06/2022

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Risiko Sinar UV, Tetaplah Pakai Sunscreen di Rumah

Ciri-Ciri Skincare Kedaluwarsa, Plus Efeknya pada Kulit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 06/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan