Pernahkah Anda merasakan nyeri di kulit yang disertai dengan bengkak kemerahan? Ini mungkin bisa jadi pertanda Anda mengalami selulitis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Pernahkah Anda merasakan nyeri di kulit yang disertai dengan bengkak kemerahan? Ini mungkin bisa jadi pertanda Anda mengalami selulitis.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Kenali gejala, penyebab, dan pengobatan selulitis dalam ulasan berikut ini.
Selulitis adalah jenis penyakit kulit yang muncul karena infeksi bakteri. Selulitis dapat menimbulkan warna kemerahan dan bengkak pada kulit.
Gejalanya sering menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya.
Kondisi ini biasanya memengaruhi permukaan kulit, tapi bisa juga sampai jaringan di bawahnya. Infeksi ini juga bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah.
Meski disebabkan oleh infeksi bakteri, jenis penyakit kulit ini biasanya tidaklah menular. Jika tidak diobati, selulitis bisa berakibat fatal.
Anda harus segera mendapatkan bantuan medis begitu Anda mulai mengalami gejala selulitis.
Biasanya, gejala dan ciri-ciri penyakit kulit ini hanya akan muncul pada satu sisi tubuh saja. Gejala yang umum dialami oleh penderita selulitis adalah sebagai berikut.
Seringnya gejala ini muncul pada kaki bagian bawah, tapi juga bisa mengenai bagian tubuh lainnya seperti tangan dan telapak kaki.
Jika selulitis telah menyebar, Anda juga mungkin akan mengalami gejala seperti merasa ngantuk terus-menerus dan muncul garis-garis merah di sekitar luka.
Ada juga beberapa gejala yang lebih serius berupa:
Setiap orang bisa memiliki gejala yang berbeda-beda. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti berikut ini.
Penyebab penyakit kulit ini yang utama adalah infeksi bakteri. Jenis bakteri yang umumnya menimbulkan kondisi ini adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus.
Bakteri ini awalnya masuk melalui luka terbuka yang diakibatkan dari goresan benda tajam, gesekan di permukaan yang kasar, gigitan serangga, eksim, dan sebagainya.
Namun, selulitis juga bisa terjadi meski tidak ada area kulit yang terluka, misalnya pada orang-orang dengan penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS.
Sistem imunitas yang tak bekerja maksimal membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi penyakit.
Selulitis dapat dialami oleh semua orang, baik dewasa maupun anak-anak.
Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap selulitis. Faktor tersebut meliputi:
Kadang-kadang, penyakit kulit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh, memasuki kelenjar getah bening dan aliran darah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi bakteri dapat masuk ke lapisan jaringan yang lebih dalam.
Potensi komplikasi selulitis yang dapat terjadi adalah:
Bila Anda telah mengalami selulitis berulang kali, penyakit ini dapat merusak sistem pembuangan zat-zat dalam tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan peradangan sehingga menimbulkan pembengkakan kronis pada bagian yang terkena.
Dokter akan mulai mendiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan sejauh mana keparahan penyakit yang Anda alami.
Beberapa hal yang menjadi fokus pemeriksaan adalah:
Dokter Anda mungkin ingin memantau area yang terinfeksi selama beberapa hari untuk melihat apakah kemerahan atau bengkak yang menyebar.
Namun, hal itu akan bergantung pada keparahan gejala. Dalam beberapa kasus, dokter akan melakukan pemeriksaan darah atau pengambilan sampel luka untuk menguji keberadaan bakteri.
Pengobatan selulitis biasanya dilakukan tergantung dengan gejala dan tingkat keparahan selulitis yang dialami. Berikut ini beberapa pengobatan selulitis.
Untuk mengobati penyakit kulit ini, umumnya dokter akan meresepkan obat antibiotik oral selama 10 – 21 hari. Hal ini bertujuan untuk mengobati infeksi selulitis Anda.
Lama pengobatan menggunakan antibiotik oral akan bergantung pada tingkat keparahan kondisi infeksi Anda.
Bahkan jika gejala membaik dalam beberapa hari, penting untuk tetap minum obat sampai habis seperti yang diresepkan oleh dokter.
Dokter Anda mungkin juga akan meresepkan obat pereda nyeri dan penghilang rasa sakit.
Selulitis umumnya dapat membaik dalam kurun waktu 7 – 10 hari sejak memulai minum obat antibiotik. Perawatan yang lebih lama mungkin diperlukan jika infeksi Anda terbilang parah.
Biasanya, hal ini dapat terjadi apabila Anda juga menderita penyakit kronis atau jika sistem kekebalan Anda tidak berfungsi dengan baik.
Orang dengan kondisi medis dan faktor risiko tertentu yang sudah ada sebelumnya, mungkin perlu tinggal di rumah sakit untuk observasi selama perawatan.
Dokter juga mungkin akan menyarankan rawat inap jika Anda memiliki:
Selain menggunakan obat-obatan, Anda dapat melakukan beberapa langkah perawatan di rumah guna mengurangi pembengkakan dan rasa sakit dengan perawatan ini.
Selain itu, Anda harus beristirahat sampai gejala membaik. Saat beristirahat, posisikan anggota badan yang terkena infeksi lebih tinggi.
Misalnya, letakkan di atas bantal yang mana lebih tinggi dari sejajarnya badan Anda. Cara ini bertujuan untuk mengurangi pembengkakan.
Anda juga bisa mencegah datangnya penyakit kulit ini dengan cara sebagai berikut.
Itulah informasi seputar gejala, penyebab, hingga cara mengatasi penyakit selulitis.
Apabila gejala tidak kunjung hilang atau semakin memburuk setelah pengobatan, jangan ragu konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)