backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Keloid

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 12/06/2023

Keloid

Apa itu keloid?

Keloid adalah bekas jaringan parut sehabis munculnya luka yang bertumbuh dan mengeras. Kondisi ini dapat berukuran lebih besar daripada luka aslinya. 

Tidak semua luka berkembang menjadi keloid. Namun, ada beberapa hal yang bisa membuat kulit lebih rawan terkena keloid, misalnya karena bekas luka bakar, jerawat parah, atau setelah membuat tato.

Keloid juga dapat muncul setelah Anda mengalami cacar air. Tak jarang, luka bekas operasi menyebabkan kondisi ini.

Pada kasus langka, kondisi ini muncul pada orang yang tidak mengalami luka apa pun. Kondisi ini disebut sebagai “spontaneous keloids” atau keloid spontan. 

Normalnya, bekas jaringan parut yang berlebihan akan sembuh dan memudar sendirinya seiring waktu dan dengan perawatan.

Bekas jaringan parut paling umum ditemukan di dada, bahu, telinga dan pipi. Namun, bekas jaringan parut juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya.

Walau tidak terlalu membahayakan kesehatan Anda, keloid adalah kondisi yang dapat mengganggu penampilan. Sekali muncul, keloid dapat membesar dengan perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. 

Fakta keloid

  • Keloid adalah kondisi dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.
  • Ukuran dan bentuk keloid bermacam-macam. Pada daun telinga, kondisi ini mungkin berbentuk bulat padat.
  • Berbeda lagi di bahu atau dada, keloid cenderung akan menyebar ke seluruh kulit dan terlihat seperti cairan yang mengeras.
  • Pada kasus langka, Anda mungkin memiliki kondisi ini dalam jumlah banyak pada tubuh.
  • Jaringan luka yang mengeras dan kencang dapat membatasi pergerakan Anda.

Tanda dan gejala keloid

bekas luka keloid

Kondisi kulit ini bisa bervariasi pada masing-masing orang. Gejala umumnya terjadi pada lokasi cedera kulit sebelumnya. Ciri-ciri keloid adalah sebagai berikut.

1. Luka ragam warna

Kondisi ini tentu diawali dengan munculnya bekas luka dengan warna beragam seperti merah muda, merah, atau ungu. Bekas ini juga terlihat lebih menonjol dari kulit di sekitarnya.

Warna yang timbul tersebut akan menggelap seiring berjalannya waktu. 

2. Muncul dan tumbuh dengan lambat

Kondisi ini muncul perlahan, dengan ukuran kecil yang lama-lama akan membesar melampaui bekas luka. Kemunculannya bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk tumbuh.

3. Berbeda tekstur dengan kulit yang lain

Beberapa keloid ada yang terasa lembut saat disentuh dan berwarna pucat, tapi ada juga yang terasa lebih keras dan kenyal. Terkadang, warnanya bisa menggelap seiring dengan berjalannya waktu.

4. Sakit dan gatal

Ada kalanya pertumbuhan bekas ini menimbulkan rasa gatal, sakit, dan ujga nyeri. Untungnya, gejala ini akan menghilang saat keloid sudah berhenti tumbuh dan tidak menimbulkan masalah yang serius.

Kapan harus periksa ke dokter karena keloid?

Diagnosis dan perawatan dini dapat menghindarkan kondisi ini bertambah buruk dan mencegah kondisi medis darurat lainnya.

Jika Anda memiliki ciri-ciri di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Dikarenakan tubuh masing-masing orang berbeda, selalu kunjungi dokter untuk membahas kondisi kesehatan Anda.

Penyebab keloid

Belum ditemukan apa sebenarnya penyebab pasti dari kemunculan keloid. Namun seperti bekas luka, kondisi ini mungkin muncul sebagai bagian dari upaya penyembuhan sel kulit setelah cedera dengan membentuk jaringan parut.

Pada beberapa orang, jaringan parut terus terbentuk bahkan setelah luka sembuh. Jaringan parut berlebihan ini menyebabkan tumbuhnya area pada kulit Anda yang disebut dengan keloid. 

Jenis cedera kulit yang dapat turut menyebabkan pada kondisi ini adalah:

  • luka bekas jerawat,
  • luka bakar,
  • luka cacar air,
  • tindik telinga (piercing),
  • lokasi sayatan operasi,
  • luka gores, dan
  • lokasi vaksinasi.

Faktor risiko keloid

Pria dan wanita di seluruh dunia dapat berisiko akan kondisi yang satu ini. Meski begitu, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.

Beberapa faktor yang membuat Anda lebih tinggi berisiko terkena kondisi ini adalah sebagai berikut.

Riwayat keluarga

Sekitar sepertiga orang yang terkena kondisi ini adalah mereka yang juga memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. Keluarga yang umumnya mengalami kondisi ini adalah keturunan Afrika atau Asia. 

Para peneliti menemukan bahwa orang dengan gen berjenis AHNAK lebih mungkin terkena kondisi ini dibandingkan dengan yang tidak. 

Berusia antara 10 dan 30 tahun

Ini adalah waktu puncak untuk mengalami kondisi ini. Kebanyakan orang mulai mengalami kondisi ini di usia 20-an. 

Meskipun begitu, kondisi ini dapat berkembang lebih awal atau lebih lambat. Anak-anak dan orang tua jarang mengalami kondisi ini ketika mereka mengalami luka. 

Diagnosis keloid

Apabila dokter menduga Anda memiliki kondisi ini, pemeriksaan fisik dan beberapa tes akan direkomendasikan.

Setelah mendiagnosis kondisi ini dengan pemeriksaan visual, dokter dapat melakukan biopsi untuk mengeliminasi penyebab lainnya.

Biopsi meliputi pengambilan sedikit sampel jaringan dari area dan menganalisisnya untuk melihat sel pemicu penyakit kanker.

Pengobatan keloid

perawatan laser wajah

Sebenarnya kondisi ini sendiri bukanlah masalah yang berbahaya, kemunculannya hanyalah akibat dari usaha tubuh untuk memperbaiki luka.

Meski demikian, keberadaannya dirasa mengganggu penampilan untuk sebagian orang. Bagi Anda yang ingin menghilangkan keloid, terdapat beberapa obat dan prosedur yang bisa menjadi pilihan.

1. Suntikan kortikosteroid

Suntik keloid biasanya mengandung obat kortikosteroid yang akan membantu mengecilkan bekas luka.

Biasanya pemberian suntikan dilakukan sekali setiap 3 – 4 minggu. Rata-rata, pasien kembali sekitar 4 kali untuk suntikan ini. Antara 50 – 80% dari bekas jaringan parut menyusut setelah disuntikkan.

Kebanyakan kondisi ini akan tumbuh kembali dalam waktu lima tahun. Untuk memaksimalkan hasilnya, dokter kulit sering menambahkan terapi lain ke dalam rencana perawatan. 

2. Operasi keloid

Pada kasus yang sangat besar atau bekas luka yang lebih lama, operasi pengangkatan mungkin disarankan. 

Perawatan ini melibatkan pembedahan memotong bekas jaringan parut. Meskipun operasi mungkin tampak seperti menunjukkan solusi permanen, penting diingat bahwa hampir 100% keloid kembali setelah perawatan ini. 

Untuk mengurangi risiko bekas jaringan parut kembali setelah operasi, dokter kulit sering merawat pasien dengan suntikan kortikosteroid atau cryotherapy.

3. Pressure treatment

Prosedur ini adalah langkah yang sering digunakan setelah operasi keloid.

Pressure treatment dilakukan dengan menekan area keloid menggunakan penjepit untuk mengurangi aliran darah yang dapat menghentikan bekas jaringan parut kembali lagi. 

Bila dilakukan dengan benar, tekanan ini efektif untuk mencegah kembalinya jaringan parut. Namun, langkah ini cukup sulit untuk dilakukan, sebab prosesnya akan membuat Anda merasa nyeri dan tidak nyaman.

4. Perawatan laser

Perawatan ini melapisi kembali keloid dan kulit di sekitarnya dengan sinar cahaya yang tinggi. 

Laser bisa mengurangi ketinggian dan memudarkan warna bekas jaringan parut. Ini sering digunakan bersama dengan perawatan lain, seperti serangkaian suntikan atau tekanan kortikosteroid. 

Akan tetapi, perawatan laser memiliki risiko untuk memperburuk keloid dengan menyebabkan peningkatan jaringan parut dan kemerahan.

5. Lembaran silikon dan gel

Kerap digunakan bersama dengan perawatan tekanan, lembaran silikon dan gel juga dapat mengurangi ukuran keloid.

Dalam satu penelitian yang disebutkan American Academy of Dermatology, 34% dari bekas jaringan parut dapat rata dengan permukaan kulit setelah pasien menggunakan gel silikon setiap hari selama enam bulan. 

6. Cryotherapy 

Cryotherapy (disebut juga cryosurgery) adalah jenis perawatan yang paling efektif untuk menghilangkan kondisi keloid berukuran kecil.

Proses bekerjanya yaitu dengan membekukan bekas jaringan parut menggunakan nitrogen cair. Dengan begitu, kekerasan dan ukuran keloid berkurang.

Cryotherapy sebelum atau sesudah menerima suntikan kortikosteroid dapat mengurangi ukuran keloid. Ini dapat membuat perawatan suntikan lebih efektif. 

7. Perawatan radiasi

Perawatan radiasi biasanya dilakukan setelah Anda menjalani prosedur operasi pengangkatan keloid.

Pasien dapat memulai perawatan radiasi segara setelah operasi, hari berikutnya, atau seminggu kemudian. 

Radiasi juga dapat digunakan sendiri untuk mengurangi ukuran kondisi ini. Namun, hasilnya cenderung lebih maksimal jika digunakan setelah operasi.

8. Ligature

Jika cukup tebal, dokter dapat merekomendasikan ligature dengan cara mengikat keloid dengan benang bedah.

Benang ini secara bertahap akan memotong jaringan parut, yang dapat menyebabkan kerontokan. 

Anda harus mengikat benang bedah baru di sekitar bekas jaringan parut setiap 2 – 3 minggu. 

Pencegahan keloid

Perlu diketahui, segala pilihan perawatan di atas belum tentu bisa menghilangkan keloid seluruhnya.

Sebelum terjadi, Anda masih bisa melakukan berbagai langkah-langkah pencegahan di bawah ini.

1. Hindari cedera kulit

Hindari cedera kulit, tindik telinga, dan operasi jika memungkinkan.

Apabila memerlukan operasi, terutama pada area yang mungkin terluka, pastikan dokter mengetahui bahwa Anda memiliki potensi terkena keloid. 

Apabila memiliki faktor risiko terkena kondisi ini, Anda mungkin harus menghindari tindik tubuh, operasi yang tidak diperlukan atau tato.

2. Melakukan perawatan segera

Memulai beberapa perawatan (seperti suntikan kortikosteroid, perban tekanan) langsung setelah operasi dapat mencegah bekas jaringan parut.

Apabila Anda menindik telinga, Anda harus menggunakan anting tekanan untuk mengurangi luka.

3. Jaga kulit dari sinar matahari

Paparan matahari atau tanning dapat mengubah warna jaringan parut tersebut, menyebabkan areanya terlihat lebih gelap daripada kulit sekitar. Hal ini dapat menyebabkan kondisi ini lebih terlihat mencolok. 

Jaga luka agar tertutup saat Anda berada di bawah sinar matahari untuk mencegah perubahan warna.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 12/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan