backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Bekas Luka Menonjol di Kulit, Bisa Jadi Keloid Atau Skar Hipertrofi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Bekas Luka Menonjol di Kulit, Bisa Jadi Keloid Atau Skar Hipertrofi

    Skar hipertrofi dan keloid adalah bekas luka yang timbul dan menonjol di permukaan kulit. Meski sekilas kelihatannya mirip, kedua bekas luka ini ternyata cukup berbeda. Untuk mengetahui perbedaannya, berikut ulasannya.

    Sama-sama bekas luka, ini beda keloid dan skar hipertrofi

    keloid adalah

    Skar hipertrofi adalah tonjolan luka yang menebal sesuai garis luka. Sementara keloid adalah daging yang tumbuh pada bekas luka dengan tekstur keras dan jinak. Keduanya terbentuk ketika jaringan parut tumbuh secara berlebihan untuk memperbaiki kerusakan kulit.

    Penyebab

    Skar hipertrofik biasanya muncul akibat trauma fisik dan iritasi bahan kimia, bukan karena faktor genetik. Oleh sebab itu, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja.

    Trauma fisik biasanya terjadi akibat adanya peradangan atau infeksi yang membuat kulit memproduksi kolagen secara berlebihan. Sementara iritasi akibat bahan kimia biasanya terjadi akibat kosmetik dan produk perawatan pribadi lainnya yang terlalu keras.

    Sementara itu, keloid biasanya muncul akibat cedera kulit seperti terbakar, cacar air, tindik kuping, sayatan bedah, hingga bekas suntikan vaksinasi. Menurut American Osteopathic College of Dermatology, hanya sekitar 10 persen orang saja yang mengalami keloid. Terutama pada orang yang kulitnya rentan terhadap keloid akibat faktor genetik.

    Lokasi munculnya

    Skar hipertrofi bisa muncul di bagian tubuh mana pun yang mengalami luka. Sementara keloid adalah bekas luka yang biasanya muncul di bagian tubuh tertentu seperti bahu dan lengan bagian atas, belakang telinga, serta pipi.

    Pertumbuhan

    Skar hipertrofi termasuk bekas luka yang bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Biasanya skar hipertrofi akan muncul di kulit dalam waku satu bulan setelah luka mulai mengering.

    Sementara keloid adalah bekas luka yang tidak bisa membaik sendiri dan butuh penanganan dokter jika ingin dihilangkan. Keloid juga masih bisa terus tumbuh dan membesar. Biasanya keloid muncul setelah tiga bulan pascaluka sembuh.

    Ukuran

    Skar hipertrofik biasanya muncul dengan ukuran tak lebih dari 4 milimeter di atas kulit. Sementara keloid adalah bekas luka ukuran tonjolannya lebih dari lebih dari 4 milimeter di atas permukaan kulit. Oleh karena itu, keloid biasanya tumbuh lebih besar dari luka yang Anda miliki.

    Warna

    Skar hipertrofik biasanya muncul dengan warna merah atau pink. Sementara itu, keloid biasanya tumbuh dengan rentang warna pink hingga keunguan. Mudahnya,  keloid biasanya berwarna lebih gelap dari skar hipertrofik.

    Cara mengatasi

    Skar hipertrofi termasuk bekas luka yang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, beberapa pengobatan yang membantu mempercepatnya yaitu dengan menyuntikkan kortikosteroid, laser, silikon gel, dan penggunaan krim serta minyak.

    Selain itu, skar hipertrofi juga bisa diatasi dengan teknik pressure dressing. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan pembalut elastis bertekanan tinggi pada bekas luka. Hal ini bertujuan untuk membatasi aliran darah, oksigen, dan nutrisi ke luka yang bisa mengurangi produksi kolagen.

    Jika skar hipertrofi bisa hilang dengan sendirinya, lain halnya dengan keloid. Menghilangkan keloid butuh tindakan dari dokter. Bahkan, keloid bisa tumbuh kembali dan lebih besar dari sebelumnya meski telah diangkat. Tak beda jauh dengan skar hipertrofi, keloid juga bisa diatasi dengan laser, suntik kortikosteroid, minyak, dan gel silikon.

    Keloid juga bisa dikecilkan dengan bantuan radiasi. Namun, jika keloid sudah sangat besar dokter biasanya akan merekomendasikan Anda untuk melakukan pengangkatan melalui operasi,

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan