backup og meta

Gatal Berair, Ini 9 Penyebab Plus Cara Mengatasinya

Gatal Berair, Ini 9 Penyebab Plus Cara Mengatasinya

Gatal di tubuh sebenarnya kondisi yang cukup wajar dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun, bila Anda mengalami gatal berair, bisa jadi ada penyakit lain yang mendasarinya. 

Kondisi apa saja yang menyebabkan kulit gatal dan berair? Simak ulasan dan cara mengobatinya di bawah ini.

Penyebab dan obat gatal berair

Untuk mengetahui penyebab pasti kulit gatal berair yang Anda alami, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih detail.

Namun, umumnya kondisi gatal berair dapat dipicu oleh beberapa hal berikut ini.

1. Impetigo

kulit gatal berair

Impetigo adalah infeksi bakteri yang umum terjadi pada lapisan kulit terluar (epidermis). Menurut situs CDC, penyakit kulit penyebab gatal berair ini rentan menyerang anak-anak usia 2 – 5 tahun.

Bakteri penyebab impetigo adalah jenis Streptococcus (A Strep) dan Staphylococcus yang sering kali masuk ke pori-pori kulit. 

Namun, orang dewasa juga bisa terkena impetigo bila kondisi kulitnya sensitif. Lepuhan kulit akibat impetigo bisa muncul di wajah, lengan, atau kaki.

Gejala impetigo meliputi munculnya bintik bening berair yang melepuh dan gatal. Bila terkena gesekan akibat garukan, lepuhan ini akan pecah dan terasa gatal berair. 

Cairan tersebut dapat mudah menular ke bagian kulit lain atau melalui pakaian, handuk, seprai, dan benda lain yang dipakai bersama.

Untuk menghentikan penyebaran infeksi, biasanya dokter akan memberikan salep antijamur atau obat impetigo oral seperti antibiotik.

2. Dermatitis kontak alergi

Selain impetigo, gatal berair yang Anda alami bisa disebabkan oleh dermatitis kontak alergi.

Kondisi ini merupakan reaksi kulit yang terkena suatu zat alergen, misalnya nikel, bahan pewangi, karet, dan zat alergen lainnya. 

Biasanya kulit akan terasa gatal setelah beberapa saat setelah kulit terkena zat tersebut. Kemudian, lentingan akan terus terbentuk bila terus digaruk akan pecah dan mengeluarkan air.

Menurut buku Contact Dermatitis (2022), kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita daripada pria karena lebih mudah terpapar zat alergen, seperti penggunaan aksesoris logam dan pewangi.

Sedangkan pada orang berusia lanjut, jenis dermatitis ini umumnya disebabkan oleh efek penggunaan obat topikal.

Untuk mengatasinya, Anda mungkin akan mendapatkan obat resep dokter dan krim topikal agar gejala gatal mereda.

3. Dermatitis kontak iritan

Kondisi kulit gatal berair ini terjadi bukan karena alergi, tetapi lebih kepada zat-zat kimia beracun (bahan iritan) yang terkena kulit yang menyebabkan iritasi kulit

Awalnya kulit akan merah membengkak dan disertai rasa gatal. Bila terus digaruk dan pecah, kulit terkelupas dan mengeluarkan cairan. 

Bila peradangan terus terjadi, lama-kelamaan Anda akan mengalami keretakan kulit atau kulit pecah-pecah.

Jenis dermatitis kontak ini dapat terjadi berulang jika Anda terkena kontan dengan bahan iritan. Namun, Anda bisa menggunakan krim topikal atau obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi gejala.

4. Herpes simplex

gatal berair pada kulit

Virus herpes ini umumnya menginfeksi permukaan kulit yang lembap. Awalnya muncul rasa gatal di kulit yang disertai kesemutan atau sensasi terbakar.

Setelah digaruk, lentingan yang berisi cairan akan muncul. Bila pecah, cairan tersebut akan terus menular ke bagian kulit lainnya yang terkena.

Virus ini bisa berkembang dan menjadi herpes genital yang menyerang alat kelamin Anda.

Obat antiviral yang diresepkan dokter akan menghentikan infeksi serta menurunkan jumlah lentingan dan keparahan gejala. 

5. Cacar air

Gejala cacar air dikenal dengan munculnya bintik merah kecil yang berbentuk benjolan berair dan terasa gatal. 

Benjolan tersebut akan muncul pada beberapa bagian tubuh Anda dan semakin banyak.

Anda yang pernah mengalami cacar air kemungkinan besar tidak akan terkena penyakit ini di kemudian hari. 

Namun, virus bisa berkembang di sel-sel saraf Anda dalam beberapa tahun kemudian menjadi penyakit herpes zoster (cacar api) saat sistem imun melemah.

Penyakit cacar sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin cacar dan pengobatannya pun menggunakan salep atau obat minum untuk mengurangi gejala.

Agar cacar air tidak menular, sebaiknya mengurangi kontak fisik dengan pasien jika Anda belum pernah terkena penyakit ini.

6. Eksim

Eksim atau dermatitis atopik juga dapat mengakibatkan kulit gatal berair, tetapi tidak menular. 

Menurut situs Cleveland Clinic, kondisi eksim ini membuat fungsi lapisan pelindung kulit Anda melemah sehingga tidak dapat melindungi kulit secara optimal.

Eksim ini juga ditandai dengan kulit yang kering dan berbintik. 

Masalah kulit ini umumnya terjadi pada anak-anak, tapi tidak menutup kemungkinan dapat dialami juga oleh orang dewasa.

Jika orang tua Anda memiliki riwayat masalah kulit ini, Anda akan berisiko mengalaminya karena kondisi ini dapat diturunkan secara genetik.

Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan mengobati gejala dengan obat oral seperti imunosupresan maupun obat topikal seperti salep dan pelembap.

7. Gigitan serangga

jenis gigitan serangga

Kulit gatal berair yang Anda alami juga bisa disebabkan oleh gigitan serangga, seperti nyamuk, kutu, dan tungau.

Tak hanya terasa gatal, gigitan serangga ini juga bisa menimbulkan sensasi terbakar dan kulit kemerahan. Gejala ini dapat bertahan hingga beberapa jam atau hitungan hari.

Perawatan untuk sebagian besar gigitan berupa kompres dingin, pengobatan antiseptik, hingga penggunaan obat topikal untuk meredakan rasa gatal, bengkak, dan bekas gigitan.

8. Epidermolisis bulosa

Epidermolisis bulosa merupakan kondisi kelainan kulit yang sangat jarang terjadi. 

Masalah kulit ini diakibatkan oleh faktor mutasi genetik yang diwariskan dan menyebabkan kulit jadi lebih rapuh, gatal, hingga melepuh.

Munculnya kulit melepuh berair yang berefek gatal pada pasien epidermolisis bulosa ini biasanya dipicu oleh suhu panas atau luka di kulit.

Pengobatan yang diberikan biasanya akan disesuaikan dengan gejala yang dialami dan perlu dipantau secara berkala oleh dokter karena termasuk penyakit yang cukup langka.

9. Pemfigoid bulosa

Pemfigoid bulosa merupakan penyakit kulit langka yang ditandai dengan kulit melepuh dan gatal berair yang diakibatkan oleh masalah sistem imun.

Kondisi ini umumnya menyerang orang lanjut usia sekitar 60 – 80 tahun.

Perlu pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk mengetahui apakah gejala gatal berair dan melepuh yang Anda alami merupakan pemfigoid bulosa.

Pengobatan pada masalah kulit ini biasanya menggunakan obat kortikosteroid dan pengobatan lain yang disesuaikan dengan kondisi komorbid pasien.

Kesimpulan

Ada sejumlah masalah kulit yang bisa menyebabkan gatal berair, mulai dari infeksi kulit hingga gigitan serangga. Jika memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan risiko terkena penyakit ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Impetigo: All You Need to Know. (2022). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 14 February 2023, from https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-public/impetigo.html

Murphy, P., Atwater, A., & Mueller, M. (2022). Allergic Contact Dermatitis. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532866/

Litchman, G., Nair, P., Atwater, A., & Bhutta, B. (2022). Contact Dermatitis. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459230/

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2023). Retrieved 14 February 2023, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/702/sekilas-tentang-varicella

Eczema: What It Is, Symptoms, Causes, Types & Treatment. (2023). Retrieved 14 February 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9998-eczema

Insect bites and stings – Symptoms . (2017). Retrieved 14 February 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/insect-bites-and-stings/symptoms/

Prodinger, C., Reichelt, J., Bauer, J., & Laimer, M. (2019). Epidermolysis bullosa: Advances in research and treatment. Experimental Dermatology, 28(10), 1176-1189. doi: 10.1111/exd.13979

Baigrie, D., & Nookala, V. (2022). Bullous Pemphigoid. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535374/

Versi Terbaru

17/02/2023

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Kenapa Muncul Bintik Bening Berair di Tangan yang Terasa Gatal?

8 Pilihan Salep Eksim yang Efektif untuk Meredakan Gejala


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 17/02/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan