- demam,
- bagian ruam terasa sakit dan membengkak,
- ruam terlihat kemerahan dari biasanya, serta
- ruam terasa hangat jika disentuh.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Impetigo adalah infeksi kulit bagian paling atas yang sangat mudah menular dan menyebabkan rasa sakit.
Akibatnya, ruam kulit berwarna merah dan berisi cairan akan terbentuk. Ruam tersebut bisa pecah kapan saja.
Ruam merah dapat muncul di bagian tubuh mana pun. Namun, seringnya terjadi di sekitar hidung, mulut, area sekitar tangan dan kaki.
Setelah pecah, ruam tersebut akan membuat kulit berkerak kuning dan cokelat.
Dikutip dari American Academy of Dermatology Association, impetigo adalah kondisi yang paling umum terjadi pada anak-anak, terutama anak usia 2 hingga 5 tahun.
Meskipun begitu, tetap ada kemungkinan orang dewasa terkena infeksi ini. Biasanya, orang dewasa yang terkena impetigo adalah mereka yang juga memiliki masalah kulit lain.
Dibandingkan dengan wanita, impetigo adalah penyakit yang lebih sering terjadi pada pria.
Impetigo terdiri atas dua tipe, yakni non-bulosa dan bulosa. Tipe non-bulosa lebih umum terjadi dibanding tipe bulosa. Terdapat beberapa perbedaan gejala di antara keduanya.
Tanda dan gejala impetigo non-bulosa adalah sebagai berikut.
Sementara itu, di bawah ini adalah tanda dan gejala impetigo bulosa.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan pada dokter spesialis kulit.
Bakteri adalah salah penyebab utama impetigo. Jenis bakteri yang dapat menimbulkan kondisi ini adalah bakteri strep (Streptokokus) dan staph (Staphylococcus).
Kedua bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui folikel (kantong kelenjar sempit) pada kulit yang rusak akibat luka.
Tak hanya luka terbuka, impetigo dapat terjadi pada luka kulit yang tidak terlihat seperti dermatitis atopik (eksim), poison ivy, gigitan serangga, luka bakar, atau lecet.
Pada beberapa kasus, impetigo juga bisa dialami oleh orang-orang yang kulitnya benar-benar dalam keadaan sehat.
Terkadang, impetigo terjadi saat anak-anak mengalami flu atau demam. Kondisi ini membuat kulit di bawah hidung mengelupas, yang nantinya akan membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh.
Anak dapat tertular penyakit ini ketika terkena paparan luka atau cairan yang terkontaminasi dari luka orang yang terinfeksi.
Setiap orang memiliki risiko pada penyakit-penyakit tertentu, salah satunya impetigo. Beberapa faktor risiko untuk impetigo adalah sebagai berikut.
Impetigo adalah penyakit yang biasanya tidak berbahaya. Pada infeksi ringan, luka akibat pecahnya ruam berair akan sembuh tanpa jaringan parut.
Namun, bukan berarti Anda boleh menyepelekan kondisi ini begitu saja. Meski jarang, di bawah ini termasuk komplikasi yang dapat terjadi saat anak maupun Anda mengidap impetigo.
Ruam saat impetigo adalah jenis yang sangat mudah pecah, baik karena garukan atau tidak sengaja tergores.
Tidak seperti lenting cacar, ruam dari penyakit kulit ini biasanya tidak meninggalkan bekas luka. Kecuali, jika luka cukup parah dan tidak tepat penanganannya, maka jaringan parut (keloid) bisa terjadi.
Bila tidak diobati, komplikasi seperti ektima adalah kondisi yang dapat menyerang pengidap impetigo. Ini merupakan jenis infeksi yang lebih parah.
Pasalnya, impetigo merupakan kondisi yang hanya terjadi di lapisan kulit paling atas, sementara ektima terjadi di bagian kulit yang lebih dalam.
Bila terkena infeksi ini, gejala yang akan muncul meliputi kulit melenting berisi nanah yang terasa sakit. Jika sudah pecah, kerak kuning kecokelatan yang terbentuk akan lebih tebal dan membuat kulit sekitarnya kemerahan.
Selain ektima, infeksi bakteri pada lapisan kulit atas juga bisa menyebabkan selulitis. Infeksi ini dapat memengaruhi jaringan di bawah kulit.
Infeksi akan semakin mudah menyebar akhirnya hingga ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Bila sudah terjadi, infeksi bisa menimbulkan gejala demam dan nyeri tubuh.
Masalah pada ginjal sebagai komplikasi impetigo adalah kondisi yang cukup langka, tapi bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada anak-anak.
Biasanya, jenis yang dapat berujung pada gagal ginjal dan kerusakan ginjal adalah impetigo yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus.
Ini terjadi karena bakteri yang menyebabkan peradangan masuk ke dalam aliran darah dan sampai ke bagian glomeruli.
Glomeruli adalah unit penyaringan dari ginjal. Saat bagian ini terinfeksi, ginjal akan kehilangan kemampuan untuk menyaring urin.
Penyakit kulit ini cukup diobati dengan salep atau krim antibiotik yang dioleskan langsung pada area yang terinfeksi. Untuk menggunakannya, rendam luka dalam air hangat atau dikompres terlebih dahulu.
Setelah keropeng atau kulit kering lepas, oleskan obat. Dengan begitu, efek obat dapat menembus kulit lebih baik.
Bila luka impetigo lebih parah atau tidak kunjung sembuh setelah diberi obat luar, anak Anda mungkin akan membutuhkan obat antibiotik minum.
Ingatlah, obat harus dihabiskan sesuai resep. Bahkan jika luka sudah mulai sembuh, jangan hentikan pengobatan karena hal ini dapat membuat anak lebih mudah kambuh dan penyakit jadi kebal terhadap antibiotik.
Beberapa obat yang biasanya digunakan untuk mengobati impetigo adalah sebagai berikut.
Selalu konsultasikan pada dokter sebelum Anda maupun anak yang mengalami kondisi ini menggunakan obat-obatan yang disebutkan.
Bicarakan dengan dokter jika pada hari ketiga beberapa luka bekas ruam yang pecah tidak juga mengering dan membaik.
Kemungkinan dokter akan merekomendasikan antibiotik lain atau mengganti obat dengan yang lebih ampuh.
Jika obat menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, jangan sungkan untuk meminta dokter meresepkan obat lain yang efek sampingnya lebih ringan.
Bagi orang yang terinfeksi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Selain mencegah penularannya, tindakan yang juga bisa mempercepat penyembuhan impetigo adalah sebagai berikut.
Penyakit kulit apa pun, termasuk impetigo tidak boleh digaruk. Tindakan ini bisa membuat lenting menjadi pecah dan semakin buruk kondisinya.
Terlebih, menyentuh area kulit yang terinfeksi juga bisa menyebarkan bakteri ke area kulit lainnya.
Infeksi kulit ini menyebar dengan sangat mudah. Jika Anda tidak ingin anggota keluarga lainnya terkena penyakit yang sama dan menyebabkan infeksi berulang, sebaiknya tidak meminjam benda pribadi seperti handuk, pisau cukur, pakaian, dan benda lainnya sampai Anda bebas dari infeksi.
Supaya tidak menyebabkan infeksi berulang, jaga luka bekas pecahan ruam tetap bersih. Bersihkan luka dengan air sabun dan air yang direkomendasikan dokter.
Setelah itu, tutupi luka dengan perban dan rekatkan plester supaya tidak lepas. Jangan lupa untuk mengganti perban secara rutin.
Supaya bagian tubuh lainnya tidak terkena infeksi, cucilah tangan Anda setiap selesai membersihkan kulit, setelah menggunakan toilet, saat ingin makan, dan ketika tangan kotor.
Cuci tangan dengan sabun lalu keringkan dengan handuk atau tisu bersih.
Pisahkan barang Anda atau pasien yang terinfeksi dari barang orang lain yang sehat, seperti seprai, handuk, atau pakaian.
Bila ingin dicuci, cucilah di tempat yang berbeda dengan direnda, dalam air panas terlebih dahulu. Setelah selesai, jemur di area yang terkena sinar matahari untuk mematikan bakteri.
Supaya lenting tidak pecah karena tidak sengaja terkena sentuhan tangan Anda, potong kuku Anda supaya pendek.
Kuku yang panjang dapat dengan mudah merobek kulit yang terinfeksi. Gunakan obat antigatal topikal supaya rasa gatal bisa berkurang.
Impetigo adalah penyakit kulit menular, baik itu dari satu area ke area tubuh lainnya atau satu orang ke orang lainnya.
Supaya tidak menularkan impetigo pada orang lain, langkah yang bisa Anda lakukan adalah hindari menggunakan benda yang sama secara bergantian, seperti handuk, pakaian, seprai, dan benda-benda lainnya yang disentuhnya.
Selain itu, Anda juga sebaiknya minta anak untuk menghindari kontak antarkulit dengan orang yang terinfeksi.
Anak dianjurkan untuk menghindari pengidap impetigo sampai luka terbuka sudah mengering dan yang terinfeksi telah dirawat dengan antibiotik selama 24 hingga 48 jam.
Selain menghindari kontak langsung dengan pasien, beberapa cara untuk mencegah impetigo adalah:
Itulah informasi lengkap seputar impetigo. Jika anak Anda, Anda, atau orang terdekat mengalami gejalanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Sementara bila anak atau ada orang terdekat yang memiliki penyakit kulit ini, pahami pengobatannya agar gejala bisa segera membaik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar