Divertikulitis adalah peradangan dan infeksi yang terjadi pada kantung-kantung usus besar. Sayangnya, penyakit ini sering terabaikan karena gejalanya cenderung mirip dengan penyakit lainnya. Padahal jika tidak segera diobati, kondisi ini menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti usus bernanah dan robek. Lantas, apa saja, sih, gejala divertikulitis itu?
Tanda dan gejala divertikulitis
Salah satu gejala divertikulitis yang paling umum dan mudah dikenali adalah nyeri akut di perut. Biasanya, rasa sakitnya muncul pada perut bagian bawah kiri. Namun, hal ini juga bisa terjadi pada perut bagian bawah kanan, terutama pada orang Asia. Kondisi ini dapat terjadi secara terus menerus dan berhari-hari, bahkan baru bisa hilang setelah diobati.
Tanda dan gejala divertikulitis yang paling umum lainnya meliputi:
- Mual
- Muntah
- Demam
- Keringat berlebihan di malam hari
- Perut terasa ditekan
- Konstipasi
Menurut Dr. Johnny Altawil, seorang ahli gastroenterologi di Gastrointestinal Associates di Knoxville, Tennessee, sakit perut akibat divertikulitis juga bisa terasa ringan dan lunak. Meski terkesan sepele, hal ini justru menandakan bahwa kantung usus besar (divertikulum) telah pecah dan membentuk abses alias kantong nanah.
Jika divertikulitis mencapai tahap kronis dan memicu komplikasi, rasa sakit yang ditimbulkan juga bisa disertai dengan adanya benjolan di bagian perut. Kondisi ini terasa seperti ada bola besar yang mengganjal bagian perut Anda.
Selain nyeri perut yang paling umum, penyakit divertikulitis juga dapat ditandai dengan gejala lainnya, seperti:
- Diare
- Peningkatan jumlah sel darah putih
- Kencing berdarah
- Denyut jantung meningkat
- Hipotensi
Gejala divertikulitis tersebut bisa menjadi pertanda bahwa kantung usus besar Anda sudah pecah dan menumpahkan isinya ke dalam rongga perut. Akibatnya, kondisi ini dapat memicu abses (kumpulan nanah), fistula (saluran abnormal sebagai akibat dari peradangan), atau peritonitis (peradangan pada membran rongga perut).
Apakah BAB berdarah termasuk gejala divertikulitis?
Karena divertikulitis terjadi pada usus besar, Anda mungkin jadi berpikir kalau BAB berdarah mungkin menjadi salah satu gejala divertikulitis. Pada beberapa kasus, peradangan usus besar memang bisa memicu luka dan menyebabkan perdarahan sehingga darahnya terbawa oleh feses dan menyebabkan buang air besar berdarah.
Dikutip dari Everyday Health, BAB berdarah bisa menjadi salah satu gejala divertikulitis, tapi kasusnya terbilang sangat jarang. Divertikulitis yang sudah kronis memang bisa membuat lapisan usus meradang sampai menyebabkan perdarahan.
Akan tetapi, satu gejala saja tidak cukup untuk membuktikan seseorang terkena divertikulitis. Jadi, BAB berdarah ini harus disertai dengan gejala lain yang mengarah kepada divertikulitis.
Lantas, bagaimana cara mengobati peradangan kantung usus besar (divertikulitis)?
Pada dasarnya, peradangan pada kantung usus besar atau divertikulitis yang ringan dapat diobati dengan minum antibiotik secara tepat. Efek antibiotik ini biasanya akan bekerja cepat dalam 24 jam untuk mengurangi rasa sakit hingga 3 sampai 5 hari ke depan. Jika terus dirutinkan minum obat, nyeri perut akibat divertikulitis ini akan hilang total dalam waktu 10 hari.
Namun, jika gejalanya justru memburuk setelah tiga hari, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan medis tambahan untuk mengetahui seberapa parah komplikasi yang dialami pasien. Dengan begitu, dokter dapat segera melakukan tindakan dan mengobati divertikulitis pada pasien.
Kalkulator BMI
Benarkah berat badan Anda sudah ideal?
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.