backup og meta

Polip Kolorektal

Polip Kolorektal

Polip usus besar atau polip kolorektal adalah salah satu gangguan sistem pencernaan yang perlu Anda waspadai. Jika terlambat ditangani, polip bisa berkembang menjadi kanker.

Apa itu polip kolorektal?

Polip kolorektal adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada dinding usus, tepatnya lebih sering terjadi pada usus besar (rektum). Jaringan polip biasanya berbentuk seperti tangkai jamur.

Ukuran polip dapat bervariasi, dari kecil hingga besar. Semakin besar polip maka semakin besar risiko polip kolorektal berkembang menjadi kanker atau prakanker.

Polip dapat tumbuh dengan atau tanpa batang. Pada sebagian besar kasus, polip tanpa batang lebih berisiko untuk berkembang menjadi kanker daripada yang memiliki batang. 

Ada tiga jenis polip yang paling umum tumbuh pada usus besar dan rektum, yaitu polip hiperplastik, polip adenomatosa, dan polip ganas.

  1. Polip hiperplastik cenderung tidak berbahaya dan tidak berkembang menjadi kanker, tetapi bisa menimbulkan gangguan jika ukurannya terlalu besar.
  2. Polip adenomatosa terdiri dari sel-sel kelenjar yang melapisi bagian dalam usus besar dan cenderung tumbuh menjadi kanker usus besar. 
  3. Polip ganas memiliki sel kanker di dalamnya dan dapat terlihat pada pemeriksaan mikroskopis.

Sebagian besar polip usus tidak bergejala. Prosedur skrining rutin, termasuk kolonoskopi dapat mendeteksi dan mencegah risiko kanker rektum (kanker kolorektal).

Seberapa umum kondisi ini?

Polip kolorektal merupakan penyakit umum yang dapat terjadi pada usia berapa pun. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dan orang dewasa yang lebih tua.

Melansir penjelasan Mayo Clinic, polip kolorektal lebih umum terjadi pada orang berusia 50 tahun atau lebih, obesitas, merokok, dan punya riwayat keluarga dengan polip atau kanker usus besar

Anda dapat menurunkan peluang terkena penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko tersebut. Silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala polip kolorektal

Kebanyakan orang dengan polip kolorektal tidak menunjukkan gejala apa pun. Anda mungkin akan merasa sehat sampai dokter menemukannya selama pemeriksaan usus besar.

Walaupun begitu, beberapa penderita polip usus besar mungkin merasakan tanda dan gejala umum yang meliputi:

  • perdarahan pada area rektum,
  • warna feses menjadi merah atau kehitaman,
  • perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit),
  • kram dan nyeri perut, dan
  • anemia defisiensi besi.

Polip besar dengan tonjolan kecil yang menyerupai jari (adenoma vili) bisa menghasilkan air dan garam yang menyebabkan diare.

Hal ini memicu turunnya kadar kalium dalam darah (hipokalemia). 

Terkadang, pertumbuhan polip pada area sekitar rektum dengan batang yang cukup panjang bisa mengarah ke bawah sehingga terlihat menggantung mendekati anus.

Kemungkinan terdapat tanda-tanda atau gejala yang tidak tercantum di atas. Jika mempunyai kekhawatiran tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Kebanyakan polip kolorektal tidak bergejala. Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami perdarahan dari rektum atau merasakan gerakan yang tidak biasa di dalam usus. 

Anda harus mengunjungi dokter saat polip sudah berkembang menjadi kanker. Penanganan yang lebih cepat dapat membantu Anda mencegah komplikasi yang lebih serius.

Penyebab polip kolorektal

Sakit perut

Walaupun penyakit pencernaan ini tidak diketahui pasti penyebabnya, ada sejumlah faktor risiko yang dapat memicu pertumbuhan polip pada usus besar dan rektum.

Para ahli berpendapat polip kolorektal bisa terjadi akibat mutasi genetik yang menyebabkan sel terus memperbarui diri, bahkan ketika tubuh Anda tidak membutuhkan sel-sel baru. 

Mutasi ini lantas menyebabkan pertumbuhan jaringan abnormal dalam usus besar atau rektum.

Ada dua kategori utama polip, yakni non-neoplastik dan neoplastik.

Polip neoplastik, termasuk polip hiperplastik, biasanya tidak akan berkembang menjadi kanker.

Sementara itu, polip non-neoplastik, termasuk polip adenomatosa, berpotensi menjadi kanker bila memiliki waktu yang cukup untuk tumbuh.

Semakin besar ukuran polip, semakin besar risiko kanker terjadi.

Faktor risiko polip kolorektal

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena polip kolorektal.

  • Berusia 50 tahun atau lebih.
  • Punya penyakit keturunan seperti adenomatosa poliposis familial dan sindrom Peutz-Jeghers.
  • Memiliki riwayat penyakit usus, seperti ulcerative colitis dan penyakit Crohn.
  • Kelebihan berat badan (obesitas) dan kurangnya aktivitas fisik.
  • Merokok dan minum alkohol berlebihan.
  • Mengidap diabetes tipe 2.
  • Ras kulit hitam yang berisiko lebih tinggi terkena kanker usus besar.

Diagnosis polip kolorektal

Tes skrining membantu Anda mendeteksi polip sebelum berkembang menjadi kanker. Dokter dapat merasakan adanya polip kolorektal dengan memasukkan jari ke dalam rektum. 

Namun, polip umumnya ditemukan selama prosedur sigmoidoskopi fleksibel yaitu pemeriksaan bagian bawah usus besar lewat perangkat tabung dengan cahaya dan kamera (viewing tube).

Jika menemukan polip selama sigmoidoskopi, dokter akan mendiagnosis lebih lanjut dengan prosedur kolonoskopi untuk memeriksa seluruh bagian usus besar.

Kolonoskopi memungkinkan dokter untuk melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi). Dokter lalu menganalisis ada atau tidaknya sel kanker dari jaringan tersebut.

Pengobatan polip kolorektal

penyebab polip empedu

Pemeriksaan perlu dokter lakukan secara lengkap karena biasanya terdapat lebih dari satu polip. Dokter mungkin akan melakukan prosedur pengangkatan semua polip tersebut.

Beberapa pilihan pengobatan untuk polip kolorektal umumnya bertujuan mengangkat polip guna mencegah polip berkembang menjadi kanker.

1. Pengangkatan polip (polipektomi)

Pengangkatan polip kolorektal dokter lakukan dalam prosedur kolonoskopi yang menggunakan alat pemotong atau loop kawat listrik. Prosedur ini umumnya hanya untuk polip kecil.

Jika polip tidak memiliki batang atau ukurannya terlalu besar, dokter akan melakukan operasi laparoskopi dengan membuat sayatan kecil pada perut untuk memasukan laparoskop.

Laparoskop adalah instrumen tabung tipis panjang dengan cahaya dan kamera yang akan masuk melalui sayatan perut untuk mengangkat polip dari usus besar.

2. Pengangkatan usus besar dan rektum (proktokolektomi total)

Dokter akan mengangkat usus besar dan rektum jika dokter mendiagnosis adanya risiko kanker atau pasien menderita adenomatosa poliposis familial yang mengancam jiwa.

Prosedur ini akan mengangkat bagian usus besar atau rektum yang memiliki polip, kemudian ujung potongan usus akan dokter sambungkan kembali.

Sejumlah obat anti-inflamasi ( NSAID) masih diteliti mengenai cara kerjanya dalam menghambat pertumbuhan polip pada pasien yang keluarganya memiliki riwayat adenomatosa poliposis.

Perawatan di rumah polip kolorektal

Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut ini mungkin bisa membantu Anda mengatasi polip kolorektal.

  • Menjaga pola makan yang sehat dengan memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
  • Mengurangi asupan lemak seperti lebih sedikit makan daging merah.
  • Berhenti merokok atau hindari minum alkohol berlebihan.
  • Olahraga secara teratur dan menjaga berat badan yang sehat.

Jika memiliki pertanyaan atau keluhan lain, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi Anda.

Ringkasan

  • Polip kolorektal adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada usus besar atau rektum. Sebagian besar bersifat jinak, tetapi beberapa dapat berkembang menjadi kanker.
  • Biasanya kondisi ini muncul tanpa gejala, tetapi dapat berupa pendarahan rektal, perubahan pola BAB, nyeri perut, atau anemia.
  • Mutasi genetik, usia >50 tahun, riwayat keluarga, pola makan tinggi lemak rendah serat, gaya hidup tidak sehat, dan penyakit radang usus.
  • Pengangkatan polip melalui kolonoskopi atau operasi, diikuti dengan pemeriksaan rutin dan perubahan gaya hidup. Skrining dini sangat penting untuk mencegah komplikasi.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Colon Polyps – NIDDK. (n.d.). Retrieved 18 November 2024, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/colon-polyps

Colon polyps. (2024). Retrieved 18 November 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-polyps/symptoms-causes/syc-20352875

Aarons, C. B., Shanmugan, S., & Bleier, J. I. (2014). Management of malignant colon polyps: current status and controversies. World Journal of Gastroenterology: WJG, 20(43), 16178.

Colon polyps: Different Types & Cancer Risk. (2024). Retrieved 18 November 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15370-colon-polyps

Colorectal polyps: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 18 November 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/000266.htm

DeMarco, C. (2022). Colon polyps: 10 things to know. Retrieved 18 November 2024, from https://www.mdanderson.org/cancerwise/colon-polyps–10-things-to-know.h00-159538167.html

Versi Terbaru

18/11/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Annisa Nur Indah Setiawati


Artikel Terkait

5 Jenis Obat Herbal yang Berpontensi Mengobati Kanker Kolorektal

BAB Sering Berdarah? Hati-hati, Bisa Jadi Tanda Kanker pada Saluran Cerna


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui kemarin

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan