Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup. Artinya, kadar kalium di dalam darah lebih rendah daripada batas normal.
Kalium merupakan mineral yang membantu membawa sinyal elektrik ke sel di dalam tubuh. Mineral ini berperan penting terhadap fungsi sel saraf dan otot.
Kadar kalium dalam darah normalnya berkisar antara 3,5 – 5,2 millimoles per liter (mmol/L). Bila kurang dari 2,5 mmol/L, Anda berisiko mengalami masalah kesehatan serius.
Kekurangan kalium pada lansia dapat menurunkan fungsi organ, kehilangan selera makan, hingga memicu risiko penyakit tertentu. Selain itu, sejumlah pengobatan tertentu bisa meningkatkan risiko kekurangan kalium.
Hipokalemia dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Meski begitu, kekurangan kalium cenderung dijumpai pada wanita.
Penurunan kadar kalium yang tidak signifikan mungkin tidak memicu gejala apa pun, tetapi bisa saja muncul dengan ringan. Di bawah ini sejumlah gejala kekurangan kalium yang dapat terjadi.
Tubuh yang kekurangan kalium biasanya menyebabkan otot melemah. Pasalnya, kalium membantu otot bekerja setelah menerima pesan dari otak.
Jadi, kadar kalium yang rendah dapat mengganggu komunikasi antara otak dan otot. Pada kasus yang parah, beberapa otot tak akan berfungsi sama sekali.
Gangguan komunikasi antara otot dan otak dapat memicu kontraksi otot yang terlalu kencang. Akibatnya, Anda mungkin mengalami kram otot.
Sementara itu, kalium juga mengontrol pasokan darah pada otot. Bila aliran darah tidak lancar, kerusakan otot dapat terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri dan kaku.
Kalium berperan penting dalam penyerapan nutrisi. Jika tubuh tidak dapat menyerap dan menerima nutrisi dari makanan yang dikonsumsi, Anda mungkin merasa kelelahan.
Hal ini juga memengaruhi suasana hati yang berubah tak menentu.
Hipokalemia ternyata bisa memicu sembelit. Hal ini dikarenakan pencernaan memerlukan otot esofagus, perut, dan usus agar bekerja dengan baik.
Pada saat makanan melewati makanan, kalium akan meneruskan pesan dari otak menuju otot. Bila kalium tidak cukup, otot tak akan berfungsi optimal dan menyebabkan perut kram dan menghambat pencernaan, alias sembelit (konstipasi).
Jantung terdiri dari otot. Sama seperti otot lainnya, otot jantung tergantung dengan kalium agar bisa berkontraksi dan relaksasi dengan normal.
Hipokalemia justru bisa memicu detak jantung yang tak teratur, atau palpitasi jantung. Anda bisa mengalami sensasi ini melalui dada, tenggorokan, atau leher.
Hubungan antara kalium dan kesehatan otot memiliki fungsi penting dalam proses pernapasan. Kadar kalium yang rendah dapat melemahkan diafragma dan menyebabkan Anda sulit bernapas.
Napas pendek juga bisa menjadi gejala penurunan fungsi jantung akibat kekurangan kalium.
Jika Anda merasakan salah satu atau lebih gejala yang telah disebutkan, segera konsultasikan dengan dokter.
Hipokalemia yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan masalah kesehatan yang serius hingga menyebabkan jantung berhenti berdetak.
Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab hipokalemia.
Namun, penyebab kekurangan kalium yang paling umum yaitu kehilangan zat kalium dalam urine terlalu banyak akibat konsumsi pil diuretik.
Selain itu, beberapa kondisi lainnya yang bisa membuat tubuh tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup antara lain:
Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terhadap kekurangan kalium meliputi:
Untuk kondisi hipokalemia, dokter perlu mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab tubuh kehilangan kalium dalam jumlah banyak.
Pada kebanyakan kasus, dokter akan meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan darah dan tes urine untuk memeriksa kadar kalium di keduanya.
Selain itu, dokter juga akan mencoba menarik hasil diagnosis melalui gejala yang dialami, seperti muntah, diare, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Setelah dokter berhasil mengenali apa penyebab kekurangan kalium yang dialami, Anda baru bisa mendapatkan pilihan pengobatan yang sesuai.
Umumnya, orang yang mengalami hipokalemia dan menunjukkan gejala memerlukan perawatan di rumah sakit. Anda juga membutuhkan pemantauan jantung untuk memastikan ritme jantung normal.
Di bawah ini beberapa cara mengobati kekurangan kalium yang biasanya dilakukan dokter di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi penyebabnya, dokter akan memberikan Anda pilihan pengobatan yang tepat.
Sebagai contoh, Anda mungkin diminta untuk mengonsumsi obat antidiare atau muntah guna mengatasi penyebab hipokalemia tersebut.
Bila diperlukan, Anda mungkin akan menggunakan suplemen kalium untuk mengembalikan kadar kalium yang rendah.
Sayangnya, penggunaan suplemen terkadang memicu lonjakan kalium yang terlalu cepat dan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Selama Anda dirawat di rumah sakit, dokter atau perawatan akan rutin memeriksa kadar kalium untuk memastikan tidak terjadinya hiperkalemia.
Hiperkalemia atau kadar kalium yang tinggi bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius, sehingga diperlukan pemantauan rutin dari petugas kesehatan.
Dokter biasanya merekomendasikan Anda untuk menjalani diet kaya kalium. Bila Anda memerlukan suplemen kalium, usahakan untuk memakannya setelah Anda makan.
Anda mungkin memerlukan suplemen magnesium karena kehilangan mineral magnesium biasanya terjadi pada pasien hipokalemia.
Beberapa makanan yang bisa menjadi sumber kalium yang sehat antara lain:
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter atau ahli gizi guna memahami solusi yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar