Cedera, peradangan, dan iritasi yang berlangsung dalam jangka panjang pada suatu jaringan tubuh bisa menyebabkan sejumlah komplikasi. Komplikasi tersebut bisa sangat beragam, mulai dari terbentuknya luka, kerusakan jaringan, hingga perforasi.
Kenali gejala, penyebab, serta pengobatan perforasi berikut ini.
Apa itu perforasi?
Perforasi adalah lubang yang terbentuk pada dinding suatu organ tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada semua bagian tubuh.
Namun, perforasi lebih banyak ditemukan pada lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar, rektum, dan kantong empedu.
Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terbentuknya luka atau lubang, mulai dari penyakit peradangan, penyumbatan saluran pencernaan, hingga kanker.
Cedera akibat luka tusuk atau operasi juga terkadang bisa menjadi penyebab kondisi ini.
Ketika luka atau lubang terbentuk, baik pada permukaan kulit maupun dinding organ tubuh, area tersebut akan rentan terhadap infeksi.
Infeksi ini dapat memicu peradangan dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan penumpukan nanah (abses).
Selain itu, adanya lubang pada jaringan tubuh juga dapat menyebabkan sepsis, yaitu penyebaran infeksi ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sepsis merupakan kondisi darurat medis yang membahayakan jiwa. Maka dari itu, perforasi tidak boleh diabaikan.
Tanda dan gejala perforasi saluran pencernaan
Lubang pada organ maupun saluran pencernaan dapat menyebabkan kebocoran isi usus ke dalam rongga perut.
Kondisi ini bisa mengakibatkan infeksi parah pada rongga perut yang dikenal sebagai peritonitis. Tanda-tanda perforasi gastrointestinal antara lain:
- sakit perut hebat,
- demam,
- menggigil, serta
- mual dan muntah.
Selain itu, peradangan pada rongga perut akibat perforasi juga bisa menimbulkan gejala lain seperti:
- sesak napas,
- badan lesu,
- sakit kepala,
- peningkatan detak jantung, serta
- perubahan frekuensi buang air kecil, buang air besar, atau kentut.
Perforasi pada saluran pencernaan dan peritonitis juga bisa membuat perut terlihat kembung atau keras. Bagian tertentu dari perut mungkin akan tampak menonjol ketimbang area lain di sekitarnya.
Rasa nyeri biasanya bertambah parah ketika Anda bergerak, menyentuh, atau meraba area perut yang bermasalah. Sensasi nyeri baru akan berkurang bila Anda berbaring tanpa bergerak.
Penyebab perforasi saluran pencernaan
Pembentukan lubang pada organ dan jaringan tubuh umumnya terjadi akibat penyakit atau cedera. Secara umum, berikut berbagai penyakit yang menjadi penyebab perforasi.
- Penyakit radang usus buntu (apendisitis).
- Peradangan pada kantong-kantong kecil dalam usus besar (divertikulitis).
- Tukak lambung atau tukak usus dua belas jari.
- Infeksi kantong empedu dan penyakit batu empedu.
- Kanker pada lambung atau usus.
- Kelainan bawaan yang menyebabkan pembentukan kantong kecil pada usus halus (Meckel’s diverticulum).
- Penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease), seperti penyakit Crohn atau ulseratif kolitis.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan perforasi, yaitu sebagai berikut.
- Trauma atau cedera pada perut.
- Operasi pada lambung atau area perut.
- Luka tusuk atau luka tembak pada perut.
- Menelan benda asing atau zat yang dapat mengikis jaringan tubuh, misalnya pembersih rumah tangga.
- Luka lambung yang berasal dari penggunaan rutin obat-obatan NSAID, steroid, atau aspirin.
- Meningkatnya tekanan pada kerongkongan akibat muntah berkali-kali.
- Endoskopi atau kolonoskopi, tapi risikonya sangat kecil.
Kondisi medis pada bagian tubuh tertentu juga dapat menjadi penyebab terbentuknya lubang pada saluran cerna.
Ambil contoh, operasi kerongkongan dan kanker kerongkongan bisa menyebabkan komplikasi berupa perforasi kerongkongan.
Sementara itu, tukak lambung yang telah berlangsung menahun dan dibiarkan tanpa pengobatan berisiko menyebabkan perforasi lambung.
Risiko perforasi akibat tukak lambung bisa bertambah besar bila Anda merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Diagnosis perforasi saluran pencernaan
Dokter akan melakukan pemeriksaan rontgen pada dada atau perut untuk memeriksa apakah ada udara pada rongga perut.
Udara bebas dalam rongga perut menandakan bahwa ada dinding jaringan atau organ yang robek.
Dokter mungkin juga memerlukan CT scan untuk mengetahui lokasi pasti dari luka atau lubang.
Selain itu, dokter akan melakukan tes darah untuk memeriksa:
- kadar asam darah,
- kadar hemoglobin,
- elektrolit,
- fungsi ginjal,
- fungsi hati, dan
- jumlah sel darah putih yang menjadi penanda infeksi.