backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Perforasi Esofagus

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 29/10/2021

    Perforasi Esofagus

    Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran panjang yang menjadi penghubung antara kerongkongan dan lambung. Ada banyak hal yang bisa merusak saluran ini dan mengacaukan proses pencernaan, salah satunya perforasi esofagus. 

    Apa itu perforasi esofagus?

    Perforasi esofagus adalah kondisi ketika adanya lubang pada kerongkongan. Bila dibiarkan, lubang tersebut memungkinkan makanan atau cairan bocor ke dada dan memicu masalah paru-paru yang parah. 

    Gangguan pada organ pencernaan ini umumnya disebabkan oleh muntah berkepanjangan hingga menjalani operasi tertentu. Gangguan ini dapat terjadi di sepanjang kerongkongan, termasuk leher, dada, dan perut. 

    Seberapa umum kondisi ini?

    Perforasi esofagus merupakan penyakit yang cukup langka, tetapi memerlukan penanganan medis segera. Pasalnya, kondisi yang juga disebut ruptur esofagus ini memiliki tingkat kematian yang tinggi, terutama ketika diagnosisnya tertunda. 

    Diskusikan dengan dokter terkait faktor-faktor risiko dari gangguan pada kerongkongan ini. 

    Tanda-tanda dan gejala perforasi esofagus

    penyebab muntah

    Umumnya, perforasi pada kerongkongan ditandai dengan rasa sakit di tempat lubang tersebut berada. Selain itu, ada beragam kondisi lain yang bisa menjadi gejala perforasi esofagus, meliputi: 

    • nyeri dada, 
    • kesulitan menelan
    • peningkatan denyut jantung, 
    • sulit bernapas, 
    • tekanan darah rendah, 
    • demam yang disertai panas dingin, 
    • muntah, terkadang disertai dengan darah,
    • rasa sakit atau kaku pada leher, dan
    • benjolan berisi udara di bawah kulit bila lubang berada di bagian atas kerongkongan. 

    Kapan saya harus ke dokter?

    Bila Anda mengalami salah satu gejala atau lebih, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat kondisi yang dialami terdiagnosis, semakin besar peluang kesembuhan yang Anda miliki. 

    Penyebab perforasi esofagus

    Bila kerongkongan Anda berlubang, isi kerongkongan dapat mengalir ke daerah sekitar dada (mediastinum). Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi pada daerah tersebut yang disebut sebagai mediastinitis

    Sementara itu, penyebab perforasi esofagus umumnya berkaitan dengan cedera selama prosedur medis. Namun, pemakaian alat yang lebih fleksibel seharusnya mengurangi risiko ruptur kerongkongan. 

    Lubang pada kerongkongan juga dapat terjadi akibat beberapa kondisi, antara lain: 

    • tumor, 
    • refluks asam lambung (GERD)
    • operasi pada kerongkongan, 
    • trauma atau cedera pada dada dan kerongkongan, 
    • sering mengangkat benda berat, 
    • mengejan saat BAB,
    • kanker kerongkongan,
    • muntah hebat (sindrom Boerhaave), dan 
    • menelan benda asing atau bahan kimia yang merusak kulit (kaustik), seperti pembersih rumah tangga. 

    Diagnosis perforasi esofagus

    Sama seperti pemeriksaan awal pada umumnya, dokter akan melihat riwayat kesehatan Anda dan gejala yang dialami. Bila dokter mencurigai adanya lubang pada kerongkongan, Anda mungkin akan diminta menjalani tes pencitraan seperti: 

    • rontgen dada
    • computed tomography (CT), 
    • Barrium swallow, atau
    • endoskopi untuk memeriksa lokasi dan tingkat keparahan perforasi. 

    Pemeriksaan di atas bertujuan melihat gelembung udara dan abses di dada, yaitu kantung berisi nanah. Selain itu, tes pencitraan membantu dokter melihat, apakah cairan yang bocor telah mengalir menuju paru-paru Anda. 

    Komplikasi ruptur esofagus

    Selain memiliki risiko kematian yang tinggi, pengobatan perforasi ruptur yang tidak tepat dan diagnosis yang lambat bisa menimbulkan komplikasi, seperti: 

    • mediastinitis, 
    • abses intratoraks, 
    • sepsis
    • gagal napas, dan 
    • syok. 

    Itu sebabnya, Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala yang disebutkan guna mendapat penanganan yang tepat. 

    Obat dan pengobatan perforasi esofagus

    endourologi

    Sebenarnya tidak semua kasus perforasi esofagus membutuhkan pengobatan karena tergantung pada ukuran dan lokasi munculnya lubang. 

    Meski begitu, beberapa kasus ruptur kerongkongan dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan operasi segera, selain terapi obat-obatan. 

    Terapi dan obat-obatan

    Bila lubang pada kerongkongan didiagnosis sejak dini, dokter mungkin akan menyarankan perawatan dengan mengeringkan cairan dari dada Anda. 

    Tidak hanya itu, Anda juga perlu minum antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi. Anda pun tidak diizinkan untuk makan atau minum apa pun hingga perawatan selesai. 

    Umumnya, dokter akan memberikan antibiotik dan cairan melalui infus, serta mendapatkan makanan lewat selang makanan. 

    Operasi

    Jika kebocoran cairan akibat adanya lubang pada kerongkongan sudah semakin parah, dokter akan merekomendasikan operasi untuk menutup lubang tersebut. Di bawah ini jenis operasi yang biasanya untuk mengatasi perforasi esofagus. 

    • Tube thoracostomy, yaitu drainase dengan selang dada. 
    • Endoscopic stent placement, yakni menutup lubang dengan stent lewat prosedur endoskopi
    • Primary repair yaitu pengobatan dengan memperbaiki struktur kerongkongan yang berlubang dan organ sekitarnya, seperti pleura, diafragma, dan otot interkosta. 
    • Esofagektomi yaitu mengangkat sebagian atau seluruh bagian kerongkongan bila kondisinya sudah sangat parah. 

    Peluang kesembuhan dari perforasi kerongkongan akan meningkat bila Anda mendapatkan perawatan dengan cepat, minimal dalam waktu 24 jam.

    Sayangnya, tingkat kelangsungan hidup akan turun secara drastis bila pengobatan ditunda lebih dari 24 jam pertama setelah mengalami sejumlah gejala.

    Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 29/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan