Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran panjang yang menjadi penghubung antara kerongkongan dan lambung. Ada banyak hal yang bisa merusak saluran ini dan mengacaukan proses pencernaan, salah satunya perforasi esofagus.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran panjang yang menjadi penghubung antara kerongkongan dan lambung. Ada banyak hal yang bisa merusak saluran ini dan mengacaukan proses pencernaan, salah satunya perforasi esofagus.
Perforasi esofagus adalah kondisi ketika adanya lubang pada kerongkongan. Bila dibiarkan, lubang tersebut memungkinkan makanan atau cairan bocor ke dada dan memicu masalah paru-paru yang parah.
Gangguan pada organ pencernaan ini umumnya disebabkan oleh muntah berkepanjangan hingga menjalani operasi tertentu. Gangguan ini dapat terjadi di sepanjang kerongkongan, termasuk leher, dada, dan perut.
Perforasi esofagus merupakan penyakit yang cukup langka, tetapi memerlukan penanganan medis segera. Pasalnya, kondisi yang juga disebut ruptur esofagus ini memiliki tingkat kematian yang tinggi, terutama ketika diagnosisnya tertunda.
Diskusikan dengan dokter terkait faktor-faktor risiko dari gangguan pada kerongkongan ini.
Umumnya, perforasi pada kerongkongan ditandai dengan rasa sakit di tempat lubang tersebut berada. Selain itu, ada beragam kondisi lain yang bisa menjadi gejala perforasi esofagus, meliputi:
Bila Anda mengalami salah satu gejala atau lebih, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat kondisi yang dialami terdiagnosis, semakin besar peluang kesembuhan yang Anda miliki.
Bila kerongkongan Anda berlubang, isi kerongkongan dapat mengalir ke daerah sekitar dada (mediastinum). Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi pada daerah tersebut yang disebut sebagai mediastinitis.
Sementara itu, penyebab perforasi esofagus umumnya berkaitan dengan cedera selama prosedur medis. Namun, pemakaian alat yang lebih fleksibel seharusnya mengurangi risiko ruptur kerongkongan.
Lubang pada kerongkongan juga dapat terjadi akibat beberapa kondisi, antara lain:
Sama seperti pemeriksaan awal pada umumnya, dokter akan melihat riwayat kesehatan Anda dan gejala yang dialami. Bila dokter mencurigai adanya lubang pada kerongkongan, Anda mungkin akan diminta menjalani tes pencitraan seperti:
Pemeriksaan di atas bertujuan melihat gelembung udara dan abses di dada, yaitu kantung berisi nanah. Selain itu, tes pencitraan membantu dokter melihat, apakah cairan yang bocor telah mengalir menuju paru-paru Anda.
Selain memiliki risiko kematian yang tinggi, pengobatan perforasi ruptur yang tidak tepat dan diagnosis yang lambat bisa menimbulkan komplikasi, seperti:
Itu sebabnya, Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala yang disebutkan guna mendapat penanganan yang tepat.
Sebenarnya tidak semua kasus perforasi esofagus membutuhkan pengobatan karena tergantung pada ukuran dan lokasi munculnya lubang.
Meski begitu, beberapa kasus ruptur kerongkongan dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan operasi segera, selain terapi obat-obatan.
Bila lubang pada kerongkongan didiagnosis sejak dini, dokter mungkin akan menyarankan perawatan dengan mengeringkan cairan dari dada Anda.
Tidak hanya itu, Anda juga perlu minum antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi. Anda pun tidak diizinkan untuk makan atau minum apa pun hingga perawatan selesai.
Umumnya, dokter akan memberikan antibiotik dan cairan melalui infus, serta mendapatkan makanan lewat selang makanan.
Jika kebocoran cairan akibat adanya lubang pada kerongkongan sudah semakin parah, dokter akan merekomendasikan operasi untuk menutup lubang tersebut. Di bawah ini jenis operasi yang biasanya untuk mengatasi perforasi esofagus.
Peluang kesembuhan dari perforasi kerongkongan akan meningkat bila Anda mendapatkan perawatan dengan cepat, minimal dalam waktu 24 jam.
Sayangnya, tingkat kelangsungan hidup akan turun secara drastis bila pengobatan ditunda lebih dari 24 jam pertama setelah mengalami sejumlah gejala.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar