backup og meta

Selain Diare, Ini Penyebab Lain BAB Air Plus Perawatannya

Buang air besar (BAB) berair biasanya disebabkan oleh diare. Selain karena diare, ternyata ada masalah kesehatan lain yang bisa menimbulkan gejala BAB cair seperti air. Agar tidak salah, kenali penyebab dan cara mengatasi BAb cair berikut ini.

Selain Diare, Ini Penyebab Lain BAB Air Plus Perawatannya

Penyebab BAB air selain diare

Tidak hanya diare, beberapa gangguan pencernaan berikut ini bisa menyebabkan konsistensi feses menjadi lebih cair.

1. Intoleransi laktosa

Tubuh Anda membutuhkan enzim laktase untuk memecah laktosa menjadi gula yang lebih sederhana menjadi glukosa dan galaktosa. Laktosa sendiri merupakan gula yang ada pada susu sapi. 

Terlalu sedikit enzim yang diproduksi oleh usus kecil ini dapat menyebabkan proses pemecahan laktosa menjadi terganggu. Akibatnya, Anda bisa mengalami masalah pencernaan, seperti BAB air.

Kondisi ini dikenal dengan istilah medis intoleransi laktosa. Selain BAB berair, Anda juga bisa mengalami gejala mengganggu lainnya, seperti:

  • mual dan muntah,
  • perut kram, dan
  • perut kembung.

Gejalanya ini biasanya muncul setelah Anda mengonsumsi susu atau produk yang mengandung susu.

2. Penyakit celiac

mitos penyakit celiac

Selain intoleransi laktosa, alasan lainnya kenapa BAB cair adalah karena memiliki penyakit celiac.

Gangguan pencernaan ini terjadi karena reaksi kekebalan terhadap gluten, yaitu protein yang ada pada gandum, jelai, atau gandum hitam. 

Bila Anda memiliki penyakit celiac, konsumsi gluten memicu reaksi di usus kecil. Seiring waktu, reaksi ini dapat merusak lapisan usus kecil dan mencegahnya menyerap beberapa nutrisi.

Kerusakan usus inilah yang sering kali menyebabkan diare, kelelahan, berat badan turun, kembung, dan anemia. Pada anak-anak, penyakit ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 

3. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah peradangan pada lapisan saluran pencernaan. Peradangan akitan penyakir Crohn ini paling sering terjadi pada area usus kecil.

Penyakit ini menyebabkan pembengkakan jaringan di saluran pencernaan, yang memicu gejala BAB air, kelelahan, penurunan berat badan, dan kekurangan gizi.

Penyebab peradangan tidak diketahui secara pasti. Namun ahli kesehatan percaya, bahwa kondisi ini terjadi karena sistem imun yang menyerang sel sehat dan faktor genetik.

4. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

Cara mengatasi ibs

Penyebab mencret cair berikutnya adalah karena penyakit sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome). 

Sindrom iritasi usus besar (IBS) merupakan sekelompok gejala yang memengaruhi kerja usus besar. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada cara kerja usus. 

Penyakit ini menyebabkan perut kram, sakit perut, kembung, BAB air, sembelit, atau keduanya.

IBS tidak menyebabkan perubahan pada jaringan usus atau meningkatkan risiko kanker kolorektal. Namun, gejala IBS bisa sangat mengganggu aktivitas harian.

5. Penggunaan antibiotik

Diare terkait antibiotik merupakan kondisi BAB berair yang terjadi setelah minum obat antibiotik.

Mengutip situs Mayo Clinic, sekitar 1 dari 5 orang yang minum antibiotik mengalami kondisi ini. Jenis antibiotik yang sering kali memicu diare, di antaranya:

  • Macrolides, seperti clarithromycin.
  • Sefalosporin, seperti cefdinir dan cefpodoxime.
  • Fluoroquinolones, seperti ciprofloxacin dan levofloxacin.
  • Penisilin, seperti amoksisilin dan ampisilin.

Cara mengatasi BAB air sesuai penyebabnya

Selain gejalanya yang mengganggu, BAB berair bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Berikut berbagai cara mengatasinya yang perlu Anda pahami.

1. Perawatan untuk intoleransi laktosa

Pengobatan utama untuk pengidap intoleransi laktosa adalah menjalani diet rendah laktosa. Pasien harus tahu makanan atau minum berlaktosa mana yang memicu gejala BAB air.

Lebih jelasnya, berikut beberapa langkah perawatan intoleransi laktosa.

  • Batasi konsumsi susu dan produk susu lainnya.
  • Sertakan porsi kecil produk susu dalam makanan biasa jika ini tidak menimbulkan gejala berarti.
  • Tetap makan dan minum es krim dan susu rendah atau bebas laktosa.
  • Tambahkan enzim laktase air atau bubuk ke dalam susu untuk memecah laktosa.

2. Pengobatan untuk penyakit celiac

Hingga saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit celiac.

Namun, gejala kondisi ini bisa diatasi dengan menjalani diet bebas gluten dan menghindari obat, kosmetik, maianna atau apsta gigi mengandung gluten. 

Menghilangkan gluten dari diet Anda secara bertahap akan mengurangi peradangan di usus kecil, membuat Anda merasa lebih baik dan akhirnya sembuh dari BAB air. 

Jika penyakit ini sudah menyebabkan anemia atau defisiensi nutrisi, dokter akan merekomendasikan suplemen dalam bentuk pil minum atau suntikan.

3. Penyembuhan penyakit Crohn

Tidak ada pengobatan untuk penyakit Crohn. Meski begitu, Anda dapat menjalani perawatan untuk meringankan gejala BAB air dengan minum obat antiradang dan obat penekan sistem imun. 

Operasi untuk penyakit Crohn juga bisa dilakukan. Tujuannya, untuk mengangkat bagian yang rusak dari saluran pencernaan dan menghubungkan kembali bagian yang sehat. 

Dokter juga merekomendasikan diet khusus dari mulut, selang, maupun disuntikkan ke pembuluh darah.

Tujuannya, memaksimalkan kecukupan nutrisi dan mengistirahatkan usus sehingga peradangan dapat berkurang.

Berapa lama mencret air sembuh?

BAB cair atau mencret air pada anak-anak maupun orang dewasa biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1 – 2 hari, tergantung tingkat keparahannya.

4. Pengobatan IBS

Hanya sejumlah kecil orang dengan IBS yang memiliki gejala parah. Beberapa orang dapat mengontrol gejala BAB cair seperti air dengan mengatur diet, mengurangi stres, dan mengubah pola hidup. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mengatasi IBS.

  • Menghindari makanan mengandung gas tinggi, gluten, atau karbohidrat tertentu yang memicu gejala.
  • Minum banyak air putih setiap hari.
  • Cukup tidur dan olahraga.
  • Konsumsi makanan tinggi serat.
  • Minum obat untuk meredakan gejala, misalnya laksatif atau suplemen serat.

5. Perawatan diare akibat antibiotik

Biasanya, gejala diare yang disebabkan oleh konsumsi antibiotik cenderung ringan dan dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Namun, jika gejalanya cukup parah, penggunaan antibiotik harus dihentikan.

Mengingat efek sampingnya lebih parah ketimbang manfaatnya. Dokter akan meresepkan antibiotik lain yang efek sampingnya lebih minim.

Beberapa penyebab BAB air yang menimbulkan keluhan gejala yang hampir serupa.

Jadi, diperlukan pemeriksaan dokter dalam menentukan diagnosis serta arahan dalam menangani kondisinya.

Kesimpulan

  • Penyebab BAB air selain diare, antara lain intoleransi laktosa, penyakit celiac, penyakit Crohn, sindrom iritasi usus besar, atau akibat penggunaan antibiotik.
  • Cara mengatasi kondisi ini disesuaikan dengan penyebabnya, seperti membatasi konsusmi makanan atau minuman mengandung laktosa, menjalani diet gluten, melakukan perubahan gaya hidup, dan konsumsi obat-obatan yang sesuai dengan kondisi tubuh.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2022). Lactose intolerance. Mayo Clinic. Retrieved 20 June 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lactose-intolerance/diagnosis-treatment/drc-20374238

Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2023). Celiac disease. Mayo Clinic. Retrieved 20 June 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/celiac-disease/diagnosis-treatment/drc-20352225

Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2024). Celiac disease. Mayo Clinic. Retrieved 20 June 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/crohns-disease/diagnosis-treatment/drc-20353309

Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2024). Celiac disease. Mayo Clinic. Retrieved 20 June 2025 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/irritable-bowel-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20360064

Versi Terbaru

20/06/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Gut-Brain Axis, Saat Pencernaan dan Otak Saling Terhubung

10 Penyebab Feses Bau Busuk, Apakah Berbahaya?


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes. · Magister Kesehatan · None · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 20/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan