Umumnya setelah konsumsi susu sempat lama dihentikan, usus akan memproduksi lebih sedikit enzim laktase. Perubahan ini membuat mereka lebih rentan mengalami intoleransi seiring waktu.
2. Intoleransi laktosa sekunder
Jenis intoleransi yang satu ini terjadi sementara akibat pengaruh penyakit pada sistem pencernaan, efek samping operasi, atau selama mengonsumsi obat tertentu.
Salah satu penyakit yang sering menyebabkan orang menjadi intoleran terhadap susu adalah muntaber (gastroenteritis) akut. Infeksi menyebabkan kerusakan sementara pada lapisan usus selama masih sakit.
Orang yang terkena muntaber cenderung mengalami mual, muntah, dan diare saat mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa. Namun, begitu sembuh, tubuhnya kembali bisa mencerna laktosa seperti biasa.
3. Intoleransi laktosa bawaan
Kondisi ini disebabkan karena seseorang tidak menghasilkan enzim laktase sejak lahir akibat kelainan genetik yang diturunkan.
Kedua sisi orangtua harus sama-sama memiliki gen mutasi untuk dapat menurunkan kondisi ini kepada sang bayi.
Apa yang meningkatkan risiko terkena intoleransi laktosa?
Berikut berbagai faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami intoleransi laktosa.
- Usia. Intoleransi laktosa bisa dialami siapa saja, tapi gejalanya cenderung lebih tampak jelas seiring bertambahnya usia.
- Lahir prematur. Bayi yang lahir prematur dapat mengalami kekurangan enzim laktase karena usus kecilnya belum terbentuk sempurna. Usus bayi belum membentuk sel-sel yang menghasilkan laktase sampai akhir trimester ketiga.
- Penyakit tertentu. Penyakit yang menyerang usus halus seperti penyakit Celiac atau penyakit Crohn bisa mengganggu jumlah enzim usus, termasuk laktase.
- Pengobatan. Orang yang menjalani perawatan kanker seperti terapi radiasi atau kemoterapi yang terfokus pada bagian perut berisiko lebih tinggi.
Komplikasi intoleransi laktosa
Laktosa pada dasarnya berfungsi membantu penyerapan zat gizi lain dalam makanan. Sementara itu, semua hidangan berbahan susu umumnya mengandung magnesium, kalsium, zinc, protein, serta vitamin A, vitamin B12, dan vitamin D.
Semua mineral dan vitamin ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Kalsium, magnesium, dan zinc, contohnya, penting untuk perkembangan tulang yang kuat dan sehat.
Jika tubuh tidak dapat menyerap laktosa, Anda akan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan akibat kekurangan zat gizi tertentu. Misalnya, Anda mungkin jadi lebih berisiko terkena osteopenia (kepadatan tulang yang rendah) atau osteoporosis.
Jika Anda intoleran terhadap laktosa dan khawatir tentang komplikasi yang mungkin ditimbulkannya, berkonsultasilah dengan ahli gizi.
Ahli gizi dapat menyesuaikan pola makan Anda atau menyarankan konsumsi suplemen guna memenuhi kebutuhan gizi.
Diagnosis intoleransi laktosa
Ada tiga tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis intoleransi laktosa, yaitu tes toleransi laktosa, tes napas hidrogen dan tes keasaman tinja.
1. Tes intoleransi laktosa
Tes ini dapat digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa. Anda biasanya akan diminta untuk puasa makan dan minum apa pun selama beberapa jam sebelum tes dimulai. Kemudian, darah Anda akan untuk dicek berapa kadar glukosa darah saat ini.
Selanjutnya, Anda akan diminta meminum cairan yang mengandung 50 gram laktosa. Sampel darah yang kedua akan diambil untuk melihat apakah ada perubahan pada kadar glukosa darah.
Jika tubuh mampu mencerna laktosa, kadar glukosa darah akan naik. Namun, jika kadar glukosa tidak naik, ini menandakan bahwa laktosa tidak dipecah karena Anda memiliki intoleransi laktosa.
2. Tes napas hidrogen
Prosedur tes ini sangat mirip dengan tes intoleransi laktosa. Setelah berpuasa selama beberapa jam, Anda akan diminta mengembuskan napas ke corong yang terhubung ke kantong foil seperti balon.
Selanjutnya, Anda akan meminum cairan yang mengandung hingga 50 gram laktosa. Proses ini kemungkinan akan diulang selama beberapa kali secara bertahap dalam kurun waktu 6 jam.
Normalnya, napas tidak mengandung hidrogen. Jika setelah diperiksa ternyata napas Anda mengandung hidrogen, kemungkinan penyebabnya adalah intoleransi laktosa. Hidrogen hadir dalam napas bila usus tidak bisa mengolah laktosa menjadi energi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar