backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab BAB Berbusa dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 03/02/2021

    Penyebab BAB Berbusa dan Cara Mengatasinya

    Jangan sepelekan BAB berbusa, karena hal ini bisa jadi tanda dari suatu gangguan kesehatan tertentu. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk bayi dan anak-anak. Lalu, apa saja penyebab dari BAB berbusa? Simak penjelasannya berikut ini.

    Penyebab BAB berbusa

    Sebenarnya, BAB yang berbusa bisa menjadi tanda dari sebuah penyakit lain yang Anda alami. Berikut ini berbagai kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan BAB berbusa.

    1. Infeksi

    Infeksi bakteri, parasit, dan virus yang menyerang sistem pencernaan dapat menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung gas. Gelembung gas inilah yang nantinya membuat feses berbusa.

    Biasanya, sumber infeksi paling umum yang menyebabkan feses berbusa yaitu parasit Giardia. Parasit ini dapat menginfeksi tubuh melalui konsumsi minuman dan makanan yang telah terkontaminasi.

    Selain itu, parasit ini juga bisa masuk ke dalam tubuh saat Anda tidak sengaja meminum atau berenang di air yang sudah tercemari oleh parasit Giardia.

    Tak hanya BAB yang berbusa, biasanya infeksi disertai dengan gejala lainnya seperti:

  • kelelahan,
  • perut kembung,
  • mual,
  • kram perut, dan
  • berat badan turun secara tiba-tiba.
  • Kondisi ini bisanya berlangsung selama dua hingga enam minggu hingga gejala mereda.

    2. Penyakit celiac

    Penyakit celiac merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang terjadi sebagai respon tubuh saat seseorang mengonsumsi gluten. Gluten merupakan jenis protein yang ditemukan di dalam gandum.

    Saat terkena penyakit celiac, sistem kekebalan tubuh bereaksi negatif terhadap gluten dan merusak lapisan usus kecil yang bisa menyebabkan gangguan penyerapan lemak hingga menyebabkan BAB jadi berbusa.

    Jika Anda memiliki penyakit celiac, tak hanya feses saja yang mengalami perubahan. Akan tetapi Anda akan merasakan berbagai gejala lainnya di antaranya:

    • anemia,
    • sembelit,
    • diare,
    • kelelahan,
    • sariawan,
    • kehilangan nafsu makan, dan
    • nyeri sendi.

    3. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

    IBS merupakan ketidakmampuan usus besar untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Pada orang dengan IBS, usus mengalami kontraksi yang tidak teratur sehingga bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti diare atau sembelit.

    Selain itu, orang yang mengalami IBS juga biasanya memiliki feses yang berlendir dan membuat tampilannya tampak seperti berbusa. Gejala lain yang juga turut dirasakan adalah kram dan nyeri perut, kembung, frekuensi sendawa yang lebih sering, serta kelelahan.

    4. Pankreatitis

    Penyakit yang juga bisa mendasari gejala BAB berbusa yang Anda alami yaitu pankreatitis.

    Pankreatitis merupakan radang kelenjar pankreas yang terbagi menjadi kondisi akut dan kronis. Masalah kesehatan yang satu ini menghalangi kemampuan seseorang untuk mencerna lemak.

    Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit di perut bagian atas hingga menyebar ke belakang perut. Peminum alkohol yang cukup berat, batu empedu, kanker pankreas, dan kelainan genetik bisa menjadi penyebab penyakit pankreatitis.

    Pankreatitis dapat menyebabkan tinja berbusa yang disertai dengan gejala lainnya seperti:

    • demam,
    • mual dan muntah,
    • denyut jantung lebih cepat dari biasanya, serta
    • perut membengkak.

    5. Operasi

    Selain masalah kesehatan, prosedur operasi perut juga bisa menyebabkan feses menjadi berbusa. Biasanya operasi ini akan menyebabkan sindrom usus pendek yang bisa menyebabkan seseorang mengalami diare kronis dan busa pada feses.

    Namun, kondisi ini bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya begitu kondisi tubuh telah pulih.

    Penyebab feses berbusa pada bayi

    Tak hanya orang dewasa yang bisa mengalami masalah ini, feses bayi juga kerap berbusa. Biasanya, bayi yang memiliki busa pada tinjanya menjadi tanda tubuh kelebihan laktosa, yaitu gula yang terkandung di dalam ASI.

    ASI terdiri dua bagian, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk yakni ASI yang keluar saat si kecil mulai mengisap payudara ibu. Sementara itu, hindmilk merupakan ASI yang keluar setelah foremilk. Hindmilk cenderung lebih kental dan mengandung lebih banyak kalori dan juga lemak.

    Baik foremilk maupun hidmilk harus didapatkan dalam jumlah yang seimbang, supaya pencernaan bayi tidak terganggu serta buang air besarnya tidak berbusa.

    Jika si kecil sering mengalami feses berbusa, usahakan untuk menyusuinya selama 20 menit di satu sisi sebelum beralih ke payudara lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bayi menerima cukup hindmilk untuk mengurangi keberadaan busa pada fesesnya.

    Memindahkan bayi dari payudara satu ke payudara lainnya terlalu cepat akan membuat si kecil terlalu banyak mengisap foremilk.

    Bagaimana cara mengatasi BAB yang berbusa?

    Seperti yang sudah dijelaskan, busa pada tinja bisa didasari oleh berbagai macam penyakit pencernaan.

    Untuk itu, Anda harus mengetahui terlebih dahulu bila ada penyakit yang Anda derita. Terutama jika feses Anda terus berbusa lebih dari dua kali, maka hal ini menjadi tanda peringatan yang diberikan tubuh untuk Anda sadari.

    Ditambah lagi, kondisi tersebut disertai dengan:

    • demam yang melebihi 38,6 derajat celcius,
    • adanya darah pada feses, dan
    • sakit perut yang cukup parah dan tak tertahankan.

    Setelah mengalami berbagai gejala di atas, tandanya Anda tak perlu lagi menunda-nunda untuk pergi ke dokter. Dari sana, dokter akan menentukan pengobatan apa yang sesuai untuk kondisi Anda.

    Bila penyebabnya intoleransi makanan tertentu, maka harus diketahui terlebih dahulu makanan apa yang bisa menimbulkan gejala BAB berbusa yang Anda alami. Kemudian, sebisa mungkin hindari konsumsinya.

    Begitu juga bila penyebabnya penyakit IBS, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi mengenai menu makan yang tepat. Sebab, beberapa makanan seperti gorengan dapat menimbulkan gas yang akan memperparah gejala yang dirasakan.

    Lain lagi bila dalangnya infeksi, dokter akan memberikan obat-obatan berupa antibiotik yang harus diminum rutin dalam jangka waktu tertentu.

    Bila Anda masih memiliki pertanyaan dan keluhan lainnya, jangan ragu konsultasikan kepada dokter.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 03/02/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan