Selain alergi makanan, beberapa orang juga bisa mengalami intoleransi. Ada beberapa zat dalam makanan dan minuman yang paling sering menimbulkan reaksi intoleransi dalam tubuh. Apa saja zat dan makanan serta minuman tersebut?
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Selain alergi makanan, beberapa orang juga bisa mengalami intoleransi. Ada beberapa zat dalam makanan dan minuman yang paling sering menimbulkan reaksi intoleransi dalam tubuh. Apa saja zat dan makanan serta minuman tersebut?
Intoleransi makanan adalah kondisi saat tubuh tidak bisa mencerna zat makanan atau minuman tertentu. Ini bukanlah respons imunitas atau sistem kekebalan tubuh, melainkan reaksi kimia antara zat makanan dalam tubuh dan kondisi pencernaan.
Ketika seseorang memiliki intoleransi terhadap suatu zat dalam makanan atau minuman, gejalanya bisa timbul beberapa jam setelah dikonsumsi, bahkan bisa muncul 48 jam setelah mengonsumsinya.
Pada sebagian besar orang, susu dan produk susu bisa menyebabkan reaksi intoleransi. Yang termasuk dalam produk olahan susu yakni keju, mentega, es krim, dan yogurt. Gejala dari intoleransi produk susu yang timbul yakni:
Ada dua zat yang bisa jadi penyebab beberapa orang mengalami intoleransi terhadap susu atau produknya, yakni laktosa dan kasein.
Laktosa
Karbohidrat jenis laktosa harus dipecah dulu menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat diserap tubuh. Pemecahan ini membutuhkan enzim bernama laktase. Namun, beberapa orang kekurangan enzim laktase sehingga mereka intoleransi terhadap laktosa.
Kasein
Produk susu pada dasarnya juga mengandung protein jenis kasein. Kasein ini mungkin sulit dicerna bagi beberapa orang hingga mengakibatkan radang atau pembengkakan di dalam sistem pencernaannya.
Gluten yaitu sejenis protein yang terkandung dalam biji-bijian seperti gandum dan jelai. Beberapa kondisi kesehatan yang berhubungan dengan gluten yakni penyakit celiac, dan sensitivitas non-celiac gluten.
Melansir Medical News Today, sensitivitas non-celiac gluten terjadi ketika Anda tidak menunjukan hasil tes positif terhadap penyakit celiac tetapi bereaksi negatif dengan gluten dalam tubuhnya.
Tidak diketahui bagaimana ini bisa terjadi, tapi orang dengan kondisi seperti ini akan menunjukan gejala intoleransi seperti diare, sakit perut, merasa lelah, perut kembung, dan depresi.
Makanan yang mengandung gluten antara lain tepung gandum, jelai, roti, sereal, pasta, kue-kue yang diolah dari tepung gandum, serta bir.
Normalnya, histamin akan mudah dimetabolisme dan diproduksi oleh tubuh. Histamin yaitu zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, sistem pencernaan, dan sistem saraf.
Meski demikian, beberapa orang tidak dapat menghancurkan histamin dengan benar. Penyebab paling umum kenapa orang mengalami intoleransi histamin adalah terganggunya fungsi enzim yang bertugas untuk memecah histamin
Enzim tersebut bernama diamine oxidase dan N-methytransferase. Histamin pun tidak bisa diolah dengan baik dan menjalankan fungsi normalnya. Orang dengan intoleransi terhadap histamin ini harus menghindari makanan tinggi zat kimia alami seperti:
Gejala yang akan timbul pada intoleransi histamin yakni:
Kafein yaitu zat kimia pahit yang ditemukan dalam berbagai macam minuman yakni kopi, teh, minuman berenergi, dan cokelat. Kebanyakan orang dewasa dapat mengonsumsi 400 miligram kafein atau setara dengan sekitar 4 cangkir kopi dalam sehari.
Beberapa orang sangat sensitif terhadap kehadiran kafein meskipun jumlahnya sangat sedikit. Orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap kafein biasanya disebabkan kondisi genetik dan adanya penurunan kemampuan metabolisme terhadap kafein.
Jadi saat kafein masuk ke dalam tubuhnya, sekecil apapun jumlahnya, tetap akan menimbulkan gejala intoleransi kafein yakni:
Salisilat yaitu zat kimia alami yang diproduksi oleh tumbuhan sebagai pelindung dari kondisi gangguan lingkungan seperti dari serangga maupun penyakit.
Zat kimia ini ditemukan dalam berbagai jenis bahan makanan seperti buah-buahan, sayuran, teh, kopi, rempah-rempah, kacang-kacangan, dan madu. Selain itu, salisilat ada pada pengawet makanan serta obat-obatan.
Kebanyakan orang tidak memiliki masalah dalam mengonsumsi salisilat dalam jumlah yang normal pada makanan. Namun, beberapa orang sangat sensitif terhadap keberadaan salisilat sehingga mereka mengalami intoleransi salisilat.
Sekecil apa pun jumlahnya, mereka mungkin akan mengalami:
Sulit untuk menghilangkan salisilat dari makanan, sehingga orang dengan intoleransi salisilat harus menghindari makanan tinggi salisilat seperti rempah-rempah, kopi, kismis, dan jeruk. Begitu pula dengan obat-obatan yang mengandung salisilat.
Fruktosa adalah jenis gula sederhana yang ditemukan pada buah dan sayur, pemanis, serta sirup jagung. Pada orang dengan intoleransi fruktosa, fruktosa tidak dapat diserap secara efisien ke dalam darah.
Dampaknya, fruktosa yang tidak dapat diserap tersebut menumpuk pada organ usus besar. Fruktosa ini akan difermentasi oleh bakteri usus dan menimbulkan ganggun pencernaan. Ada pun gejala-gejala yang timbul yaitu:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar