backup og meta

7 Gejala yang Dapat Menandakan Anda Terserang Muntaber

7 Gejala yang Dapat Menandakan Anda Terserang Muntaber

Muntaber adalah kondisi yang juga dikenal sebagai flu perut atau gastroenteritis. Sekilas gejalanya mirip diare biasa, namun ada gejala lain yang menyertai. Memangnya, apa saja gejala atau ciri-ciri muntaber? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.

Gejala muntaber yang umum terjadi

cara mencegah muntaber

Muntaber merupakan infeksi pada organ usus besar yang disesebabkan oleh virus rotavirus, bakteri E. coli, atau parasit.

Seseorang yang mengalami kondisi ini bisa disembuhkan dengan perawatan rumahan, seperti minum banyak air putih, oralit, minum obat diare yang dibeli di apotek, dan menyesuaikan jenis makanan.

Namun, terkadang muntaber juga bisa menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi jika tidak ditangani dengan baik. Komplikasi ini umumnya terjadi pada bayi, anak-anak, dan lansia.

Upaya mencegah keparahan muntaber dapat dilakukan dengan memahami gejalanya. Bila Anda lebih waspada dengan ciri atau gejala gastroenteritis, Anda dan orang di sekitar Anda akan lebih cepat mendapat perawatan yang sesuai.

Berikut beberapa gejala yang biasanya dialami pasien saat terkena muntaber.

1. Muntah

Muntah adalah gejala muntaber yang paling khas. Anda rentan mengalami mual dan muntah-muntah ketika kuman mulai menginfeksi dinding lambung dan lapisan usus.

Infeksi ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman. Alhasil, anda merasa mual dan bisa berakhir muntah-muntah.

2. Feses cair saat BAB

BAB yang lebih dari dua kali dalam satu jam dengan tekstur feses cair juga termasuk ciri atau gejala muntaber yang khas.

Infeksi membuat usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik. Berlebihan mengonsumsi makanan saat perut sedang meradang akan mendorong usus menarik cairan tubuh lebih banyak.

Kelebihan air tersebut akan menggenang di dalam usus. Inilah yang mengakibatkan tekstur feses menjadi lembek atau cair seperti air saat buang air besar.

3. Demam 

Selain mencret dan muntah, gejala khas lainnya yang dialami pasien saat muntaber adalah demam. Secara umum, demam merupakan respons peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi yang menyebabkan muntaber. 

Kondisi Anda yang terus muntah-muntah dan BAB juga akan menguras hampir sebagian besar cairan tubuh. Kehilangan cairan tubuh pun membuat Anda dehidrasi, kemunculannya dapat ditandai dengan demam.

Semakin parah gejala muntaber yang Anda alami ini, kemungkinan semakin parah dehidrasi yang akan terjadi. 

4. Kurang nafsu makan

Salah satu gejala muntaber yang juga harus diwaspadai yaitu menurunnya nafsu makan. Perut yang sedang meradang ini dapat membuat nafsu makan pasien yang mengalaminya berkurang.

Kurangnya nafsu makan bisa terjadi sebagai respons peradangan yang kompleks. Saat tubuh meradang, sistem imun akan memproduksi senyawa kimia yang disebut sitokin. Sitokin inilah yang memunculkan efek tidak nafsu makan selama kita sakit.

Meski begitu, jangan biarkan gejala muntaber ini terus berlarut. Hilang nafsu makan dalam jangka panjang dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan.

Maka itu, Anda harus tetap usahakan makan sedikit-sedikit sekalipun tidak nafsu. Anda bisa mengonsumsi bubur nasi, roti, atau buah pisang saat sedang muntaber. Ingat, tubuh butuh banyak energi untuk melawan peradangan akibat infeksi sampai tuntas.

5. Sering haus

Seseorang cenderung akan lebih mudah haus saat muntaber. Gejala dehidrasi ini muncul karena muntaber menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit akibat terus muntah atau buang-buang air.

Maka dari itu, penting untuk tetap selalu mencukupi kadar cairan tubuh selama sedang muntaber guna menghindari dehidrasi. Perbanyak minum air putih, larutan oralit, makanan berkuah bening, atau jus buah untuk menggantikan cairan tubuh.

6. Badan berkeringat

Tubuh yang berkeringat deras saat sedang muntaber sebetulnya merupakan efek dari gejala demam. Pasalnya, demam menyebabkan suhu tubuh naik drastis.

Hal tersebut kemudian memicu sistem saraf di otak mengirimkan pesan ke kelenjar keringat Anda untuk mengeluarkan air ke permukaan kulit Anda.

Pengeluaran keringat bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh secara alami. Keringat yang keluar sebagian besar terdiri dari air. Akan tetapi, keringat saat muntaber juga akan mengandung sejumlah kecil zat lain, seperti elektrolit (garam), urea, dan amonia.

7. Sakit kepala

Sakit kepala sering hadir beriringan dengan demam saat gejala muntaber menyerang. Dalam banyak kasus, ciri atau gejala muntaber ini juga menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi yang serius.

Saat menderita muntaber, sakit kepala muncul sebagai respons dari senyawa sitokin yang bekerja melawan kuman penyakit. Sementara melawan infeksi, sitokin juga dapat menyebabkan peradangan yang memicu sakit kepala pada beberapa orang.

Jika gejala muntaber ini muncul, segera ke dokter

penyebab muntaber

Dalam kebanyakan kasus, Anda bisa mulai merasakan ciri-ciri muntaber dalam 1 – 3 hari setelah terinfeksi. Namun, ada juga orang yang sudah merasakan gejala muntaber 12 – 48 jam setelah ia terpapar virus.

Gejalanya seringnya berlangsung selama 3 – 7 hari. Pada kasus yang parah, muntaber dapat bertahan hingga 10 hari. Meskipun bisa diobati dengan perawatan rumahan, muntaber yang parah perlu penanganan dokter. Terutama bila Anda mengalami:

  • muntah selama 2 hari atau lebih,
  • buang air terus-terusan dalam waktu 24 jam,
  • muntah darah,
  • mulut yang terasa haus, diikuti dengan gejala mulut kering, warna urine jadi kuning kecoklatan, pusing, dan lemas. serta
  • mengalami demam dengan suhu sekitar 40º Celcius.

Selain itu, tanda serius yang dialami oleh bayi dan anak yang terkena muntaber meliputi:

  • demam sekitar 38,9º Celcius,
  • tampak lesu dan lebih rewel dari biasanya,
  • BAB berdarah,
  • muntah terus-terusan dalam beberapa jam,
  • menangis tanpa air mata,
  • tidak buang air kecil dalam waktu 6 jam,
  • bagian atas kepala (fontanel) menjadi cekung, serta
  • tidak responsif atau tidak aktif seperti biasanya.

Gejala yang ditimbulkan saat muntaber serupa dengan beberapa masalah pencernaan. Oleh karena itu dokter akan melakukan pemeriksaan dengan mengamati gejala dan mungkin meminta Anda untuk melakukan tes kesehatan.

Tujuan pemeriksaan yaitu agar diagnosis dapat ditegakkan dan dokter dapat mengetahui penyebab muntaber.

Jika disebabkan oleh virus, Anda akan diberikan obat mengurangi gejala muntaber, seperti obat diare, obat penurun demam, serta pereda nyeri (paracetamol atau ibuprofen). Namun bila penyebabnya bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Viral Gastroenteritis (Stomach Flu). (2018). Mayo Clinic. Retrieved 29 January 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/viral-gastroenteritis/symptoms-causes/syc-20378847

Viral Gastroenteritis and Norovirus. (n.d.). Disease Prevention and Control, San Francisco Department of Public Health. Retrieved 29 January 2021, from https://www.sfcdcp.org/infectious-diseases-a-to-z/viral-gastroenteritis/

Dehydration. (2019). Mayo Clinic. Retrieved 29 January 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dehydration/symptoms-causes/syc-20354086

Nausea and Vomiting. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 29 January 2021, from https://www.mayoclinic.org/symptoms/nausea/basics/definition/sym-20050736

Versi Terbaru

05/02/2021

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Sakit Perut Karena Keracunan Makanan Atau Gejala Muntaber? Begini Membedakannya

Sering Dikira Mirip, Ini Perbedaan Diare dan Muntaber


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 05/02/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan