Tahukah Anda bahwa gastritis juga bisa bersifat erosif atau nonerosif? Gastritis erosif adalah kondisi lapisan pelindung lambung yang mengalami pengikisan dan berpotensi menyebabkan luka atau tukak pada lambung. Mari ketahui lebih lanjut seputar kondisi ini.
Apa itu gastritis erosif?
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Ada beberapa jenis gastritis, salah satunya gastritis erosif.
Gastritis erosif atau dikenal juga dengan gastritis erosiva adalah adanya banyak lesi (kerusakan jaringan) pada selaput lendir di lambung, tepatnya di area lamina propria.
Lamina propria merupakan lapisan pembentuk selaput lendir yang memisahkan lapisan paling dalam sel dari lapisan jaringan otot polos.
Peradangan yang terjadi biasanya akut dan bisa menyebabkan perdarahan.
Akan tetapi, peradangan mungkin juga bersifat kronis (terjadi selama bertahun-tahun) dengan sedikit atau tanpa gejala sama sekali.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Gastritis erosif adalah penyakit yang sangat umum terjadi pada lansia dan lebih sering menyerang pria ketimbang wanita.
Orang-orang yang usianya lebih muda bisa juga terkena penyakit ini karena berbagai penyebab dan adanya faktor risiko.
Tanda dan gejala gastritis erosif
Menurut National Organization for Rare Disorders, pasien dengan gastritis erosiva ringan sering kali tidak mengalami gejala.
Namun, ada beberapa pasien yang mengeluhkan gejala gastritis seperti berikut.
- Gejala maag yang meliputi perut mulas, terasa kembung, mual, dan ingin muntah
- Sensasi panas di dada hingga tenggorokan (heartburn)
- Nafsu makanan menurun dan merasa kelelahan
Sering kali, tanda pertama dari erosi lambung adalah hematemesis atau memuntahkan sesuatu dari mulutnya (makanan atau cairan) yang disertai dengan darah.
Selain itu, orang dengan kondisi ini mengalami gejala seperti berikut.
- Melena. Kondisi perdarahan pada usus besar yang menyebabkan feses berwarna hitam karena bercampur darah.
- Nasogastric aspirate. Keluarnya cairan bercampur darah akibat adanya perdarahan di saluran pernapasan dan lambung ketika tersedak karena kesulitan menelan.
Gejala kondisi ini ini biasanya terjadi dalam 2 – 5 hari. Pada kasus parah, perdarahan pada lambung bisa menyebabkan anemia (tubuh kekurangan sel darah merah).
Kapan harus periksa ke dokter?
Setiap orang mungkin menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Tingkat keparahan gejala juga bergantung seberapa banyak lesi yang ada pada lambung.
Bila Anda menemukan gejala yang tidak disebutkan di atas, jangan sungkan untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter. Kadang kondisi ini tidak menimbulkan gejala, kecuali jika sudah cukup parah.
Jika gejala umum, seperti maag membuat Anda merasa terganggu, pergi ke dokter adalah langkah yang paling tepat.
Begitu juga ketika Anda menyadari bahwa obat maag yang Anda beli dari apotek atau diresepkan dokter tidak menunjukkan efek.
Penyebab gastritis erosif
Secara garis besar, penyebab gastritis erosif tidak jauh berbeda dengan jenis gastritis lain. Namun, yang paling umum menjadi penyebab erosi lambung adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan obat NSAID
Obat NSAID seperti ibuprofen, naproksen, dan aspirin sering digunakan untuk meredakan nyeri dari berbagai kondisi.
Sayangnya, obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka panjang, apalagi jika memang tidak dibutuhkan.
Pasalnya, obat bisa mengurangi kadar zat khusus yang melindungi lapisan perut. Semakin lama, lapisan pelindung akan menipis dan rusak.
2. Konsumsi alkohol
Zat yang terkandung pada alkohol bisa mengikis lapisan perut.
Jika alkohol diminum secara berlebihan dan terus-menerus, perut akan rentan dengan berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah gastritis erosiva.
3. Stres
Stres berpengaruh dengan kesehatan sistem pencernaan, terutama pada produksi asam lambung. Jika stres makin parah, asam lambung akan diproduksi secara berlebihan.
Kelebihan asam lambung yang tidak dibutuhkan ini bisa mengiritasi lapisan lambung dan menyebabkan gastritis erosif.
4. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan pengobatan yang dilakukan pada pasien kanker.
Pengobatan ini bisa mengganggu sel-sel di lambung sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan.
Ini mungkin terjadi jika terapi dilakukan di sekitar perut atau dada.
5. Infeksi virus, cedera, dan masalah kesehatan
Infeksi virus cytomegalovirus dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti gastritis erosiva.
Adanya cedera pada pembuluh darah juga bisa meningkatkan risiko gastritis.
Gangguan pencernaan ini juga bisa disebabkan oleh penyakit Crohn, yaitu peradangan pada ileum (bagian ujung dari usus besar).
Faktor risiko gastritis erosif
Seseorang bisa terkena gastritis erosif karena memiliki faktor risiko. Beberapa faktor risiko dari gastritis erosif adalah sebagai berikut.
- Lansia. Usia menjadi faktor risiko karena mereka mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri. Orang lanjut usia juga memiliki organ pencernaan yang sudah mulai berkurang fungsi dan kondisinya.
- Stres berkepanjangan. Stres berkepanjangan bisa memperburuk sistem pencernaan. Selain itu, orang yang stres cenderung melampiaskan hal ini dengan minum alkohol berlebihan sehingga meningkatkan risiko gastritis erosif.
Diagnosis gastritis erosif
Pada kasus ringan, gastritis erosif tidak menimbulkan gejala sehingga dokter tidak bisa menegakkan diagnosis hanya dengan melihat gejalanya saja.
Dokter kemungkinan besar akan meminta Anda untuk melakukan endoskopi lambung.
Tes ini dilakukan dengan alat khusus, yakni gastroscope yang dilengkapi dengan lensa. Alat ini akan melewati tenggorokan, kerongkongan, hingga mencapai lambung.
Tujuannya untuk melihat adanya peradangan dan memastikan seberapa parah peradangan.
Bila ditemukan area yang mencurigakan, dokter akan mengambil sampel jaringan kecil (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
Pengobatan gastritis erosif
Sebagian besar kasus, pengobatan gastritis erosif adalah minum obat penetral asam lambung, yakni antasida, ranitidine, atau cimetidine.
Jika menyebabkan perdarahan, dokter akan meresepkan obat prostaglandin E1 analog, seperti Cytotec (misoprostol).
Obat ini terbukti mencegah terbentuknya lesi di lambung terkait penggunaan obat NSAID.
Obat ini memiliki pengaruh pada janin yang sedang berkembang. Oleh karena itu, Anda perlu memastikan diri tidak sedang hamil sebelum menggunakan obat.
Beberapa di antaranya juga perlu menjalani proses pembedahan, seperti gastrektomi total dan angiografi, untuk menghentikan perdarahan lambung yang parah.
Kemudian, Anda perlu mendapatkan cairan infus dan transfusi darah sesuai kebutuh untuk mencegah terjadinya anemia.
Perawatan di rumah
Selain pengobatan dokter, Anda perlu menerapkan perawatan gastritis erosif di rumah agar kondisinya cepat membaik. Langkah-langkahnya seperti berikut.
- Makan sedikit tapi sering. Makan dalam porsi besar bisa merangsang produksi asam lambung berlebihan sehingga akan memicu gejala. Akan lebih baik Anda makan sedikit, tapi lebih sering.
- Hindari makanan pemicu gejala. Beberapa makanan dapat mengiritasi lambung, terutama makanan pedas, asam, dan berlemak.
- Berhenti minum alkohol. Alkohol dapat mengikis lapisan lambung sehingga memperparah gejala gastritis erosif.
- Berhenti minum obat NSAID. Sebagai gantinya, Anda bisa melakukan pengobatan alami untuk mengurangi nyeri, seperti kompres air hangat.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Ringkasan
- Gastritis erosif adalah peradangan pada lapisan lambung yang menyebabkan erosi atau luka kecil pada dinding lambung.
- Gejalanya termasuk nyeri atau rasa terbakar di perut, mual dan muntah, perut kembung, kehilangan nafsu makan, dan rasa lelah.
- Penyebab kondisi ini yaitu penggunaan obat NSAID, infeksi bakteri H.pylori, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres berat.
[embed-health-tool-bmr]