menyebabkan kejang pada otot kerongkongan, meningkatkan produksi asam lambung, memperparah diare atau sembelit, serta menimbulkan rasa mual. Dr. Koch juga menambahkan bahwa pada kasus yang parah, stres dapat mengurangi aliran darah dan oksigen menuju lambung.
Stres tidak hanya memperparah maag, tapi juga memicu kram, peradangan, dan gangguan keseimbangan bakteri usus.
Berbagai gangguan tersebut dapat memperparah gejala pada pasien tukak lambung, sindrom iritasi usus (IBS), dan penyakit radang usus (IBD).
Oleh sebab itu, orang yang memiliki gangguan pencernaan amat dianjurkan untuk mengelola stresnya.
Beda gejala maag dan rasa cemas

Meskipun berasal dari sistem yang berbeda, maag dan rasa cemas memiliki beberapa gejala yang mirip.
Ketika Anda mengalami kecemasan yang berat, efeknya memang dapat memengaruhi sistem pencernaan.
Baik maag, stres, dan rasa cemas sama-sama bisa menimbulkan heartburn, mual, dan sakit perut.
Anda mungkin merasa seperti ada yang tersangkut dalam kerongkongan. Perasaan susah menelan ini kadang disertai dengan suara serak.
GERD dan gangguan kecemasan juga sama-sama bisa mengganggu tidur.
Biasanya, berbaring membuat gejala GERD makin parah karena asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Ditambah lagi, rasa cemas berlebih membuat Anda susah tidur.
Namun, tetap saja ada perbedaan antara gejala maag dan kecemasan.
Selain gejala umum tersebut, pasien GERD mungkin juga kesulitan menelan atau mengeluarkan cairan saat sendawa.
Sementara itu, gejala gangguan kecemasan di luar sistem pencernaan meliputi:
- rasa gelisah dan tidak bisa diam,
- jantung berdebar,
- otot berkedut,
- nyeri dada,
- rasa takut yang muncul tiba-tiba,
- serangan panik,
- napas menjadi cepat,
- sesak napas,
- ketegangan fisik atau mental, dan
- kesulitan untuk fokus.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar