Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Kista hepar atau biasa disebut kista hati adalah kantung yang berisi cairan pada organ hati. Kondisi yang dialami sekitar 5% dari populasi dunia ini tidak menimbulkan gejala.
Bahkan, kista hepar sering kali ditemukan secara kebetulan saat tes pencitraan perut, seperti CT scan atau MRI. Umumnya, satu atau lebih kista hepar tidak menyebabkan masalah apa pun, alias jinak.
Meski begitu, jumlah kista yang banyak dengan ukuran yang besar tentu membutuhkan perhatian medis karena dapat menyebabkan rasa nyeri, terutama pada perut. Bila rasa tidak nyaman yang muncul tidak membaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Kista hati dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
Penyakit kista hepar dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia dan jenis kelamin. Namun, penyakit kista tidak menular ini paling banyak ditemukan pada wanita dan risikonya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Walaupun demikian, gangguan pada fungsi hati ini dapat diatasi dengan mengurangi faktor pemicunya. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Kebanyakan kasus kista hati tidak menunjukkan gejala. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ada beberapa gejala yang cukup mengganggu saat kista hepar membesar, yakni:
Pada kasus yang jarang, pasien juga mengeluhkan nyeri bahu yang tiba-tiba datang dan terasa parah. Para ahli menganggap hal ini disebabkan oleh perdarahan yang terjadi ke dalam kista.
Umumnya, kista hepar berukuran kecil dengan jumlah yang sedikit tidak membutuhkan perawatan medis karena tidak menyebabkan gejala apa pun.
Namun, ketika Anda merasakan tanda dan gejala yang sudah disebutkan, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Perlu diingat bahwa tubuh setiap orang bereaksi dengan cara yang berbeda. Alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganannya.
Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pasti dari kista hepar. Namun, kista biasanya muncul ketika area kecil dari sel-sel hati mati atau rusak. Kerusakan pada sel hati umumnya disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Sementara itu, kista juga dapat berisi cairan atau lendir, tetapi tidak menandakan Anda tengah mengalami penyakit liver. Pasalnya, hati memiliki banyak area lain yang dilengkapi dengan sel-sel sehat, sehingga tetap berfungsi dengan normal.
Pada beberapa kasus, kista hepar juga dapat muncul akibat beberapa hal, yakni:
Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kista hati.
Kista hati lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, tetapi selisihnya tidak jauh berbeda. Angka perbandingan wanita dan pria adalah 1,5 : 1.
Seiring bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya pada wanita semakin meningkat dibandingkan pria.
Fibrosis dan sirosis yang disebabkan oleh penyakit hati, seperti hepatitis, bukanlah faktor risiko untuk kista sederhana atau penyakit polikistik.
Fibrosis hati kongenital biasanya berkaitan dengan kista dan menyerupai sirosis dari penyakit virus. Meski begitu, umumnya sirosis hati tidak meningkatkan risiko pertumbuhan kista.
Kista hepar paling sering didiagnosis menggunakan tes pencitraan, seperti:
Bahkan, kebanyakan kasus melaporkan bahwa kista hati sering kali dideteksi secara kebetulan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada perut untuk merasakan adanya benjolan kista.
Bila kista disebabkan oleh bakteri, jenis kista ini akan diperiksa melalui tes darah. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi Echinococcus, bakteri penyebab kista, dalam darah.
Umumnya, kebanyakan kista hati tidak perlu diobati. Namun, ukuran kista yang besar dengan jumlah yang banyak biasanya menimbulkan rasa sakit, sehingga memerlukan penanganan medis.
Ada beberapa jenis pengobatan untuk mengatasi kista hepar, antara lain:
Kista yang menyebabkan gejala, alias simptomatik, akan menjadi membesar atau ganas, sehingga harus diangkat lewat prosedur bedah. Pengangkatan sebagian hingga seluruh dinding kista pada hati adalah cara mengatasi kista yang paling terbaik.
Hal ini terutama dilakukan pada kasus kistadenoma dan kistadenokarsinoma. Proses pengangkatan kista dilakukan dengan laparoskopi, yaitu prosedur bedah tanpa membutuhkan sayatan yang besar atau banyak.
Prosedur bedah ini memanfaatkan alat bedah khusus yang dipasangkan melalui selang yang dimasukkan ke dalam perut.
Bila kista disebabkan oleh parasit Echinococcosis, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi. Obat antibiotik ini juga akan dikombinasikan dengan bedah dan kemoterapi yang berlangsung selama dua tahun untuk meringankan gejala.
Selalu diskusikan dengan dokter terkait pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Penyakit hati polikistik (PLD) adalah munculnya beberapa kista pada hati. Kista polikistik ini biasanya dapat menimbulkan rasa sakit tanpa memengaruhi fungsi hati.
Bila PLD memengaruhi fungsi hati atau memicu rasa sakit yang parah, Anda mungkin membutuhkan prosedur medis. Meski begitu, kista dapat muncul kembali setelah operasi.
Pasien penyakit polikistik hati terlahir dengan penyakit ini. Namun, kista normalnya tidak akan tumbuh sampai mereka dewasa. Kista yang terjadi akibat PLD bersifat genetik, yaitu penyakit yang terjadi secara turun-temurun dari anggota keluarga kandung.
Kebanyakan penderita PLD juga mengalami penyakit ginjal polikistik (PKD). Keduanya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal ginjal. Itu sebabnya, pasien kista hati polikistik terkadang membutuhkan transplantasi hati dan ginjal.
Bila dokter mendeteksi satu atau beberapa kista pada hati Anda (kista sederhana), tidak perlu khawatir. Anda bisa mengurangi risiko kista berkembang biak dan membesar dengan melakukan pola makan yang sehat.
Pola makan memang menjadi salah satu faktor yang memicu kerusakan sel-sel pada hati. Dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat, Anda mungkin dapat menghindari risiko kista berkembang biak.
Pola makan sehat untuk mengurangi risiko pertumbuhan kista meliputi:
Selama menjalani pola makan sehat, Anda juga disarankan meminimalkan paparan zat yang dapat merusak fungsi hati, seperti obat-obatan dan bahan kimia lingkungan.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar