4. Sirosis bilier primer

Sirosis bilier primer terjadi ketika kantong empedu mengalami penurunan fungsinya karena adanya kerusakan.
Penyakit ini masuk golongan gangguan autoimun dan yang sekarang disebut sebagai primary biliary cholangitis (kolangitis bilier).
Gejala sirosis bilier primer bisa termasuk sakit perut bagian atas setelah makan, mual, kembung, dan gangguan pencernaan.
Penyebab pasti dari sirosis bilier primer belum diketahui. Beberapa faktor risiko utama penyakit ini adalah gangguan autoimun dan kelainan genetik yang dapat berpengaruh terjadinya sirosis bilier primer.
Pengobatan sirosis bilier primer melalui cara pemberian obat-obatan yang bertujuan untuk meningkatkan kembali fungsi hati.
5. Kanker kantong empedu
Kanker kantong empedu jarang terjadi. Ketika kanker kantong empedu ditemukan pada tahap awal, peluang untuk sembuh akan jadi lebih baik.
Pada stadium awal, kanker kantong empedu seringkali tidak menimbulkan tanda atau gejala yang spesifik. Namun, gejala kanker kantong empedu bisa meliputi kondisi berikut.
- Sakit perut, terutama di bagian kanan atas perut.
- Perut kembung.
- Berat badan turun drastis.
- Menguningnya kulit dan bagian putih mata (penyakit kuning).
Selain itu, letak kantong empedu yang relatif tersembunyi membuat sel kanker bisa tumbuh tanpa terdeteksi.
6. Primary sclerosing cholangitis
Primary sclerosing cholangitis (PSC) merupakan salah satu jenis penyakit empedu yang ditandai lewat pembentukan jaringan parut di dalam saluran empedu.
Jaringan parut akan membuat saluran empedu mengeras dan menyempit sehingga menyebabkan kerusakan hati serius.
Berdasarkan US National Library of Medicine, faktor genetik diduga memicu pembentukan jaringan parut lantaran PSC sering kali terjadi pada sejumlah orang dalam satu keluarga dengan riwayat penyakit tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan gen human leukocyte antigen (HLA). HLA sendiri berfungsi untuk membantu sistem imun membedakan protein tubuh dengan benda asing, misalnya bakteri dan virus.
Gejala yang dialami penderita primary sclerosing cholangitis baru dirasakan setelah memiliki penyakit tersebut selama bertahun-tahun. Pada tahap awal penyakit ini, pasien umumnya mengalami:
- gatal gatal pada kulit,
- kelelahan,
- nyeri pada perut, dan
- sakit kuning (jaundice).
Seiring berkembangnya penyakit, pasien bisa saja mendapati gejala-gejala lebih lanjut seperti:
- pembesaran hati (hepatomegali),
- penurunan berat badan, dan
- pembesaran limpa (splenomegali).
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit empedu ini adalah pengobatan antibiotik untuk infeksi bakteri, operasi untuk penyumbatan saluran empedu, dan transplantasi hati.
7. Refluks empedu

Refluks empedu merupakan gangguan empedu saat cairan empedu kembali mengalir ke dalam perut. Pada sejumlah kasus, cairan tersebut juga dapat mengalir kembali ke kerongkongan.
Penyakit kantong empedu ini bisa diikuti dengan kenaikan asam lambung menuju kerongkongan atau disebut juga dengan Gastroesophageal reflux disease (GERD).
Sementara itu, mengonsumsi makanan berlemak walaupun sedikit ternyata dapat memicu pelepasan cairan empedu.
Cairan tersebut kemudian mengalir melalui tabung kecil menuju bagian atas usus dua belas jari (duodenum). Sejumlah gejala refluks empedu yang sering terjadi, yaitu:
- mulas yang disertai sensasi terbakar di tenggorokan,
- nyeri perut bagian atas,
- mual,
- mulut terasa asam,
- batuk atau suara terdengar serak
- muntah cairan kuning kehijauan (empedu), dan
- penurunan berat badan tiba-tiba.
Pengobatan gangguan empedu ini ada beberapa jenis seperti berikut.
- Pemberian obat-obatan, misalnya sukralfat yang berfungsi menebalkan pelindung lapisan kerongkongan dan lambung dari cairan empedu yang mengalir kembali.
- Operasi antirefluks yang bertujuan membungkus bagian lambung terdekat dari kerongkongan agar katupnya menjadi lebih kuat.
- Merubah gaya hidup yang juga bertujuan untuk meredakan GERD yang timbul.
8. Polip empedu
Tumbuhnya tonjolan di lapisan dalam kantong empedu disebut dengan polip empedu. Tonjolan tersebut umumnya terbentuk dari penumpukkan kolesterol yang tidak berbahaya.
Meskipun penyakit ini bisa tidak menimbulkan gejala apa pun, gangguan empedu ini dapat mengakibatkan kolik bilier. Kolik bilier adalah sakit perut yang bersumber dari kandung empedu.
Penyakit empedu ini kerap disebabkan batu empedu atau gallstone. Namun, terdapat sejumlah faktor risiko dari penyakit kandung empedu ini, yakni pertambahan usia dan riwayat penyakit dari keluarga.
Mengutip dari Mayo Clinic, sekitar 95% polip kandung empedu bersifat jinak. Apabila benjolan berukuran kurang dari 1 cm – 1,5 cm, pasien tidak perlu menjalani operasi pengangkatan empedu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar