Batu empedu merupakan masalah yang sudah tidak asing. Namun, ada pula kondisi yang bernama batu saluran empedu atau koledokolitiasis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Batu empedu merupakan masalah yang sudah tidak asing. Namun, ada pula kondisi yang bernama batu saluran empedu atau koledokolitiasis.
Meski mirip, ternyata keduanya memiliki perbedaan. Lantas, apa yang dimaksud dengan koledokolitiasis? Kenali lebih lanjut berikut ini.
Koledokolitiasis adalah adanya batu yang menyumbat pada saluran empedu. Hal ini menyebabkan cairan empedu tidak dapat mengalir dengan lancar dan kembali ke hati.
Menurut penjelasan dalam buku Choledocholithiasis, sebanyak 1-15% penderita batu empedu juga mengalami koledokolitiasis.
Artinya, beberapa orang yang memiliki batu pada kantung empedu juga mempunyai batu di saluran empedu.
Sayangnya, batu saluran empedu seringkali tidak menimbulkan gejala berarti selama beberapa bulan atau bertahun-tahun.
Akan tetapi, jika batu sudah menghalangi aliran pada saluran empedu, gejala yang akan muncul, di antaranya:
Biasanya, rasa sakit pada perut muncul cukup lama dan intens, yakni sekitar 30 menit. Penyumbatan saluran empedu ini memicu pertumbuhan bakteri.
Jadi, tubuh pun rentan mengalami kolangitis atau infeksi saluran empedu.
Koledokolitiasis terjadi saat batu menghalangi aliran cairan empedu di saluran empedu.
Batu empedu terbentuk akibat adanya ketidakseimbangan komposisi zat penyusun cairan empedu. Hal ini membuat cairan mengeras dan membentuk menjadi batu.
Batu saluran empedu ini tersusun atas pigmen empedu atau bilirubin, garam kalsium, dan kolesterol.
Berdasarkan bahan penyusunnya, ada tiga jenis batu yang bisa menyumbat saluran empedu.
Batu saluran empedu kolesterol muncul akibat terlalu banyak kolesterol pada tubuh, menumpuknya pigmen bilirubin, dan kekurangan garam empedu.
Hingga saat ini, peneliti belum mengetahui pasti penyebab batu saluran empedu pigmen. Namun, kondisi ini lebih sering muncul pada kondisi berikut.
Beberapa faktor risiko pembentukan batu empedu yang memicu koledokolitiasis adalah:
Jika Anda memiliki gejala koledokolitiasis, dokter akan mengecek batu pada saluran empedu Anda.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang kerap dokter lakukan.
Tes ini berguna untuk menemukan batu yang ada pada saluran empedu.
Dokter juga memerlukan tes darah agar mampu menegakkan diagnosis koledokolitiasis yang lebih akurat. Tes darah ini berguna untuk mengetahui:
The American Society for Gastrointestinal Endoscopy juga menggunakan acuan prediksi (prediktor) untuk mendiagnosis keparahan penderita koledokolitiasis.
Prediktor sangat kuat:
Prediktor kuat:
Prediktor sedang:
Pasien koledokolitiasis yang berisiko tinggi setidaknya memiliki satu prediktor sangat kuat dan/atau dua prediktor kuat.
Sementara, penderita yang berisiko sedang mengalami satu prediktor kuat dan/atau setidaknya satu prediktor sedang.
Untuk mengatasi batu saluran empedu, dokter melakukan pembedahan pembuangan batu atau menjalani dua tindakan sekaligus, yaitu ERCP dan sfingterotomi.
Dokter melakukan prosedur ERCP dengan cara memasukkan selang atau tabung dengan kamera di bagian ujungnya. Ini berguna untuk melihat kondisi saluran empedu pada liver dan pankreas.
Setelah itu, dokter akan membuat sayatan untuk memperlebar lubang saluran empedu.
Ini berguna untuk melancarkan sumbatan atau menghilangkan batu dari saluran empedu. Batu biasanya akan meluncur ke usus dan lewat dengan cepat.
Bila penderita juga mengalami infeksi saluran empedu, dokter biasanya juga memberikan obat antibiotik.
Ternyata, pembentukan batu pada saluran empedu bisa Anda hindari. Cara yang paling sederhana adalah dengan:
Koledokolitiasis penyumbatan saluran empedu akibat munculnya batu. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan mengalami kondisi ini.
Jadi, bila Anda mengalami gejala batu saluran empedu, segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar