backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Orangtua Perlu Tahu, Ini 10 Masalah yang Umum Terjadi pada Remaja

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/04/2022

    Orangtua Perlu Tahu, Ini 10 Masalah yang Umum Terjadi pada Remaja

    Jangan sepelekan masa remaja anak Anda. Bila dibiarkan berlalu begitu saja, berbagai masalah yang terjadi pada remaja bisa memengaruhi kehidupannya hingga dewasa. Agar dapat melewati masa ini dengan baik, orangtua perlu memahami apa saja permasalahan yang bisa terjadi pada remaja dan mencari tahu solusinya.

    Berbagai masalah yang umum terjadi pada remaja

    Berbagai perubahan dan tekanan dari dalam dan luar umum terjadi saat memasuki masa remaja. Namun, pada masa ini, anak masih belajar menghadapi berbagai situasi dan masalah.

    Perkembangan otak anak remaja pun masih berproses dan belum sepenuhnya matang. Inilah yang membuat remaja sering kali salah membuat keputusan dan kurang tepat dalam bertindak.

    Karena faktor tersebut, berbagai masalah bisa terjadi pada remaja. Nah, peran Anda sebagai orangtua adalah mengenali masalah ini serta bagaimana menghadapi dan mencari solusinya.

    Apa saja masalah yang dimaksud? Agar lebih paham, berikut adalah berbagai permasalahan yang umum terjadi pada remaja.

    1. Masalah fisik atau penampilan

    skincare remaja

    Perubahan fisik saat masa remaja terjadi seiring dengan dilepasnya hormon seks oleh testis pada anak laki-laki atau ovarium pada anak perempuan.

    Pelepasan hormon ini sering menyebabkan kulit anak berjerawat dan ia mulai mengalami bau badan. Bukan cuma itu, nafsu makan remaja pun meningkat dan badannya bertambah berat.

    Perubahan fisik ini membuat beberapa remaja mengalami masalah dengan kepercayaan dan harga dirinya.

    Hal ini membuatnya cenderung menjauhi lingkungan sosial atau bahkan melakukan hal-hal yang kurang tepat yang bisa memengaruhi kesehatannya.

    2. Gangguan makan

    Akibat tidak percaya diri dengan perubahan tubuhnya, remaja bisa mengalami masalah atau gangguan makan (eating disorder), seperti anoreksia atau bulimia.

    Remaja yang mengalami gangguan makan merasa takut berat badannya akan bertambah. Ini membuat ia cenderung membiarkan dirinya kelaparan atau berolahraga secara berlebihan.

    Cara lain juga terkadang digunakan untuk mengeluarkan makanan dari tubuhnya, seperti menggunakan obat pencahar atau memuntahkan makanan yang sudah dimakan.

    Adapun permasalahan ini bisa menyebabkan kurangnya nutrisi pada tubuh remaja hingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan lainnya.

    3. Stres dan depresi

    Bukan cuma fisik, beberapa gangguan mental pada remaja juga umum terjadi. Ini bisa berupa stres, depresi, atau kecemasan.

    Bahkan, berdasarkan data WHO, depresi merupakan salah satu penyebab penyakit dan kecacatan di kalangan remaja.

    Adapun penyebab stres, depresi, dan kecemasan pada remaja beragam. Ini bisa berupa kekerasan, kemiskinan, pengucilan, stigma, atau sekadar tuntutan dari sekolah atau orangtua.

    Pada kondisi yang parah, stres, depresi, dan kecemasan bisa berujung pada keinginan untuk bunuh diri yang tentu mengancam nyawanya.

    4. Bullying dan cyberbullying

    bullying pada remaja

    Bullying pada anak masih menjadi masalah remaja yang marak di mana saja. Ini umumnya berupa penindasan, baik secara fisik atau verbal, yang terjadi berulang dan dalam jangka waktu lama.

    Hal ini sering membuat penderitanya ketakutan secara terus menerus. Ia pun mungkin merasa malu, tidak berdaya, dikucilkan, dan terintimidasi.

    Depresi, kecemasan, hingga bunuh diri pun bisa terjadi. Bahkan, anak remaja yang mengalaminya bisa memilih untuk bolos atau berhenti sekolah bila mendapat bullying dari teman-teman sekolahnya.

    Bukan cuma secara langsung, bullying juga bisa datang dari media sosial atau sumber online lainnya yang dikenal dengan istilah cyber bullying

    5. Kecanduan gawai

    Gadget atau gawai, termasuk smartphone, laptop, atau tablet, memang sangat membantu pekerjaan sehari-hari Anda, termasuk pada remaja. Namun, jangan sampai anak kecanduan gadget.

    Saat anak kecanduan game online atau media sosial melalui gadgetnya, kegiatan belajarnya akan terganggu dan ia pun menjadi jarang berinteraksi secara langsung dengan orang lain.

    Lama-kelamaan, kondisi ini bisa membuat anak lebih sering menyendiri, tidak memiliki teman, mengalami gangguan tidur, hingga berisiko mengalami masalah fokus dan mental.

    6. Merokok

    Kebiasaan merokok sering dimulai pada masa remaja. WHO menyebutkan bahwa setidaknya 1 dari 10 remaja berusia 13-15 tahun sudah mulai melakukan kebiasaan buruk ini.

    Banyak alasan mengapa remaja mulai merokok. Beberapa di antaranya berpikir bahwa merokok terlihat keren, sedangkan yang lainnya mulai merokok karena mengikuti teman atau keluarga.

    Ironisnya, sebagian besar orang yang merokok sejak remaja sulit untuk berhenti dan berujung pada kecanduan. Padahal, rokok sudah diketahui dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.

    7. Minuman keras dan obat terlarang

    narkoba

    Beberapa remaja juga menghadapi permasalahan dengan minuman keras atau alkohol dan obat-obatan terlarang, seperti ganja.

    Sementara minum minuman beralkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat memengaruhi sistem saraf, terutama faktor kognitifnya.

    Hal ini bisa menimbulkan masalah perilaku pada anak, seperti seks bebas dan kekerasan, serta gangguan emosional, sosial, dan akademik, hingga berisiko pada kecelakaan dan kematian dini.

    8. Obesitas

    Beberapa remaja mengalami masalah kurang gizi karena faktor kemiskinan atau gangguan makan seperti yang disebutkan di atas.

    Namun, beberapa lainnya justru mengalami kelebihan berat badan hingga berujung pada obesitas. Obesitas pada anak remaja bisa terjadi karena berbagai penyebab.

    Mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup yang buruk, seperti mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik.

    9. Masalah percintaan

    Memasuki masa remaja, anak Anda umumnya mulai menunjukkan ketertarikannya dengan lawan jenis atau bahkan sudah mencoba untuk menjalin hubungan asmara.

    Nah, sebenarnya, hubungan asmara merupakan salah satu bagian dari tonggak perkembangan remaja. Meski begitu, percintaan juga bisa menjadi salah satu sumber dari masalah remaja.

    Misalnya, ketika putus hubungan asmara atau mendapat penolakan dari orang yang disukai. Bahkan, beberapa di antaranya juga mulai mencoba aktivitas seksual karena merasa penasaran.

    10. Masalah akademis

    edukasi seksual

    Permasalahan remaja yang satu ini sangat umum terjadi. Mulai dari hal kecil, seperti menyontek atau mendapat nilai yang buruk, hingga yang lebih serius seperti penindasan dari teman.

    Permasalahannya, tidak semua anak ingin membicarakan masalah akademisnya dengan orangtua. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tandanya.

    Misalnya, mencari alasan agar anak tidak masuk sekolah, tidak ingin membicarakan apapun tentang sekolah, menolak mengerjakan PR, atau tidak ingin terlibat dalam kegiatan sekolah.

    Apa yang harus orangtua lakukan dalam menghadapi masalah remaja?

    Jangan sepelekan permasalahan remaja yang muncul dan Anda perlu segera cari solusinya.

    Untuk mempermudah, lakukan langkah berikut guna mencegah dan menghadapi masalah remaja.

    • Kenali tanda-tanda masalah pada remaja, seperti perubahan pola tidur, kebiasaan makan, atau aktivitas, kecenderungan untuk menyendiri, atau menurunnya prestasi akademik.
    • Mencoba memahami pemikiran dan perasaan remaja. Jangan menghakimi atau mengkritik pikiran dan perasaannya.
    • Berikan pengetahuan untuk mengatasi rasa ingin tahu anak, seperti pendidikan seks untuk anak, dunia maya, atau dampak merokok, mengonsumsi alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang.
    • Batasi dan beri aturan mengenai penggunaan gadget dan internet secara jelas.
    • Menghargai pendapat atau keputusannya untuk meningkatkan kepercayaan diri anak remaja.
    • Jalin komunikasi dengan anak remaja untuk membangun hubungan yang baik dan nyaman. Bersikap terbuka dan bebas untuk membicarakan hal-hal yang dianggap tabu, seperti seks, hubungan asmara, atau narkoba.
    • Menerima dan mempercayai anak remaja Anda. Jangan memata-matai, meragukan pendapatnya, atau bertanya kepada teman-temannya yang bisa merusak hubungan.
    • Cari bantuan ahli jika perlu, seperti psikolog atau psikiater, jika mengalami masalah mental.
    • Menjadi contoh yang baik untuk anak remaja Anda.

    Sebagai orangtua, sebaiknya lebih peka dan peduli terhadap permasalahan yang terjadi pada anak, khususnya di masa transisi dari anak-anak menuju dewasa.

    Coba untuk lebih terbuka sehingga anak remaja Anda pun tidak segan bercerita maupun menyampaikan keluh kesahnya kepada Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan