Jenis bullying lainnya yang bisa terjadi pada remaja adalah perundungan dari saudara terdekat.
Hal ini bisa terjadi ketika ada salah satu pihak yang merasa bahwa ia diperlakukan kurang baik dibandingkan dengan adiknya.
Remaja yang pernah dirundung pada masa kecilnya dilaporkan cenderung lebih rentan mengalami masalah mental sewaktu dewasa. Inilah bahaya bullying di rumah yang perlu lebih diwaspadai setiap orangtua.
Tanda-tanda bullying pada remaja
Tidak ada cara mudah untuk benar-benar mengetahui apa benar anak menjadi korban bullying di sekolah.
Banyak tanda dan gejala yang ditunjukkan anak korban perundungan mirip dengan tipikal perilaku remaja pada umumnya.
Namun, apabila terlambat disadari, tak menutup kemungkinan anak remaja Anda mengalami depresi.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bullying pada remaja yang perlu diperhatikan orangtua:
- Perubahan sikap seperti jadi tidak minat makan, pendiam, dan mudah tersinggung.
- Anak tidak pernah membicarakan soal pertemanannya di sekolah atau marah ketika Anda menanyakannya.
- Mengalami gangguan tidur seperti tidur larut malam atau bahkan tidak tidur sama sekali.
- Menarik diri dari pergaulan serta muncul ketakutan terhadap lawan jenis.
- Menjadi sangat protektif terhadap alat-alat elektronik yang dimilikinya seperti ponsel atau komputer.
- Nilai mata pelajaran perlahan menurun.
- Terjadi krisis percaya diri serta gaya berpakaian berubah.
- Timbul luka memar di wajah, tangan, punggung, dan bagian tubuh lainnya secara tiba-tiba.
Intinya, waspadai perubahan sikap drastis yang terjadi pada anak Anda dan jangan sungkan untuk bertanya padanya.
Hal yang bisa dilakukan orangtua ketika anak menjadi korban bullying
Kebanyakan remaja yang mengalami perundungan tidak mengerti sepenuhnya apa yang terjadi.
Mungkin ketika merasa tertindas, mereka akan merasa ketakutan atau bahkan marah tanpa tahu harus melampiaskan pada siapa.
Itulah pentingnya menyadari sejak dini tanda-tanda bullying yang terjadi pada anak.
Hal ini dimaksudkan agar orangtua bisa mendampingi dan mencari solusi sebelum kondisinya bertambah parah.
Berikut langkah yang perlu diambil saat bullying terjadi pada anak remaja Anda:
1. Bantu anak untuk mencari solusi bersama
Bullying yang terjadi pada remaja biasanya membuat anak merasa tidak berdaya, putus asa, dan ketakutan. Penting bagi Anda untuk meyakinkan ia untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama.
Jangan memaksa atau mengancam anak korban bullying untuk menceritakan detail jika ia keberatan atau merasa tersiksa menceritakannya.
Lebih baik mulai dari bagaimana hubungannya dengan teman-teman di sekolah, apakah ia merasa cocok dengan teman-teman, atau apakah ia memiliki keinginan untuk pindah sekolah.
2. Berikan dukungan dan semangat pada anak
Pastikan bahwa kondisi di rumah cukup tenang, mendukung, dan aman buat anak. Ketika anak bercerita soal pengalamannya yang tidak mengenakkan ini, dengarkan dengan tenang dan sabar.
Berikan keyakinan bahwa Anda akan selalu ada untuk mendukungnya dalam menghadapi masalah ini. Sampaikan juga padanya bahwa Anda tidak marah atau kecewa padanya.
Jangan lupa yakinkan bahwa ini bukan salahnya.
3. Kumpulkan bukti untuk pihak berwenang
Jika bullying yang dilakukan terbukti secara fisik dan seksual, jangan ragu untuk membicarakan masalah ini dengan pihak sekolah.
Jangan biarkan anak Anda terus-terusan mendapat perundungan hanya karena Anda merasa tidak enak untuk membicarakannya dengan pihak sekolah.
Pasalnya, perundungan dapat mengakibatkan berbagai masalah mulai dari gangguan makan , gangguan tidur, hingga depresi jika dibiarkan terlalu lama tanpa penyelesaian.
Ketika anak menghadapi kasus bullying, simpan semua bukti yang ada bahkan lakukan visum jika diperlukan. Kemudian, tunjukkan pada pihak sekolah.
Anda juga bisa meminta bantuan dari pihak sekolah beserta kepolisian untuk menindak kasus tersebut jika sudah menyangkut fisik dan seksual.
4. Bangun kembali kepercayaan diri anak
Sangat wajar jika anak sangat ketakutan, cemas, marah, dan sedih dalam waktu yang bersamaan.
Sebagai orangtua, peran Anda dibutuhkan untuk membuatnya tenang dan mengembalikan kepercayaan dirinya.
Ajari anak Anda untuk melawan hinaan atau ejekan dari pelaku dengan cara yang dewasa.
Sebagai contoh, dengan mengatakan, “Jangan mengejekku seperti itu,” atau, “Daripada menghina orang lain, lebih baik cari kegiatan lain saja sana,” sambil menatap mata pelaku.
Intinya, bullying bukan sekadar “permainan” anak di usia remaja. Bullying adalah hal serius yang bisa berakibat fatal pada kondisi mental korbannya.
Untuk itu, jangan ragu untuk bertanya pada anak jika sikapnya berubah cukup drastis.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar