backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Perilaku Anak yang Sering Menyebabkan Masalah (Plus Solusinya)

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    5 Perilaku Anak yang Sering Menyebabkan Masalah (Plus Solusinya)

    Seiring perkembangan anak, ada berbagai macam perilakunya yang harus Anda hadapi. Bahkan ada beberapa masalah umum perilaku anak yang sudah jadi keluhan langganan para orangtua. Berikut ini beberapa masalah dan solusinya yang terjadi pada anak berkisar dari tiga tahun hingga usia prasekolah.

    1. Berbohong  

    Ada tiga alasan kenapa berbohong dilakukan oleh anak-anak, yakni untuk mendapatkan perhatian, untuk menghindari masalah, dan untuk terlihat baik-baik saja. Ada tiga alasan mengapa anak-anak berbohong. Misalnya untuk mendapatkan perhatian atau untuk menghindari masalah.

    Beberapa hal yang bisa dilakukan mengatasi anak yang berbohong adalah bantu anak Anda menghindari situasi di mana dia merasa perlu berbohong. Misalnya jika anak menumpahkan makanan dan Anda bertanya kepada anak, “Kamu yang menumpahkan ini?”, anak akan merasa terancam untuk dimarahi sehingga lebih memilih berbohong. Lebih baik katakan, “Makanannya tumpah, ya? Ayo, kita bersihkan.”

    Selain itu, jika anak melakukan sesuatu yang salah lalu menceritakannya ke Anda, pujilah kejujurannya. Hal ini akan mengirimkan pesan ke anak Anda bahwa “jika saya jujur Ibu tidak akan marah atau kecewa”.

    Di waktu senggang, berceritalah kepada anak tentang dongeng atau kisah mengenai pentingnya kejujuran.

    2. Kebanyakan main gadget

    Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar gadget sejak usia dini merupakan perilaku yang membahayakan. Kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko obesitas, masalah tidur, dan membuat anak menjadi tak acuh terhadap lingkungannya.  

    Buatlah peraturan soal penggunaan gadget anak. Contoh, tidak menggunakan gadget saat makan, sebelum tidur, berapa lama dalam sehari boleh memainkan gadget, dan lain sebagainya.

    Sebaiknya orangtua tidak membiarkan anak main gadget lebih dari dua jam sehari. Orangtua juga wajib memberikan contoh untuk tidak ketergantungan dengan gadget di depan anak.

    Selain itu, untuk mengisi waktu anak, berikan cara yang realistis untuk meningkatkan aktivitas fisik anak dan mengurangi waktu duduknya. Contoh, berikan jadwal olahraga bersama setiap sore, atau mengajak anak bermain di luar, dan lain-lain.

    3. Sering merengek (tantrum)

    Untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, anak akan merengek atau melepas tantrum guna mengubah pikiran orangtua. Bagi orangtua, kuncinya adalah konsisten. Jika memang kesepakatan awalnya tidak, tetaplah pada pendirian. Jika anak melihat orangtuanya mudah untuk dibujuk dengan rengekan, anak akan semakin sering merengek untuk meminta hal-hal lain yang diinginkannya.  

    4. Masalah makan  

    Ada anak yang pilih-pilih makan, ada juga yang merasa selalu lapar dan ingin makan. Untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan makan karena perilaku anak ini, orangtua punya peran penting dalam memberikan pengertian kepada anak mengenai pola makan.

    Selain itu, penting bagi orangtua untuk selalu menyajikan makanan sehat dengan porsi dan gizi yang seimbang. Bila anak hobi pilih-pilih makan, jangan terbiasa untuk menuruti keinginannya. Anda memang harus sabar, tapi pelan-pelan perilaku anak bisa diubah.

    Begitu juga dengan anak yang hobi makan, jangan gunakan makanan sebagai senjata supaya anak patuh atau tidak merengek lagi. Tegaskan pada anak bahwa ia sudah cukup makan.

    5. Bersikap kasar

    Ketika anak sudah mulai besar, ia akan mulai menunjukkan caranya meluapkan emosi. Hati-hati bila si kecil sering bersikap kasar. Misalnya memukul kakak dan adiknya, membanting dan melempar barang, atau bicara dengan ketus.

    Bila anak menunjukkan perilaku yang kasar, langsung beri tahu bahwa perilakunya tidak bisa diterima dan berikan konsekuensi yang setimpal. Contohnya kalau anak memukul kakaknya, langsung beri tahu pada anak (tapi jangan sambil membentak-bentak) bahwa kekerasan dan sikap kasar itu dilarang.

    Kemudian, Anda bisa memberikan konsekuensi, misalnya menyita mainan favoritnya untuk sementara waktu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan