Remaja perempuan yang menderita anoreksia dapat mengalami (amenore) atau berhentinya menstruasi untuk waktu yang cukup lama.
Selain itu, penderita anoreksia juga bisa mengalami beberapa efek samping seperti menjadi cepat lelah, pingsan, kulit kering, serta rambut dan kuku yang menjadi rapuh.
Efek lainnya yang terjadi pada tubuh adalah tekanan darah rendah, tidak tahan terhadap dingin akibat lemak di tubuh yang sedikit, irama jantung yang tidak teratur, hingga dehidrasi yang bisa berakibat fatal.
2. Bulimia nervosa
Ada perbedaan antara anoreksia dengan bulimia. Anoreksia dapat menyebabkan penderitanya sengaja mengurangi jumlah makanan bahkan menghindari makanan.
Sementara orang yang menderita bulimia nervosa justru mengalami ketagihan dengan makanan yang tidak bisa dilawan (craving). Mereka senang dan sering makan dengan porsi yang besar juga.
Walaupun demikian, gangguan atau penyimpangan makanan pada remaja yang satu ini juga memiliki kecenderungan takut menjadi gemuk. Agar tidak gemuk setelah makan banyak, mereka biasanya memuntahkan kembali makanannya.
Cara yang biasa dilakukan adalah dengan memasukkan jari ke tenggorokan sendiri, menggunakan obat pencahar berlebihan, puasa berkala, dan mengonsumsi obat penekan nafsu makan.
Penderita bulimia dapat mengalami perubahan warna gigi akibat muntah berlebihan hingga ketidakseimbangan elektrolit yang mengakibatkan gangguan irama jantung.
3. Binge eating disorder
Penderita binge eating mungkin mirip dengan penderita bulimia yang sering makan banyak dan tidak dapat dikontrol.
Akan tetapi, penderita binge eating tidak berusaha untuk melawan rasa takut mereka terhadap kegemukan seperti penderita bulimia pada umumnya.
Pada akhirnya, penderita binge eating disorder yang termasuk ke dalam gangguan makan pada remaja akan memiliki berat badan berlebih.
Kondisi ini tentu sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan peningkatan kolesterol.
4. Ortoreksia nervosa
Ortoreksia nervosa merupakan gangguan makan ketika penderitanya memiliki obsesi berlebihan terhadap makanan sehat. Mereka sangat menghindari dan merasa bersalah apabila mereka makan makanan yang tidak sehat.
Berbeda dengan anoreksia, penderita ortoreksia menjalani diet bukan dengan tujuan agar mereka terlihat kurus, tetapi mereka berfokus terhadap kesehatan.
Mungkin kelihatannya baik, tapi ortoreksia juga masuk ke dalam kategori gangguan atau penyimpangan makan yang kerap terjadi pada remaja.
Hal ini karena penderita terlalu terobsesi dengan makanan sehat. Obsesi inilah yang berdampak buruk bagi kesehatan. Padahal, tubuh yang sehat dicapai dengan makanan dengan gizi seimbang.
Bagaimana cara mengatasi gangguan makan pada remaja?
Jika merasa bahwa anak Anda memiliki ciri yang mengarah pada gangguan atau penyimpangan makan, bawa ke dokter untuk segera ditangani.
Penanganan medis maupun psikologis dibutuhkan agar gangguan tersebut tidak berlanjut dan pemulihannya pun dapat berlangsung lebih cepat.
Lalu, ada pula hal lainnya yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan makan, seperti:
1. Mendorong kebiasaan makan sehat
Mungkin saja remaja memiliki idola tertentu sebagai patokan body goals. Dukung ia mencapainya dengan memberikan informasi yang tepat guna mencapainya, yaitu dengan diet sehat.
Berikan pengertian bahwa memuntahkan makanan yang sudah dimakan atau diet dengan sangat ketat tidak akan membantunya mendaoat tubuh yang indah dan sehat.
Oleh karenanya, arahkan ia untuk makan makanan seimbang dengan porsi yang tepat dan sumber yang sehat tentunya.
Beri tahu juga kepadanya, tidak ada salahnya untuk makan di saat lapar.
2. Berikan pemahaman mengenai fenomena di sosial media
Sosial media menjadi salah satu pemicu mengapa anak memiliki standar yang disebut dengan “body goals”.
Remaja cenderung menyerap informasi bahwa tubuh yang ideal adalah apa yang terlihat di program televisi, media sosial, ataupun film, padahal belum tentu.
Beri tahu padanya bahwa hal yang terpenting bukanlah penilaian orang tetapi kenyamanan dirinya sendiri.
Katakan padanya bahwa apa yang ada di media sosial tidak selamanya benar dan bukanlah standar yang harus diikuti.
Ajarkan ia untuk mencintai tubuhnya sendiri dan dietlah karena memang untuk kesehatan, bukan untuk dipuji atau diterima oleh orang lain.
Katakan padanya bahwa masih ada cara sehat untuk memperoleh tubuh ideal.
3. Memberikan gambaran soal body image
Krisis kepercayaan diri pada remaja merupakan hal yang wajar terjadi. Namun, berikan pula keyakinan bahwa setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda.
Maka dari itu penting untuk menjaga kesehatan tubuhnya sehingga tidak terjadi gangguan atau penyimpangan makan. Bagaimanapun kesehatan merupakan hal utama, dibandingkan body image yang ideal.
4. Tingkatkan kepercayaan dirinya
Untuk mengatasi gangguan atau penyimpangan makan pada remaja, cobalah tingkatkan kepercayaan dirinya. Hargai dan tetap berikan dukungan atas hal yang telah dicapainya.
Dengarkan apa keinginannya dalam waktu dekat. Ingatkan kepada dia, bahwa Anda menyayanginya tanpa syarat, tidak berdasarkan bentuk tubuh ataupun berat badannya.
5. Beri tahu bahaya dari diet tidak sehat dan emotional eating
Gangguan atau penyimpangan makan pada remaja biasanya terjadi karea ia menjalani diet yang tidak sehat. Maka dari itu, beri tahu kepada anak mengenai kemungkinan buruk apa saja yang terjadi jika ia terus menjalani gaya hidup demikian.
Bagaimanapun, remaja masih dalam tahap masa pertumbuhan. Ajak ia untuk memahami pentingnya hidup sehat dan tak memusingkan standar gendut yang selama ini beredar di masyarakat.
Berikan juga tips diet sehat bila ia masih ingin mencapai body goals.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar