backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Vaksin PCV: Ketahui Manfaat, Jadwal, dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 17/05/2023

Vaksin PCV: Ketahui Manfaat, Jadwal, dan Efek Sampingnya

Imunisasi merupakan cara untuk mencegah penyebaran dan penularan penyakit akibat virus dan bakteri. Salah satu vaksin yang harus anak terima adalah pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Bagaimana cara pemberian vaksin PCV dan adakah efek samping dari imunisasi ini? Berikut penjelasannya.

Apa itu imunisasi PCV?

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin pneumokokus atau pneumococcal conjugate vaccine (PCV) adalah imunisasi untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri streptococcus pneumoniae atau kuman pneumokokus.

Penyakit pneumokokus mampu menyerang siapa saja, tapi paling rawan adalah anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua berusia lebih dari 50 tahun. 

Kuman pneumokokus bisa menyebabkan beberapa penyakit, seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia). 

Penjelasan dalam situs resmi IDAI, penyakit pneumokokus menjadi penyebab kematian paling tinggi pada balita.

Setidaknya pada 2015, sekitar 14% dari 147.000 anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia pada anak.

Inilah yang membuat pneumonia menjadi penyebab kematian utama anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia.

Menurut dokter anak, Nastiti Kaswandani, pemberian vaksin PCV dan HiB bisa menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia sebanyak 50 persen.

Melansir dari Kids Health, Ada dua jenis vaksin PCV yang perlu anak terima, yaitu Pneumococcal conjugate vaccine (PCV13) dan Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23).

Bagaimana cara kerja vaksin PCV?

imunisasi mempengaruhi kecerdasan anak

Mengutip dari situs NHS, kedua jenis imunisasi PCV, baik PCV13 maupun PPSV23, mendorong tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap bakteri pneumokokus.

Antibodi adalah protein yang diproduksi tubuh untuk menetralisir atau menghancurkan organisme (makhluk hidup dalam tubuh) yang membawa racun. Antibodi melindungi seseorang dari infeksi bakteri. 

PCV13 melindungi seseorang dari 13 jenis bakteri pneumokokus dengan formula konjugasi, yaitu gabungan antara protein dan bakteri untuk meningkatkan perlindungan.

Sementara itu, PPSV23 mencakup 23 jenis bakteri yang bekerja dengan formula polisakarida, yaitu yang mengandung bakteri tertentu untuk membantu tubuh membangun perlindungan pada kuman tersebut.

Saat ini, lebih dari 90 jenis bakteri pneumokokus yang berbeda sudah ditemukan, tetapi mayoritas tidak menyebabkan masalah infeksi serius.

Imunisasi PCV mampu mencegah penyakit pneumokokus sekitar 50—70%.

Siapa yang perlu mendapatkan vaksin PCV?

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa pemberian imunisasi PCV terbagi menjadi dua, untuk anak-anak dan orang dewasa.

Pertama, pemberian jenis vaksin PCV13 pada anak usia kurang dari dua tahun.

Sementara itu, jenis vaksin PPSV23 untuk anak usia 2—18 tahun dengan beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung, penyakit liver, penyakit paru, diabetes, atau gagal ginjal. 

Berikut ketentuan pemberian imunisasi PCV untuk anak.

1. Pemberian vaksin PCV pada bayi dan anak

Bagaimana anjuran dalam pemberian imunisasi pada anak? Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bayi mendapat imunisasi PCV sebanyak tiga kali suntikan wajib dan dua suntikan booster atau pengulangan.

Jadwal pemberian imunisasi PCV, yaitu saat bayi berusia 6 minggu, dengan jarak 4—8 minggu.

Jadi bila bayi menerima imunisasi pada usia 6 minggu, pemberian vaksin berikutnya ketika ia berusia 10 dan 14 minggu (2, 4, dan 6 bulan). 

Pemberian imunisasi PCV sering bersamaan dengan vaksin rotavirus. Imunisasi booster dilakukan ketika anak berusia 12—15 bulan. Anda bisa memilih di antara usia tersebut.

Bila anak terlambat mendapatkan vaksin PCV, ia tidak perlu mengulang dari awal, cukup lanjutkan sesuai usia si Kecil. 

Sebagai contoh, bayi usia 6 bulan belum mendapat vaksin PCV, maka lakukan pemberian imunisasi PCV 1 dan 2 pada usia 7—11 bulan dengan jeda satu bulan. 

Sementara jika bayi berusia 12 bulan belum menerima imunisasi PCV, lakukan pemberian vaksin PCV 1 dan 2 pada usia 12—23 bulan dengan jeda 2 bulan.

2. Pemberian imunisasi PCV pada bayi prematur

WHO menjelaskan bahwa bayi prematur tetap harus mendapatkan vaksin PCV, tetapi perlu pemantauan dari usia kronologis atau ketika ia lahir.

Untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang beratnya kurang dari 1.500 gram, imunisasi baru bisa didapatkan ketika si Kecil mencapai usia kronologis 6 – 8 minggu.

Namun, vaksin sudah bisa langsung bayi dapatkan ketika beratnya sudah lebih dari 2.000 gram atau 2 kilogram. 

Tanyakan kepada dokter atau petugas medis lainnya terkait ketentuan pemberian imunisasi untuk bayi prematur.

Adakah kondisi yang membuat seseorang perlu menunda vaksin PCV?

vaksin

Imunisasi memiliki banyak manfaat, tapi perlu Anda perhatikan kondisinya. Ada beberapa keadaan yang membuat anak perlu menunda pemberian imunisasi PCV, yaitu sebagai berikut. 

1. Memiliki reaksi alergi sangat parah

CDC tidak menyarankan pemberian vaksin PCV pada orang yang memiliki reaksi alergi sangat parah hingga mengancam nyawa terhadap bahan yang terkandung di dalam vaksin ini.

Pada kasus yang sangat jarang, orang yang memiliki alergi pada kandungan vaksin PCV akan mendapatkan alternatif lain oleh dokter untuk jenis obat lain. 

Reaksi alergi tersebut, seperti:

  • kesulitan bernapas,
  • detak jantung berjalan cepat,
  • kelelahan sangat parah, dan
  • napas berbunyi atau mengi pada anak.

Sebelum menerima vaksin, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter atau petugas medis lain tentang kondisi si Kecil. Ini penting agar dokter bisa menyesuaikan dengan kondisi bayi.

2. Mengalami sakit ringan (tidak enak badan)

Bila anak Anda sedang mengalami sakit ringan, seperti demam, pilek, dan batuk, dokter atau petugas medis akan menyarankan untuk menunda pemberian vaksin PCV.

Pemberian imunisasi ketika anak sedang sakit bisa membuat vaksin tidak bisa bekerja dengan maksimal. Anda bisa menjadwalkan imunisasi setelah anak dalam keadaan sehat.

Berapa harga vaksin PCV?

Tidak seperti imunisasi MMR, kini, Kementerian Kesehatan sudah memutuskan untuk memasukkan vaksin PCV ke dalam daftar imunisasi rutin wajib di Indonesia.

Ini artinya, vaksin ini sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah dan masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya alias gratis untuk memperoleh imunisasi PCV.

Ini sama seperti jenis imunisasi rutin lainnya, yaitu imunisasi hepatitis B, DPT, polio, dan BCG.

Bukan cuma PCV, secara bersamaan, Kementerian Kesehatan juga memasukkan vaksin HPV dan rotavirus ke dalam daftar imunisasi rutin wajib ini.

Adakah efek samping dari pemberian vaksin PCV?

anak diimunisasi

Seperti obat pada umumnya, vaksin bisa menimbulkan efek samping. Biasanya, orang yang mendapatkan imunisasi ini hanya mengalami efek samping ringan dan tidak ada masalah serius. 

Beberapa efek samping dari imunisasi PCV yaitu sebagai berikut.

  • Demam ringan (38 derajat Celsius).
  • Kemerahan dan rasa sakit pada area suntikan.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Sakit kepala.
  • Rewel.

Efek samping tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu dua sampai tiga hari.

Namun pada kasus yang sangat jarang, vaksin PCV bisa menyebabkan efek samping reaksi alergi parah, seperti berikut ini. 

  • Kulit ruam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Detak jantung cepat.
  • Kesulitan bernapas.

Namun, reaksi alergi parah ini sangat jarang terjadi. CDC menjelaskan bahwa ini hanya terjadi 1 banding 1 juta pemberian imunisasi. 

Perlu diketahui

Oleh karena itu, tidak perlu khawatir dengan efek samping dari pemberian vaksin karena tidak membahayakan. Anak yang tidak mendapatkan imunisasi justru lebih rawan terkena penyakit menular karena tubuhnya tidak terlindungi secara maksimal.

Kapan harus membawa anak ke dokter?

Pada beberapa kasus yang sangat jarang, imunisasi PCV bisa menimbulkan efek pusing hingga pingsan.

Untuk mengatasinya, minta si Kecil untuk berbaring sekitar 15 menit sampai tubuhnya terasa membaik.

Anda harus segera menghubungi dokter ketika anak mengalami reaksi alergi parah, terutama bila mengalami kondisi berikut ini.

  • Sesak napas.
  • Ruam kulit sampai terasa terbakar.
  • Detak jantung berdegup cepat.
  • Tubuh dingin dan berkeringat.
  • Hilang kesadaran.

Ketika mengunjungi dokter untuk konsultasi, beri tahu dokter bahwa si Kecil baru mendapatkan vaksin PCV.

Ini untuk memudahkan petugas medis dalam menangani anak sesuai kondisi yang dialami.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 17/05/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan