Sakit kepala merupakan keluhan yang umum terjadi pada anak-anak. Anak yang mengalami sakit kepala biasanya bukan karena hal serius. Meski begitu, sakit kepala juga bisa disebabkan oleh migrain atau penyakit lainnya seperti tumor otak atau meningitis. Simak terlebih dahulu penyebab, gejala, serta cara mengatasi sakit kepala pada anak di bawah ini.
Penyebab sakit kepala pada anak
Sakit kepala dapat terjadi pada seluruh bagian kepala atau hanya terpusat di satu area kepala. Sakit juga dapat terjadi sekali saja atau berulang kali.
Nah, kemungkinan penyebab sakit kepala pada anak ada banyak. Anak sering sakit kepala mungkin karena kurang tidur, kurang makan serta minum, atau karena sedang terserang infeksi di telinga atau tenggorokan, seperti pilek atau sinusitis.
1. Migrain
Migrain yang terjadi pada anak ada kemungkinan dimulai sejak dini dan menjadi penyebab sakit kepala.
Melansir dari John Hopkins Medicine, diperkirakan hampir 20% remaja mengalami sakit kepala jenis migrain dengan usia rata-rata 7 tahun untuk anak laki-laki serta 10 tahun untuk anak perempuan.
Perlu diingat kembali bahwa setiap anak mungkin mengalami faktor yang berbeda. Salah satunya adalah adanya riwayat keluarga.
2. Sakit kepala tegang
Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling umum terjadi.
Hal yang memicu terjadinya sakit kepala jenis ini pada anak-anak adalah aktivitas fisik yang terlalu melelahkan hingga stres atau konflik emosional.
3. Sakit kepala sebelah
Sakit kepala sebelah atau sakit kepala cluster biasanya dimulai pada anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Jenis sakit kepala ini biasanya terjadi pada waktu tertentu dan dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Tidak hanya itu, sakit kepala sebelah juga bisa muncul kembali setiap tahun atau dua tahun.
4. Tidak sarapan atau makan siang
Anak harus sarapan setiap hari. Bukan hanya untuk memenuhi nutrisinya pada pagi hari sebelum beraktivitas, tetapi juga mencegah dari terjadinya sakit kepala. Makan siang pun juga begitu.
Apabila jarang sarapan dan makan siang ternyata rentan mengalami sakit kepala. Akibatnya, anak malah jadi lemas sepanjang hari dan tidak bisa bebas bermain dengan teman sebayanya.
Kandungan nitrat (sejenis pengawet makanan) pada daging dan sosis ternyata juga dapat menyebabkan sakit kepala pada anak.
Beberapa jenis makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti soda, cokelat, kopi, dan teh juga dapat memberikan efek yang serupa.
5. Dehidrasi
Dehidrasi karena kurang minum atau olahraga berlebihan bisa menyebabkan sakit kepala.
Ketika dehidrasi, otak akan kekurangan pasokan oksigen dan mengakibatkan tekanan berlebihan di kepala sehingga menyebabkan sakit.
Maka dari itu, selalu bekali si Kecil dengan botol air minum supaya ia tidak dehidrasi saat di sekolah. Dengan begitu, anak juga jadi lebih sehat dan terhindar dari risiko nyeri kepala.
6. Stres
Bila anak mengeluhkan sakit kepala saat pulang sekolah, coba tanyakan bagaimana kesehariannya di sekolah.
Bisa jadi anak baru saja dimarahi oleh guru atau bertengkar dengan teman sebayanya hingga menimbulkan stres.
Ya, stres dapat menjadi salah satu penyebab sakit kepala pada anak. Anak dengan depresi pun sering mengeluh sakit kepala, terutama jika mereka sedang sedih atau kesepian.
7. Infeksi
Penyakit pilek, flu, infeksi telinga, dan sinus adalah beberapa penyebab sakit kepala pada anak-anak yang paling umum.
Namun, bila disertai dengan demam dan sensasi kaku pada leher, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi yang serius seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis (radang otak).
8. Cedera kepala
Benjolan atau memar di kepala bisa menyebabkan sakit kepala.
Walaupun sebagian besar cedera kepala tergolong ringan, tetap bawa si Kecil ke dokter jika ia baru saja terjatuh atau terkena pukulan keras di kepala.
Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko perdarahan di kepala anak.
9. Tumor di kepala
Pada kasus yang jarang, tumor atau perdarahan di otak dapat menyebabkan sakit kepala kronis, dan ini bisa terjadi pada anak.
Meski begitu, sakit kepala yang mengarah ke tumor tidak berdiri sendiri, karena biasanya diikuti dengan gejala lainnya, seperti gangguan penglihatan dan sensasi pusing selama berhari-hari.
10. Faktor lainnya
Selain penyebab di atas, ada pula faktor-faktor lain yang membuat anak rentan mengalami nyeri di kepala, di antaranya:
- faktor genetik yang menyebabkan sakit kepala migrain menurun kepada anak, serta
- pemanis buatan dan zat pengawet dalam makanan.
Cara mengatasi sakit kepala pada anak di rumah
- Beristirahat di tempat yang tenang dengan suasana yang cukup gelap.
- Menghindari pemicu sakit kepala seperti makanan, minuman, atau kurangnya waktu tidur.
- Melakukan peregangan dan rutin berolahraga.
- Minta anak banyak minum air putih.
- Mengonsumsi obat sakit kepala yang aman untuk anak-anak, seperti parasetamol atau ibuprofen.
Kapan harus bawa anak ke dokter?
Gejala yang mungkin muncul pada orang yang mengalami sakit di kepala bisa berbeda-beda. Umumnya, jenis sakit yang berbeda memiliki gejala yang juga tak sama.
Biasanya sakit kepala tidak berbahaya dan dapat pulih dengan sendirinya seiring waktu. Namun, beberapa kasus dapat menjadi pertanda dari penyakit yang lebih serius pada anak.
Oleh karena itu, ada beberapa gejala yang bisa Anda jadikan patokan untuk menemui dokter. Segera hubungi dokter jika si Kecil mengalami sakit kepala yang diikuti beberapa kondisi berikut.
1. Sakit kepala disertai demam dan leher kaku
Apabila sakit menyebabkan anak tidak bisa mendongakkan lehernya ke atas atau menurunkannya ke bawah, atau ia juga tidak bisa menggelengkan dan memutar kepalanya, Anda harus segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Sakit kepala pada anak yang disertai demam dan leher kaku bisa menjadi pertanda meningitis. Meningitis adalah peradangan selaput otak yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus.
Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap meningitis karena sistem kekebalan tubuh mereka belum mampu melawan infeksi sebaik orang dewasa.
2. Sakit kepala tidak juga berhenti meski sudah minum obat
Sakit kepala umumnya akan mereda setelah minum obat nyeri semacam paracetamol atau ibuprofen dan beristirahat.
Namun jika keluhannya masih saja muncul setelah itu, apalagi malah makin parah, sebaiknya bawa anak ke dokter.
Terlebih jika nyeri disertai dengan gejala lainnya, seperti lemas atau penglihatan kabur, dan kondisi lainnnya yang sampai mengganggu aktivitas anak.