backup og meta

Vaksin Hepatitis B pada Anak, Ketahui Manfaat, Efek Samping Sampai Harganya

Vaksin Hepatitis B pada Anak, Ketahui Manfaat, Efek Samping Sampai Harganya

Vaksin hepatitis B adalah 1 dari 5 jenis imunisasi yang wajib anak dapatkan sebelum ia berusia 1 tahun. Jenis imunisasi ini termasuk vaksin pertama yang harus bayi terima saat ia baru lahir. Mengapa bayi baru lahir harus menerima vaksin hepatitis B dan apa manfaat dari imunisasi ini?

 

 

Apa itu vaksin hepatitis B?

Imunisasi hepatitis B adalah vaksinasi untuk mencegah infeksi hati dan sirosis akibat virus hepatitis B.

Menurut Immunize, hepatitis B merupakan penyakit berat yang memengaruhi fungsi hati.

Gangguan hatinya mulai dari tingkat ringan dalam beberapa minggu sampai berat yang berlangsung seumur hidup. Ada dua tipe infeksi hepatitis B, akut dan menahun.

Infeksi akut virus hepatitis B merupakan penyakit jangka pendek yang terjadi dalam 6 bulan pertama setelah seseorang terkena virus tersebut.

Virus hepatitis B bisa menyebabkan infeksi akut, seperti: 

  • Demam, kelelahan, hilang nafsu makan, mual, sampai muntah
  • Penyakit kuning (kulit atau mata menguning, urine gelap pekat, warna tinja seperti tanah liat)
  • Nyeri otot, sendi, dan perut

Selain itu, infeksi hepatitis B bisa terjadi menahun atau berdiam dalam tubuh seseorang seumur hidup.

Kebanyakan yang memiliki ini tidak mengalami gejala tertentu, tapi infeksi hepatitis B menahun termasuk penyakit berat dan bisa mengakibatkan:

Virus hepatitis B yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati.

Jika terus Anda biarkan, infeksi hepatitis B bisa menjadi salah satu penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia.

Sampai saat ini belum ada yang menemukan pengobatan hepatitis B yang ampuh.

Namun tak perlu khawatir, vaksin hepatitis B hadir untuk membantu mencegah bayi maupun orang dewasa terkena penyakit tersebut. Bayi baru lahir wajib mendapatkan imunisasi hepatitis B wajib.

Melansir dari siaran pers Kementerian Kesehatan RI, jenis vaksin ini bermanfaat untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak pada saat proses kelahiran.

Bahkan, American Academy of Pediatrics (AAP) mengungkapkan bahwa imunisasi ini 75-95 persen efektif mencegah perjalanan virus hepatitis B dari ibu kandung ke bayinya.

Imunisasi bertindak sebagai pencegah agar tubuh bisa melawan virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B terbuat dari bagian virus hepatitis B, tetapi tidak akan mengakibatkan infeksi penyakit tersebut. 

Bagaimana cara kerja vaksin hepatitis B?

Imunisasi hepatitis bayi saat pandemi corona

Anda bisa mendapatkan imunisasi hepatitis B di puskesmas, klinik, atau rumah sakit.

Hepatitis B termasuk dalam imunisasi wajib untuk anak. Pemberiannya tiga kali dalam jangka waktu 6 bulan atau 24 jam setelah terkena paparan virus hepatitis B. 

Mengutip dari situs Hepatitis B Foundation, untuk bayi dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis B, bisa mendapatkan vaksin dalam  24 jam pertama kehidupan. 

  • Suntikan pertama: bayi baru lahir
  • Suntikan selanjutnya : bayi berusia 2,3,4 bulan
  • Imunisasi booster: anak berusia 18 bulan

Bila anak Anda melewatkan salah satu seri suntikan vaksin, tidak perlu memulai ulang.

Sebagai contoh, Anda sudah melakukan vaksin pertama dan berhenti, maka si kecil bisa mendapatkan suntikan kedua saat Anda bisa. 

Untuk memastikan bahwa seseorang terlindung dari hepatitis B, anak Anda bisa melakukan tes darah sederhana untuk memeriksa antibodi dan memastikan vaksin berhasil.

Siapa yang membutuhkan vaksin hepatitis B?

imunisasi hepatitis b vaksin

Semua orang membutuhkan imunisasi hepatitis B karena penyakit ini bisa berlangsung dalam jangka pendek dan panjang.

Pemberian vaksin yang satu ini sebagai 2-4 kali dalam jangka waktu 1-6 bulan. Berikut orang-orang yang membutuhkan vaksin hepatitis B.

Bayi (0-18 bulan)

Mengapa bayi baru lahir langsung mendapatkan vaksin? Sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih lemah.

Karena itulah, ia sangat rentan terkena berbagai penyakit dari lingkungan, tidak terkecuali virus hepatitis B.

Bayi yang baru dilahirkan harus mendapatkan imunisasi hepatitis B pertama setelah kelahirannya dan pemberian seri vaksin ini sudah selesai saat bayi berusia enam bulan

Pada bayi yang lahir dari ibu yang positif terinfeksi virus hepatitis B, perlu pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIg) sebelum vaksinasi.

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 95 persen penularan hepatitis B terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu ke bayi pada saat persalinan.

Sementara 5 persen lainnya terjadi secara intra uterine atau pada saat dalam kandungan.

Jika penularan hepatitis B terjadi saat bayi, maka kemungkinan besar virus ini akan bertahan lama dalam tubuh bayi dan terbawa sampai ia dewasa.

Akibatnya, bayi terkena hepatitis B kronis. Hal ini bisa memicu komplikasi persalinan dan menyebabkan kematian bila tidak ada penanganan sebelumnya.

Total vaksin yang bayi terima adalah 3 sampai 4 dengan masing-masing dosis 0.5 ml atau 1 ml.

Menurut jadwal imunisasi anak yang dirilis IDAI di tahun 2020, bayi mendapatkan suntikan vaksin hepatitis B booster pada usia 18 bulan.

Namun, apabila pemberian vaksin pertama dan ketiga bersamaan dengan pemberian vaksin difteri, batuk rejan, dan tetanus (DTP), sebaiknya anak hanya menerima 3 dosis vaksin hepatitis B saja.

Anak remaja yang belum menerima vaksin (2-18 tahun)

Bila saat bayi belum menerima vaksin hepatitis B, ketika remaja ia wajib mendapatkan vaksin.

Pemberian vaksin hepatitis B wajib pada anak-anak dan remaja yang berusia kurang dari 19 tahun, mengingat infeksi virus bisa menyerang kapan saja.

Terlebih jika kelompok ini tinggal di lingkungan atau negara endemik hepatitis B.

Pemberian vaksinasi sebanyak 3 sampai 4 kali  dengan masing-masing dosis berkisar antara 5-20 mg atau setara 0,5- 1ml.

Dosis dan jadwal vaksinasi sangat bergantung dengan jenis vaksin hepatitis B yang dokter atau tempat layanan kesehatan gunakan..

Untuk memastikannya, sebaiknya konsultasikan pada petugas kesehatan atau dokter yang bertugas secara langsung.

Terkadang vaksin untuk hepatitis B juga bergabung dengan vaksin hepatitis A, maka aturan pemberian vaksin dan dosisnya juga berbeda.

Perlindungan vaksin hepatitis B dapat bertahan hingga 20 tahun atau sampai seumur hidup.

Oleh karena itu, sebaiknya tidak memberikan vaksin ulang jika telah mendapatkan 3 dosis vaksin hepatitis B sebelumnya.

Orang dewasa

Tidak hanya bayi dan anak-anak, orang dewasa juga perlu mendapatkan imunisasi hepatitis B. Adapun orang dewasa yang berisiko terkena infeksi hepatitis B, seperti:

  • Memiliki pasangan yang mengidap hepatitis B.
  • Aktif secara seksual terlibat hubungan dengan lebih dari satu orang dalam jangka panjang.
  • Sedang menjalani pengobatan penyakit menular seksual.
  • Pria yang melakukan kontak seksual dengan pria lain.
  • Melakukan hubungan seksual dengan penderita hepatitis B.
  • Petugas kesehatan yang berisiko terkena darah atau cairan tubuh pasien.
  • Wisatawan yang berkunjung ke daerah dengan tingkat hepatitis B tinggi.
  • Orang yang memiliki penyakit hati menahun, penyakit ginjal, infeksi HIV, atau terkena diabetes.

Bila Anda belum pernah melakukan vaksin hepatitis B dan memiliki risiko di atas. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan imunisasi untuk mencegah infeksi virus yang menyerang fungsi hati ini.

Ibu hamil

Mengutip dari NHS, infeksi hepatitis B pada ibu hamil bisa menyebabkan penyakit parah pada ibu dan infeksi kronis untuk bayi.

Hal tersebut yang membuat WHO merekomendasikan vaksin hepatitis B untuk ibu hamil dalam kategori berisiko tinggi terkena infeksi hepatitis B.

Imunisasi hepatitis B termasuk aman untuk ibu hamil, bersamaan dengan vaksin DPT dan vaksin influenza.

Jadwal pemberian vaksin hepatitis B

Efek samping vaksin hepatitis B

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin hepatitis B pertama (monovalen) paling baik dalam waktu 30 jam setelah lahir.

Jadwal pemberian vaksin HB monovalen yakni di usia 0, 1, dan 6 bulan.

Bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada bagian tubuh yang berbeda.

Bila pemberian vaksin HB kombinasi dengan DTPw, jadwal pemberian vaksin pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Sementara itu, kalau vaksin HB kombinasi dengan DTPa, jadwal pemberian pada usia 2, 4, dan 6 bulan.

Dosis dan jadwal vaksin pada bayi prematur sama dengan bayi yang cukup bulan. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan pada bayi prematur, yaitu:

  • Kekuatan kekebalan tubuh pasif melalui penularan secara maternal pada bayi prematur lebih rendah daripada bayi yang cukup bulan.
  • Apabila berat badan bayi sangat kecil (kurang dari 1.000 gram), pemberian imunisasi setelah berat badan pada bayi mencapai 2.000 gram atau saat bayi berumur 2 bulan.
  • Pemberian imunisasi hepatitis B1 pada umur 2 bulan atau lebih, kecuali jika ibu memiliki HBsAg positif.

Bayi lahir prematur masih bisa mendapatkan imunisasi hepatitis B, tapi perlu perhatian khusus.

Kondisi yang membuat anak perlu waspada terhadap vaksin hepatitis B

vaksin BCG hepatitis

Meski imunisasi hepatitis B memiliki banyak manfaat, tapi ada hal yang membuat seseorang perlu waspada terhadap obat ini, yaitu:

Memiliki alergi sampai mengancam jiwa

Pemberian vaksin hepatitis B pada bayi dan orang dewasa termasuk imunisasi wajib. Namun bila bayi memiliki alergi yang sangat parah sampai bisa mengancam jiwa, sebaiknya konsultasi dengan dokter. 

Mengutip dari Immunize, ada dua kondisi yang kemungkinan tidak akan menerima vaksin.

Pertama, seseorang dengan reaksi alergi yang bisa membahayakan keselamatan jiwa setelah mendapatkan dosis vaksin hepatitis B.

Kedua, memiliki atau alergi parah terhadap bahan dalam vaksin. Anda bisa menanyakan pada dokter atau petugas kesehatan untuk mengetahui bahan dan komponen dalam vaksin hepatitis B.

Sedang tidak enak badan

Ketika Anda sedang mengalami penyakit ringan, seperti pilek, batuk, atau demam, dokter biasanya akan menunda pemberian vaksin.

Bila seseorang tetap menerima vaksin saat sedang tidak enak badan, vaksin tidak bisa bekerja dengan sempurna untuk melawan virus. Dokter akan menunggu sampai sembuh atau memberikan saran lain. 

Apa efek samping dari imunisasi hepatitis B?

Dt dan Td pada anak hepatitis

Semua obat memiliki efek samping, tidak terkecuali vaksin hepatitis B. Kemungkinan efek samping imunisasi setelah seseorang mendapatkan imunisasi hepatitis B bisa tingkat ringan sampai sangat parah. 

Pada bayi, vaksin hepatitis B juga memiliki risiko efek samping. Bayi Anda mungkin akan mengalami sedikit demam atau nyeri pada area suntikan selama beberapa hari.

Akan tetapi jangan khawatir, efek samping ini cenderung sangat ringan dan bahkan jarang terjadi. 

Vaksin ini berisi virus yang sudah tidak aktif sehingga tidak akan menyebabkan infeksi atau peradangan pada tubuh. Jadi, jenis imunisasi hepatitis B sangat aman dan bermanfaat untuk kesehatan si kecil di masa pertumbuhannya.

Efek samping ringan setelah mendapatkan imunisasi hepatitis B yaitu:

  • Bekas luka pada area suntikan
  • Demam di atas suhu 37,7 derajat celcius

Efek samping tersebut biasanya timbul setelah penyuntikan dan berlangsung selama satu sampai dua hari. Dokter akan memberitahukan lebih lanjut mengenai reaksi ini. 

Efek samping yang sangat jarang terjadi

Meski kebanyakan orang yang mendapatkan vaksin hepatitis B tidak memiliki masalah efek samping, tetapi pada beberapa kasus langka bisa terjadi masalah serius, seperti:

Pingsan

Sebagian orang bisa mengalami pingsan setelah menjalani sebuah prosedur medis, termasuk vaksinasi.

Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa duduk atau berbaring selama 15 menit setelah mendapatkan imunisasi hepatitis B.

Ini bisa membantu mencegah pingsan dan luka akibat terjatuh. Katakan pada dokter atau petugas medis bila Anda mengalami pusing, pandangan kabur, atau ada dengung pada telinga.

Nyeri bahu

Lokasi penyuntikan imunisasi hepatitis B berada pada lengan sebelah kanan.

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, beberapa orang menderita nyeri pada bahu yang bisa saja lebih parah atau berlangsung lebih lama daripada luka biasa yang ada setelah penyuntikan.

Reaksi alergi parah

Setiap pengobatan dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah.

Namun reaksi parah karena vaksin sangat jarang terjadi, kira-kira kasusnya 1 dari sejuta vaksinasi, dan terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah vaksinasi.

Seperti obat yang lain, kecil sekali kemungkinan vaksin dapat menyebabkan luka parah atau kematian. 

Hal yang perlu orangtua saat ada masalah serius setelah vaksin hepatitis B

hepatitis b saat pandemi corona

Imunisasi hepatitis B memang sangat jarang bahkan langka menyebabkan masalah serius. Namun bila Anda merasa khawatir, perhatikan apakah ada tanda reaksi alergi parah, seperti demam tinggi atau tanda tidak normal lainnya.

Tanda-tanda reaksi alergi parah seperti:

  • Ruam kulit
  • Bengkak pada wajah dan tenggorokan
  • Sulit bernapas
  • Jantung berdetak cepat
  • Kepala pening
  • Kelelahan

Kondisi tersebut bisa terjadi beberapa menit sampai jam setelah melakukan vaksin. Bila mengalami reaksi alergi atau tanda darurat lain, segera hubungi klinik atau rumah sakit terdekat. 

Biaya imunisasi hepatitis B

Vaksin hepatitis B mencegah penularan hepatitis B

Pada dasarnya biaya vaksin hepatitis B bergantung pada masing-masing rumah sakit. Namun, kisaran biaya untuk sekali suntik pada saat lahir berkisar antara 120-180 ribu rupiah.

Untuk lebih jelasnya, bisa menanyakan hal ini pada rumah sakit atau rumah bersalin tempat Anda melahirkan.

Penting untuk Anda ingat, meski anak kecil sering kali tidak menunjukkan gejala saat terkena infeksi hepatitis B, risiko anak akan mengalami masalah hepatitis kronis cukup tinggi.

Faktanya, 90 persen anak yang terkena hepatitis sebelum berusia 12 bulan akan mengalami hepatitis kronis.

Sampai kini belum ada obat untuk hepatitis B kronis dan hanya sedikit perawatan yang dapat Anda andalkan.

Oleh karena itu, memberikan vaksin hepatitis B pada anak sejak lahir merupakan cara terbaik untuk mencegahnya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2020). Retrieved 4 May 2020, from https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hepatitis.pdf

(2020). Retrieved 3 May 2020, from https://www.immunize.org/vis/indonesian_hepatitis_b.pdf

Why do newborns need the hepatitis B vaccine?. (2020). Retrieved 4 May 2020, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/324136

Hepatitis B Foundation: Hepatitis B Vaccination. (2020). Retrieved 4 May 2020, from https://www.hepb.org/prevention-and-diagnosis/vaccination/

Hepatitis Vaccines for Newborn Infants. (2020). Retrieved 4 May 2020, from https://www.healthline.com/health-news/newborns-to-receive-hep-b-vaccine-within-24-hours-of-birth

Know, H. (2020). Hepatitis B Vaccine – What You Need to Know: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 4 May 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/007613.htm

Hepatitis B vaccine overview. (2019). Retrieved 4 May 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/hepatitis-b-vaccine/

 

Versi Terbaru

25/05/2021

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

Kenali HBcAg, Tes untuk Mendiagnosis Penyakit Hepatitis B

Imunisasi: Manfaat, Jenis, hingga Efek Sampingnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 25/05/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan