Tidak hanya menyerang orang dewasa, hepatitis juga bisa terjadi pada bayi. Hepatitis pada bayi merupakan infeksi atau peradangan hati dengan sasaran bayi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Tidak hanya menyerang orang dewasa, hepatitis juga bisa terjadi pada bayi. Hepatitis pada bayi merupakan infeksi atau peradangan hati dengan sasaran bayi.
Apa penyebab hepatitis pada bayi? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Gejala hepatitis mungkin dapat terjadi berbeda pada setiap bayi. Dalam beberapa kasus, terdapat bayi yang terinfeksi hepatitis, tetapi tidak memiliki gejala apa pun.
Berikut ini beberapa gejalanya yang harus diwaspadai.
Sebagai orangtua, pastikan untuk segera berkonsultasi kepada dokter apabila si Kecil mendapati gejala tersebut. Tujuannya, supaya si Kecil mendapat penanganan yang tepat.
Penyakit hepatitis disebabkan oleh beberapa virus (virus hepatitis), obat-obatan, infeksi cacing hati, atau kelainan genetik tertentu.
Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif yang secara keliru menyerang hati juga bisa menjadi penyebab dari penyakit ini. Kondisi ini yang kemudian disebut dengan hepatitis autoimun.
Sementara itu, hepatitis pada bayi dapat disebabkan oleh banyak hal. Namun, yang paling umum, yaitu terinfeksi oleh virus.
Melansir dari situs Stanford Children’s Health, ada beberapa virus penyebab hepatitis pada bayi yang harus diwaspadai, yakni berikut ini.
Dari semua jenis tersebut, dua macam hepatitis yang paling umum menyerang bayi, yaitu hepatitis A dan hepatitis B.
Adapun penularan virus hepatitis A pada si Kecil biasanya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Sementara hepatitis B paling sering ditularkan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B.
Biasanya, penyakit ini diteruskan ke si Kecil yang terkena paparan darah dan cairan vagina ibu selama proses persalinan. Hal ini dapat terjadi dalam persalinan normal maupun operasi caesar.
Jika mendapati adanya gejala, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan si Kecil. Selain itu, dokter terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan fisik.
Adapun sejumlah tes lainnya yang mungkin diperlukan untuk mendiagnosis hepatitis pada bayi di antaranya berikut ini.
Biasanya, dokter akan melakukan tes darah untuk memeriksa enzim hati yang meningkat saat hati rusak atau terinfeksi.
Selain itu, tes darah dilakukan untuk memeriksa keberadaan salah satu dari beberapa virus penyebab hepatitis pada bayi.
Ultrasound merupakan tes menggunakan gelombang suara untuk memeriksa bagian-bagian tubuh. Hal ini sangat efektif dalam memeriksa hati.
Dokter juga mungkin merekomendasikan CT scan atau MRI untuk memeriksa hati secara lebih detail.
CT scan menunjukkan gambar rinci dari setiap bagian tubuh dan lebih detail daripada rontgen biasa. Tes ini akan menunjukkan tulang, otot, lemak, dan organ bayi.
Dokter juga mungkin akan mengambil sampel jaringan dari hati si Kecil. Nantinya, hasil sampel akan dilihat dari dekat di bawah mikroskop.
Biopsi hati dapat menentukan tingkat jaringan parut atau fibrosis di hati yang terkena virus hepatitis. Informasi yang diberikan oleh biopsi dapat digunakan untuk memandu pengobatan.
Pengobatan hepatitis tergantung pada gejala, usia, dan riwayat kesehatan si Kecil. Ini termasuk seberapa parah kondisinya dan apa penyebabnya.
Tujuan pengobatan adalah untuk menghentikan kerusakan pada hati si Kecil. Ini juga untuk membantu meringankan gejala.
Pengobatan hepatitis pada bayi mungkin termasuk berikut ini.
Untuk mencegah hepatitis pada bayi, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar semua bayi menerima vaksin, terlepas dari kondisinya.
Jika bayi lahir dari ibu yang positif hepatitis, immunoglobulin HBIG juga akan diberikan dalam 12 jam pertama kelahiran sebagai “amunisi” tambahan untuk mencegah hepatitis pada bayi.
Jika tidak bisa diberikan saat itu, vaksin hepatitis harus diberikan dalam waktu 2 bulan setelah kelahiran. Dosis yang tersisa diberikan dalam 6—18 bulan ke depan.
Bayi yang diberi vaksin serta HBIG memiliki lebih dari 90% peluang untuk terlindungi dari infeksi hepatitis seumur hidupnya.
Jika bayi baru lahir Anda tidak menerima dosis HBIG pada 12 jam pertama setelah kelahirannya, Anda harus memastikan bahwa ia akan menerimanya saat berusia 1 bulan.
Dosis vaksin ketiga harus diterima bayi Anda pada usia 6 bulan untuk memastikan perlindungan sepenuhnya.
Ia juga akan ditawarkan dosis booster dengan vaksinasi pra-sekolah pada sekitar usia 3 tahun dan 4 bulan. Ketiga suntikan HBV diperlukan untuk perlindungan seumur hidup.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.