Epiglotitis adalah kondisi peradangan pada epiglotis yakni jaringan yang terdiri dari tulang rawan dan terletak di belakang lidah. Fungsi dari epiglotis adalah bekerja sebagai katup untuk mencegah makanan dan minuman masuk ke dalam saluran udara saat sedang menelan atau makan.
Peradangan yang terjadi pada epiglotis umumnya disebabkan oleh bakteri, tapi bisa juga diakibatkan oleh cedera pada tenggorokan.
Apabila epiglotis terinfeksi, lalu meradang dan membengkak, jalur pernapasan dapat terganggu. Epiglotitis dapat menyumbat saluran udara sehingga sulit untuk bernapas. Maka dari itu, kondisi ini memerlukan penanganan medis darurat karena berpotensi membahayakan nyawa.
Epiglotitis lebih umum ditemukan pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, tapi kondisi ini juga bisa dialami orang dewasa. Terutama orang dewasa yang memiliki sistem tubuh yang lemah seperti penderita HIV AIDS atau kanker.
Namun, epiglotitis adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Diperkirakan hanya sekitar 1 atau 2 dari 100.000 individu yang menderita kondisi ini. Perbandingan kasus kejadian kondisi ini pada pria dan wanita adalah 3 banding 1.
Umumnya, tanda-tanda dan gejala epiglotitis pada tiap individu tidak jauh berbeda meskipun dipicu oleh penyebab yang bervariasi. Namun, gejala yang muncul pada anak-anak dan orang dewasa mungkin akan berbeda.
Tingkat keparahan penyakit ini pada anak-anak dapat berkembang dengan cepat, bahkan hanya dalam hitungan jam saja. Sementara itu, perkembangan gejala pada orang dewasa dapat berlangsung hingga beberapa hari.
Tanda-tanda dan gejala epiglotitis pada anak termasuk:
Tidak seperti penyakit penyebab sakit tenggorokan pada umumnya, peradangan epiglotis tidak menyebabkan batuk. Tanda-tanda inflamasi atau peradangan dibagian belakang mulut juga tidak begitu terlihat. Namun, gejala kesulitan bernapas bisa bertambah parah dengan cepat.
Sementara gejala epiglotitis yang sering muncul pada orang dewasa meliputi:
Peradangan pada epiglotis dapat menghalangi saluran napas jika tidak segera ditangani. Selain kesulitan bernapas, tubuh berisiko kehilangan banyak pasokan oksigen. Ini merupakan kondisi kritis dan perlu pertolongan medis darurat. Segera dapatkan bantuan medis secepat mungkin.
Anda juga perlu waspada apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami masalah pernapasan dan kesulitan menelan. Jika kondisi tersebut terjadi, segera kunjungi dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Pada artikel ilmiah JAMA Network dijelaskan penyebab umum dari peradangan epiglotis adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib).
Bakteri ini juga merupakan penyebab utama dari penyakit infeksi berbahaya seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi di aliran darah. Bakteri Hib dapat menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan saat bersin atau batuk dan terhirup ke dalam saluran pernapasan.
Jenis bakteri lainnya yang dapat menyebabkan penyakit ini muncul adalah Streptococcus A, B, C, serta Streptococcus pneumoniae, masing-masing merupakan penyebab dari radang tenggorokan dan radang paru-paru (pneumonia).
Selain itu, virus penyebab herpes zoster, cacar air, serta virus penyebab infeksi pernapasan juga bisa menyebabkan kondisi ini. Begitu pula dengan jamur penyebab infeksi ragi atau ruam popok yang dapat memperparah peradangan pada epiglotis.
Selain penyakit, kondisi lain yang dapat memicu peradangan epiglotis adalah:
Epiglotitis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari usia dan golongan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu munculnya peradangan epiglotis:
Anak-anak dan bayi yang berusia di bawah 1 tahun, terutama yang belum mendapatkan vaksin Hib, jauh lebih rentan terkena penyakit ini. Selain itu, peradangan epiglotis juga sering terjadi pada orang-orang berusia 85 tahun ke atas.
Meskipun hingga saat ini alasannya belum diketahui secara pasti, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien laki-laki dibandingkan perempuan.
Paparan infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan lebih mungkin terjadi di ruang publik yang kurang higienis, seperti sekolah atau tempat penitipan anak.
Daya tahan tubuh lemah dapat membuat tubuh kurang optimal melawan infeksi dari bakteri. Penyakit yang dapat melemahkan sistem imun tubuh, seperti HIV, diabetes, dan kanker membuat seseorang lebih rentan mengalami epiglotitis.
Sering mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas bisa melukai epiglotis. Oleh karena itu, risiko untuk mengalami peradangan dan infeksi pun jauh lebih tinggi.
Penting untuk diketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di atas bukan berarti Anda pasti menderita penyakit epiglotitis.
Epiglotitis adalah kondisi serius yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan langsung di ruang gawat darurat setelah melakukan penanganan medis.
Pada kebanyakan kasus, dokter akan merujuk anda untuk dirawat inap. Setelahnya, dokter dapat melakukan serangkaian tes yang meliputi:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Penanganan untuk epiglotitis memerlukan bantuan medis langsung di rumah sakit.
Dokter akan memastikan saluran napas tetap terbuka agar tubuh mendapatkan kadar oksigen yang cukup. Maka dari itu, dokter memberikan bantuan pernapasan lewat intubasi dengan selang napas yang dipasang pada mulut.
Setelah pernapasan kembali stabil, dokter mungkin juga melakukan beberapa jenis penanganan yang meliputi:
Jika kondisi peradangan epligotis cukup serius, Anda mungkin perlu menjalani bedah trakeotomi untuk mencegah terjadinya gagal napas.
Meskipun dapat mengancam nyawa, peradangan epiglotis bisa secara efektif diatasi jika dilakukan penanganan medis sesegera mungkin.
Pencegahan epiglotitis bisa dilakukan dengan menghindari penularan bakteri penyebabnya.
Cara dan perubahan gaya hidup berikut dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya peradangan pada epiglotis:
Silakan diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut sehingga memperoleh solusi terbaik untuk masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar