Pirazinamid adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TBC/TB). Obat ini umumnya dikonsumsi bersama obat antituberkulosis lain seperti rifampisin atau isoniazid.
Golongan obat: anti-infeksi khusus, antituberkulosis
Merek dagang pirazinamid tunggal: pirazinamid generik, Corsazinamid, Neotibi, Pyratibi, Sanazet, Siramid, TB Zet, dan RIFASTAR (kombinasi dengan agen anti-TBC lain)
Apa itu obat pirazinamid?
Pirazinamid (pyrazinamide) merupakan obat antibiotik untuk menangani tuberkulosis.
Seperti obat TBC lainnya, pirazinamid bekerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC.
Dokter kadang juga menggunakannya untuk mengatasi penyakit lain akibat infeksi bakteri.
Karena pirazinamid merupakan antibiotik, ia hanya bekerja pada bakteri. Obat ini tidak akan bekerja untuk infeksi virus seperti flu biasa atau pilek.
Pyrazinamide merupakan obat TBC lini pertama yang digunakan bersama isoniazid dan rifampisin.
Dokter akan meresepkan kombinasi obat-obatan ini selama dua bulan pertama pengobatan Anda.
Namun, jika pengobatan lini pertama tidak berhasil, dokter akan melanjutkan dengan pengobatan lini kedua. Contoh obat dalam pengobatan TBC lini kedua yaitu delamanid dan bedakuilin fumarat.
Sediaan dan dosis pirazinamid
Pyrazinamide tersedia dalam bentuk obat tablet. Berikut dosis pemberiannya menurut kelompok usia (dalam kombinasi dengan rifampin dan isoniazid).
Dewasa
- Berat badan <50 kg: 1,5 gram per hari selama dua bulan.
- Berat badan 50 kg atau lebih: 2 gram sehari selama dua bulan.
Anak-anak
- 35 mg/kg berat badan setiap hari selama dua bulan.
Aturan pakai pirazinamid
Konsumsi obat ini dengan atau tanpa makanan, biasanya sekali sehari atau dua kali seminggu, atau seperti yang diarahkan oleh dokter Anda.
Dosis didasarkan pada usia, berat badan, kondisi medis, dan respon terhadap pengobatan.
Antibiotik bekerja dengan baik ketika jumlah obat dalam tubuh Anda berada pada tingkat yang konstan. Oleh karena itu, minumlah pirazinamid secara teratur.
Jika Anda minum obat ini setiap hari, gunakan pada waktu yang sama setiap hari.
Apabila menggunakan obat ini pada jadwal mingguan, gunakan pada hari yang sama dalam seminggu dan pada waktu yang sama setiap hari. Tandai hari penggunaan obat pada kalender.
Jika Anda lupa meminum obat TBC, segeralah minum begitu Anda ingat, kecuali sudah waktunya Anda mengonsumsi dosis selanjutnya.
Jangan meminum dua dosis obat untuk mengganti dosis yang Anda lewatkan. Minumlah pirazinamid dan obat anti-TBC lainnya hingga habis meskipun gejala telah hilang.
Menghentikan konsumsi obat ini terlalu dini berisiko menyebabkan bakteri menjadi kebal obat sehingga penyakit berkembang menjadi TBC resisten.
Efek samping pyrazinamide
Ada sejumlah efek samping obat anti-TBC, tapi tidak semua orang akan mengalaminya. Beberapa contoh efek samping yang cukup umum yakni:
- demam,
- nyeri atau bengkak pada sendi,
- mudah memar,
- mimisan, dan
- gusi berdarah.
Ada pula risiko munculnya reaksi alergi yang harus mendapatkan penanganan dengan segera. Kunjungi rumah sakit terdekat bila Anda mengalami:
- ruam,
- gatal-gatal,
- demam,
- mual dan muntah, serta
- pembengkakan pada mata, wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan.
Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping obat tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian
Sebelum meminum pyrazinamide, beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.
- Alergi dengan pirazinamid atau obat anti-TBC lainnya.
- Pernah mengalami gangguan liver serius setelah mengonsumsi obat apa pun.
- Pernah atau sedang mengalami gangguan pada ginjal.
- Memiliki riwayat diabetes, asam urat, epilepsi, dan gangguan kejiwaan.
- Mengalami malnutrisi atau memiliki berat badan yang rendah.
- Mengalami kelainan pada darah, seperti mudah berdarah, mudah memar, atau kondisi yang disebut porfiria.
Jika Anda tidak bisa memastikan apakah Anda memiliki kondisi tersebut, konsultasikan kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Apakah pyrazinamide aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Mengutip Electronic Medicines Compendium Inggris, US Food and Drug Administration (FDA) yang setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) memasukkan pirazinamid ke dalam kategori C.
Penelitian terhadap hewan menunjukkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi yang cukup pada manusia.
Selain itu, pirazinamid diketahui dapat memasuki air susu ibu (ASI) dalam jumlah kecil.
Oleh sebab itu, Anda harus memberi tahu dokter bila sedang hamil, berencana hamil, atau akan menyusui.
Dokter akan mempertimbangkan apakah manfaat obat ini bagi Anda lebih besar dari risikonya.
Interaksi pyrazinamide dengan obat lain
Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan pirazinamid antara lain:
Obat ini mungkin juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan atau zat lain, termasuk obat-obatan tanpa resep, produk herbal, dan suplemen vitamin.
Pirazinamid merupakan obat untuk mengatasi tuberkulosis. Sebelum meminum obat ini, pastikan Anda memberi tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat medis Anda untuk meminimalisasi risiko efek sampingnya.
[embed-health-tool-bmi]