Anda mungkin sering mendengar kandungan kafein atau caffeine pada teh dan kopi. Namun, tahukah Anda bahwa kafein juga terdapat dalam obat? Ketahui apa kegunaan kafein dalam pengobatan dan aturan pakainya dalam ulasan berikut.
Golongan obat: antimigren dan antivertigo
Merek dagang: Alfidon, Bimagen, Cafmosol, Ericaf, Holimol, Mirasic Plus, Paramex, Oskadon, Panadol Extra, Pat Po Tjin Tju San, Saridon
Apa itu caffeine?
Kafein atau caffeine adalah zat kimia yang secara alami ditemukan pada kopi, teh, cola, dan cokelat.
Pada tubuh manusia, kafein bekerja dengan cara merangsang (meningkatkan aktivitas) otak dan sistem saraf, sekaligus meningkatkan sirkulasi hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh.
Tak heran jika kafein dalam dosis kecil dapat membuat Anda merasa lebih segar, fokus, dan tidak mudah mengantuk.
Selain itu, U.S Food and Drug Administration telah menyetujui penggunaan caffeine dalam pengobatan sleep apnea dan displasia bronkopulmoner pada bayi prematur.
Kafein sebagai obat di Indonesia tidak tersedia dalam bentuk tunggal, melainkan dalam bentuk kombinasi dengan zat aktif lainnya, terutama paracetamol sebagai obat sakit kepala dan nyeri.
Sediaan dan dosis caffeine
Umumnya, dosis obat yang mengandung caffeine diberikan berdasarkan kondisi kesehatan dan respons tubuh saat pengobatan.
Dokter akan memulai dengan dosis rendah dan lambat laun meningkatkan dosis selama beberapa bulan untuk mengurangi efek samping.
Anda bisa mendapatkan obat mengandung kafein dalam sediaan berikut:
- tablet,
- bubuk, dan
- cairan,
Obat yang mengandung kombinasi kafein dengan zat aktif paracetamol yang dijual bebas di apotek biasanya digunakan untuk menghilangkan kantuk atau sakit kepala ringan.
Sementara untuk masalah kesehatan lainnya, Anda memerlukan resep dokter untuk mengonsumsinya.
Dosis untuk orang dewasa
- 100 – 200 mg secara oral maksimal tiap 3 – 4 jam.
- Hanya untuk penggunaan sesekali, bukan untuk pengganti tidur.
- Ikuti resep dokter atau petunjuk pada kemasan.
Dosis untuk pasien anak-anak
- Berusia 12 tahun atau kurang: 100 – 200 mg secara oral maksimal tiap 3 – 4 jam.
- Hanya untuk penggunaan sesekali, bukan untuk pengganti tidur.
- Ikuti resep dokter atau petunjuk pada kemasan.
Dosis untuk pasien apnea prematur
Kafein untuk apnea prematur pada bayi yang berusia 28 – 33 minggu usia kehamilan.
- Dosis awal: 20 mg/kg infus kafein sitrat (lebih dari 30 menit) sekali.
- Dosis lanjutan: 5 mg/kg infus kafein sitrat (lebih dari 10 menit) atau diminum tiap 24 jam.
Terkecuali pada kasus apnea premature, penyebab lain dari apnea seperti gangguan sistem saraf pusat dan apnea obstruktif, tidak dianjurkan untuk diberi kafein sitrat.
Efek samping caffeine
Kafein mungkin akan berbahaya apabila dikonsumsi dalam jangka panjang dan dosis tinggi, melebihi 400 mg per hari maupun di luar anjuran dokter.
Segera hubungi dokter apabila Anda memiliki satu dari salah satu efek samping serius berikut:
- sakit perut dan nyeri bila disentuh,
- konstipasi atau diare,
- muntah berwarna hijau,
- BAB berdarah,
- kesulitan bernapas,
- insomnia,
- dehidrasi,
- kecemasan,
- kelelahan yang tidak biasa,
- kejang,
- demam,
- detak jantung yang lebih cepat atau lambat, dan
- ketergantungan.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping lain yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Perhatian dan peringatan
Kafein dalam makanan dan minuman memang dapat dikonsumsi secara bebas.
Namun saat Anda mengonsumsi kandungan caffeine dalam obat, Anda perlu mewaspadai kontraindikasi kafein dengan kondisi berikut:
- kecemasan parah,
- penyakit kardiovaskular,
- gangguan fungsi hati,
- penyakit ginjal,
- kejang, dan
- sedang di masa kehamilan.
Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat alergi tidak biasa atau alergi obat.
Tidak ada informasi spesifik mengenai perbandingan penggunaan kafein pada anak-anak dengan penggunaan pada kelompok usia lain.
Namun, Anda perlu berkonsultasi pada dokter atau apoteker untuk penggunaan obat bagi anak usia di bawah 2 tahun.
Banyak obat-obatan belum diteliti efek sampingnya secara spesifik pada lansia.
Oleh karena itu, belum dapat diketahui apakah obat ini memiliki efek samping yang sama, terutama bila memiliki riwayat masalah kesehatan lainnya.
Apakah kafein aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat caffeine ini pada ibu hamil atau menyusui.
Akan tetapi, ibu hamil dan menyusui disarankan untuk membatasi konsumsi kafein untuk mencegah masalah penyerapan nutrisi.
Hal ini mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi ibu hamil dan menyusui.
American College of Obstetricians and Gynecologists menyebutkan bahwa konsumsi sekitar 200 gram kafein per hari masih dapat ditoleransi oleh tubuh.
Namun, mengonsumsi lebih dari 400 gram kafein per hari dapat berkaitan dengan kondisi berat badan bayi lahir rendah, keguguran, dan bayi lahir prematur.
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Interaksi obat Caffeine
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan terjadinya interaksi obat saat dikonsumsi bersama kafein.
Untuk itu, dokter mungkin akan mengganti dosis atau pencegahan lain yang perlu dilakukan.
Beritahu penyedia layanan kesehatan atau apoteker Anda apabila Anda menggunakan obat-obatan lain, khususnya obat-obatan berikut ini.
Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat ini juga dapat menyebabkan interaksi obat terjadi.
- Caffeine pada obat bermanfaat untuk meredakan nyeri dan membantu mencegah kantuk.
- Obat pereda nyeri dan minuman berenergi umumnya memiliki dosis kecil kandungan kafein.
- Dosis tinggi pada obat kafein sebaiknya dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.
[embed-health-tool-bmi]