backup og meta

5 Jenis Makanan Penambah Nafsu Makan yang Sehat

5 Jenis Makanan Penambah Nafsu Makan yang Sehat

Nafsu makan berkurang dapat dialami siapa pun. Namun, penurunan nafsu makan yang dibiarkan bisa menyebabkan kekurangan gizi. Untungnya, ada makanan penambah nafsu makan yang bisa Anda coba untuk mencegah hal tersebut. Apa saja? 

Daftar makanan penambah nafsu makan

Kunci utama dari membangkitkan nafsu makan yaitu menjalani gaya hidup sehat. Anda juga bisa memilih makanan yang dipercaya dapat menambah selera makan. 

Cara ini cenderung lebih aman dibandingkan minum suplemen penambah berat badan, kecuali disarankan oleh dokter.

Di bawah ini beberapa makanan penambah nafsu makan yang bisa dicoba. 

1. Yoghurt

probiotik untuk ibu hamil

Salah satu makanan penambah nafsu makan yang mudah Anda temui yaitu yoghurt. Yoghurt merupakan produk susu fermentasi yang mengandung bakteri baik bagi usus. 

Selain melancarkan pencernaan, yoghurt ternyata bisa digunakan untuk merangsang nafsu makan. Bagaimana tidak, olahan susu fermentasi ini mengandung kalori dan gizi yang tinggi. 

Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian dari Nutrition reviews. Penelitian tersebut melaporkan bahwa yoghurt dapat mengurangi konsumsi makanan berlemak dan gula tinggi. 

Bahkan, kandungan kalsium dan protein di dalam yoghurt memengaurhi nafsu makan dan asupan energi. Pasalnya, protein pada yoghurt dapat menyerap gizi dengan cepat sehingga berdampak positif rasa kenyang seseorang. 

2. Alpukat

Tahukah Anda bahwa makan makanan berkalori tinggi bisa menjadi penambah nafsu makan? Salah satu jenis makanan yang kaya akan kalori dan sehat yakni buah alpukat

Dijuluki sebagai superfood, alpukat mengandung kalori dan lemak tak jenuh yang baik untuk meningkatkan selera makan. 

Tidak hanya itu, buah berwarna hijau ini kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Tidak heran bila alpukat disebut dapat meningkatkan nafsu makan. 

Anda pun bisa mengolah alpukat menjadi berbagai jenis makanan, mulai dari jus hingga dimasukkan sebagai pelengkap sandwich yang lezat. 

3. Rempah-rempah

manfaat rempah indonesia

Rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, dan lada ternyata juga bisa merangsang selera makan Anda. Bagaimana bisa? 

Dilansir dari Iranian Red Crescent medical journal, rempah-rempah tertentu bisa mengurangi perut kembung dan meningkatkan nafsu makan.

Bumbu masakan ini juga membantu memproduksi empedu yang penting untuk mencerna lemak. Beberapa jenis bumbu dan rempah yang bisa menambah nafsu makan antara lain: 

Anda bisa menambah tanaman herbal atau rempah-rempah di atas sebagai bumbu penyedap atau dalam bentuk teh. 

4. Smoothies buah atau sayuran

Smoothies merupakan cara meningkatkan nafsu makan, terutama pada anak yang sulit makan.

Tidak seperti jus buah pada umumnya, smoothies mencampurkan buah dan sayuran yang dapat menjaga kadar serat di dalamnya. 

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan beragam vitamin, mineral, protein, dan serat dari smoothies. Meski begitu, olahan buah dan sayur ini terkadang mengandung terlalu banyak gula. 

Cobalah membatasi jumlah buah dan sayur dalam smoothies. Artinya, jangan masukkan lebih banyak makanan ke dalam smoothies

Usahakan untuk melihat terlebih dahulu apa saja resep smoothies yang sehat dengan kandungan gizi yang seimbang. 

5. Makanan pahit

manfaat pare untuk kanker

Ternyata, makanan pahit seperti pare disinyalir bisa menjadi penambah nafsu makan.

Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian dari Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America

Para peneliti dalam studi tersebut menyebutkan bahwa mengaktifkan reseptor rasa pahit dapat merangsang sekresi ghrelin. Ghrelin merupakan hormon yang bertanggung jawab menghasilkan rasa lapar. 

Tak sampai di situ, makanan pahit dapat meningkatkan sirkulasi darah pada organ perut. Hal ini bisa meningkatkan aktivitas saraf yang mengontrol rasa.

Tidak heran bila makanan ini bisa merangsang selera makan Anda, termasuk:

  • brokoli, 
  • pare
  • daun pepaya, 
  • terong, dan
  • kubis. 

6. Makanan rendah serat

Bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, diet tinggi serat merupakan salah satu cara untuk mencapai hal tersebut. Pasalnya, serat memberikan rasa kenyang yang lebih lama. 

Serat memang direkomendasikan dalam pola makan yang seimbang. Namun, konsumsi serat perlu dibatasi ketika Anda ingin meningkatkan nafsu makan. 

Makan makanan rendah serat setidaknya membantu mencegah Anda merasa terlalu kenyang. Hal ini mungkin membuat Anda makan lebih banyak pada siang hari. 

Beberapa makanan yang mengandung rendah serat, tapi kaya akan gizi lainnya yaitu: 

  • daging merah, ikan, atau ayam, 
  • telur, 
  • produk susu, seperti susu, es krim, atau keju, 
  • selada, 
  • buah-buahan, terutama pisang, melon, dan persik matang tanpa kulit, 
  • biskuit asin, dan 
  • nasi putih. 

7. Makanan favorit Anda

Sebenarnya jenis makanan penambah nafsu makan yang paling simpel yaitu makanan kesukaan Anda.

Konsumsi makanan favorit membuat Anda lebih lahap memakannya dibandingkan jenis makanan yang dianggap biasa saja. 

Selain itu, memilih makanan yang hendak dimakan membuat seseorang makan lebih banyak dan lebih sering daripada dipilihkan orang lain. 

Meski begitu, Anda tidak bisa sembarang makan makanan kesukaan demi menambah nafsu makan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mencoba cara ini: 

  • rencanakan dan siapkan makanan favorit untuk hari-hari tertentu, 
  • hindari makanan kesukaan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji, dan 
  • pilih bahan-bahan makanan yang lebih segar dan bergizi. 

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa makanan penambah nafsu makan dapat menaikkan berat badan secara drastis.

Namun, hal ini bisa dicegah dengan memilih makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan kalori Anda. 

Itu sebabnya, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk merencanakan pola makan guna memperbaiki selera makan.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Clark, Michelle J.; Slavin, Joanne L. (2013). The Effect of Fiber on Satiety and Food Intake: A Systematic Review. Journal of the American College of Nutrition, 32(3), 200–211. doi:10.1080/07315724.2013.791194.

Janssen, S., Laermans, J., Verhulst, P. J., Thijs, T., Tack, J., & Depoortere, I. (2011). Bitter taste receptors and α-gustducin regulate the secretion of ghrelin with functional effects on food intake and gastric emptying. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 108(5), 2094–2099. https://doi.org/10.1073/pnas.1011508108

Larijani, B., et al. (2016). Prevention and Treatment of Flatulence From a Traditional Persian Medicine Perspective. Iranian Red Crescent medical journal, 18(4), e23664. https://doi.org/10.5812/ircmj.23664

Marion M. Hetherington; Annie S. Anderson; Geraldine N.M. Norton; Lisa Newson (2006). Situational effects on meal intake: A comparison of eating alone and eating with others. Psychology and Behavior, 88(4-5), 0–505. doi:10.1016/j.physbeh.2006.04.025.

Parizel, O., Labouré, H., Marsset-Baglieri, A., Fromentin, G., & Sulmont-Rossé, C. (2017). Providing choice and/or variety during a meal: Impact on vegetable liking and intake. Appetite, 108, 391–398. https://doi.org/10.1016/j.appet.2016.10.027

Tremblay, A., Doyon, C., & Sanchez, M. (2015). Impact of yogurt on appetite control, energy balance, and body composition. Nutrition reviews, 73 Suppl 1, 23–27. https://doi.org/10.1093/nutrit/nuv015

Gillin, S. (2018). Are blended smoothies good for my child? Healthy Children. Retrieved March 7, 2022 from, https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/ask-the-pediatrician/Pages/Are-blended-smoothies-good-for-my-child.aspx

Versi Terbaru

11/04/2022

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

5 Jenis Kacang Sehat untuk Camilan Sehari-hari

Mengapa Stres Bisa Bikin Nafsu Makan Naik Turun?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 11/04/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan