backup og meta

Hipokalsemia

Hipokalsemia

Tidak hanya berguna untuk tulang, kalsium juga bermanfaat untuk membantu kerja sistem saraf, otot, serta pembekuan darah. Jika kadar kalsium darah rendah, fungsi tubuh pun bisa terganggu. Kondisi ini disebut dengan hipokalsemia. Ketahui penyebab, gejala dan cara mengatasinya berikut ini.  

Apa itu hipokalsemia?

Hipokalsemia adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam darah terlalu rendah. Anda dapat dikatakan mengalami hipokalsemia jika kadar kalsium berada di bawah 88 mg/dL. 

Kalsium sendiri berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk memperkuat tulang dan gigi, meningkatkan fungsi sistem saraf, jantung, dan kontraksi otot. 

Jika kadar kalsium rendah, kemampuan tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi penting tersebut pun dapat ikut terganggu. 

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kadar hormon paratiroid (PTH) atau vitamin D yang tidak normal.

Seberapa umum kondisi ini?

Mengutip Cleveland Clinic, para ahli kesehatan dan peneliti belum dapat menentukan seberapa umum kasus hipokalsemia. Kondisi ini biasanya merupakan efek samping dari kondisi medis tertentu. 

Hipokalsemia umumnya merupakan efek samping dari pengangkatan tiroid (tiroidektomi). Sekitar 7% – 49% orang mengalami hipokalsemia setelah melakukan prosedur tiroidektomi. 

Tanda dan gejala hipokalsemia

kejang otot

Orang dengan kadar kalsium darah yang rendah bisa tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, umumnya penderita hipokalsemia ringan dapat mengalami gejala seperti: 

  • kram otot, terutama pada punggung dan kaki,
  • kuku yang mudah rapuh,
  • rambut yang terasa lebih kasar, serta
  • kulit kering dan bersisik.

Pada kasus hipokalsemia yang berat, Anda mungkin akan merasakan gejala seperti:

  • kesemutan pada bibir, lidah, jari tangan atau kaki,
  • nyeri otot,
  • kejang otot,
  • irama jantung yang tidak normal (aritmia), hingga
  • gagal jantung. 

Jika tidak segera diatasi, kondisi ini lama-kelamaan akan memengaruhi sistem saraf dan pikiran serta menimbulkan gejala seperti kebingungan, gelisah, depresi, halusinasi, dan gangguan daya ingat. 

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika Anda mengalami tanda atau gejala hipokalsemia, pastikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan untuk kesehatan, seperti gagal jantung hingga aritmia.

Penyebab hipokalsemia

Hipokalsemia bisa disebabkan karena berbagai hal. Pada bayi, hipokalsemia lebih sering terjadi pada bayi prematur dengan berat badan rendah karena kelenjar paratiroid yang belum berkembang sempurna. 

Sementara pada orang dewasa, rendahnya kadar kalsium dalam darah bisa disebabkan karena kondisi berikut ini. 

1. Hipoparatiroidisme

Hipoparatiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar paratorid tidak menghasilkan hormon paratiroid (PTH) dalam jumlah cukup. 

Hormon PTH sendiri berfungsi untuk mengontrol kadar kalsium dalam darah. Jika produksinya tidak cukup, kadar kalsium bisa saja menjadi terlalu rendah. 

2. Kekurangan vitamin D

Kekurangan vitamin D juga bisa menjadi salah satu penyebab kadar kalsium dalam darah menjadi terlalu rendah. Vitamin D berfungsi penting untuk membantu tubuh dalam menyerap kalsium. 

Defisiensi vitamin D bisa disebabkan karena kurang konsumsi makanan yang mengandung vitamin D atau kurang cukup mendapatkan vitamin D dari sinar matahari.

3. Gagal ginjal

Terganggunya fungsi ginjal juga dapat menyebabkan kadar kalsium dalam darah menjadi rendah. 

Hipokalsemia pada penderita gagal ginjal kronis disebabkan oleh peningkatan kadar fosfor dalam darah dan penurunan produksi vitamin D oleh ginjal. 

4. Hipomagnesemia

Hipomagnesemia adalah kondisi di mana kadar magnesium dalam darah rendah. Kelenjar paratiroid membutuhkan magnesium untuk membuat dan melepaskan hormon PTH.

Apabila kadar magnesium terlalu rendah, hormon PTH yang dihasilkan tidak cukup sehingga bisa membuat kadar kalsium terlalu rendah. 

5. Pseudohipoparatiroidisme

Kondisi ini adalah kelainan bawaan yang menyebabkan tubuh tidak dapat merespons hormon PTH dengan baik.

Tubuh Anda seolah-olah tidak memiliki cukup hormon PTH, padahal sebenarnya tubuh Anda memiliki kadar PTH yang normal. 

Selain kondisi medis, penggunaan obat-obatan tertentu seperti bisfosfonat, kortikosteroid, rifampisin, kalsitonin, klorokuin, cinacalcet, denosumab, foscarnet, dan plicamycin dapat menyebabkan hipokalsemia.

Faktor risiko hipokalsemia

Kondisi ini sebenarnya dapat menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Namun, orang-orang dengan kondisi berikut ini dapat memiliki risiko yang tinggi terkena hipokalsemia, seperti:

  • kekurangan vitamin D,
  • memiliki gangguan pada fungsi paratiroid,
  • melakukan operasi pengangkatan tiroid (tiroidektomi),
  • memiliki riwayat keluarga dengan kondisi genetik tertentu, seperti kelainan genetik vitamin D atau sindrom DiGeorge. 

Diagnosis hipokalsemia

Mengutip Children’s Hospital of Philadelphia, dokter akan mendiagnosis kondisi ini berdasarkan tes kalsium dalam darah untuk mengukur jumlah kadar kalsium.

Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan berikut untuk memastikan diagnosis.

  • Tes darah. Dokter akan melakukan pengambilan sampel darah untuk memeriksa kadar magnesium, fosfor, hormon PTH, dan vitamin D.
  • EKG (elektrokardiogram). Petugas kesehatan juga mungkin akan melakukan pemeriksaan EKG untuk mengukur irama jantung Anda. Hal ini karena hipokalsemia dapat menyebabkan irama jantung tidak normal.
  • Tes percintaan tulang. Tes ini berguna untuk melihat apakah Anda memiliki masalah kalsium pada tulang seperti osteomalasia atau rickets.

Pengobatan hipokalsemia

lebih bagus obat sirup atau tablet

Pengobatan hipokalsemia dilakukan berdasarkan dengan tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya. 

Pada kasus yang ringan, hipokalsemia mungkin tidak memerlukan pengobatan dan dapat sembuh sendirinya dengan mencukupi kebutuhan kalsium.

Namun, Anda mungkin memerlukan perawatan khusus untuk meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Berikut ini beberapa pilihan pengobatan ketika kadar kalsium terlalu rendah. 

  • Suplemen kalsium. Pil atau suplemen kalsium dapat mengembalikan kadar kalsium dalam darah ke tingkat normal
  • Suplemen vitamin D. Dokter juga mungkin akan menyarankan konsumsi suplemen D, sehingga tubuh dapat menyerap kalsium dengan baik.
  • Pemberian hormon paratiroid paratiroid sintesis. Jika Anda menderita hipotiroidisme, dokter mungkin akan memberikan hormon paratiroid sintetis. 
  • Infus kalsium glukonat IV. Jika hipokalemia yang Anda derita cukup parah dan menyebabkan kram hingga kejang otot, dokter mungkin akan memberikan infus kalsium glukonat. 

Pencegahan hipokalsemia

Salah satu cara untuk mencegah kondisi ini adalah dengan mencukupi kebutuhan kalsium. Anda bisa mulai mengonsumsi makanan sumber kalsium, seperti:

  • susu dan produk olahan susu, seperti keju atau yoghurt,
  • sayuran hijau, seperti brokoli dan kale,
  • ikan tulang lunak seperti sarden dan salmon kalengan, serta
  • makanan atau minuman fortifikasi kalsium, seperti sereal atau produk kedelai.

Namun, pastikan untuk mengonsumsinya secukupnya. Jumlah kalsium yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 1000 miligram. 

Konsumsi kalsium berlebihan justru dapat menyebabkan tubuh kelebihan kalsium (hiperkalsemia). 

Kadar kalsium darah yang terlalu rendah umumnya tidak berbahaya. Namun, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti kejang hingga gagal jantung. 

Oleh sebab itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat ketika mengalami gejala hipokalsemia.

Ringkasan

  • Hipokalsemia adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam darah rendah atau berada di bawah normal.
  • Gejalanya bisa berupa kram otot, kuku mudah rapuh, serta kulit kering. Pada kasus yang parah, kadar kalsium rendah bisa menyebabkan kejang otot hingga gagal jantung.
  • Rendahnya kadar kalsium umumnya disebabkan oleh gangguan pada kelenjar paratiroid yang memproduksi hormon paratiroid (PTH) atau kekurangan vitamin D.
  • Hipokalsemia biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi dalam kasus yang berat, Anda mungkin memerlukan perawatan dari dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hypocalcemia: Causes, Symptoms & Treatment. (2022). Retrieved 05 September 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23143-hypocalcemia 

Hypocalcemia. Children’s Hospital of Philadelphia. Retrieved 05 September 2024, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/hypocalcemia 

Hypocalcemia. (n.d.). Retrieved 05 September 2024, from https://www.childrenshospital.org/conditions/hypocalcemia 

Goyal, A. (2023). Hypocalcemia. Retrieved 05 September 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430912/ 

Calcium. (2023). Retrieved 05 September 2024, from https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/calcium/ 

Calcium. (2017). Retrieved 05 September 2024, from https://lpi.oregonstate.edu/mic/minerals/calcium 

Versi Terbaru

11/09/2024

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Bantu Cegah Penyakit, Ini Peran Vitamin C, D, dan Kalsium di Sistem Imun

Manfaat dan Kebutuhan Kalsium Ibu Menyusui Setiap Harinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 4 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan