Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa minum bubble drink berlebihan dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit. Namun, bila kita menilik kembali setiap bahan dalam segelas bubble drink, adakah manfaat tertentu yang bisa didapat?
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa minum bubble drink berlebihan dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit. Namun, bila kita menilik kembali setiap bahan dalam segelas bubble drink, adakah manfaat tertentu yang bisa didapat?
Bubble drink merupakan minuman yang terbuat dari teh, susu, es, serta topping berupa bola tapioka yang disebut bubble, pearl, atau boba. Topping boba pada minuman ini dibuat dengan mencampurkan tepung tapioka, pewarna makanan, dan air hangat.
Adonan tapioka lalu dibentuk menjadi bola-bola kecil dan direbus hingga matang. Bola tapioka sebetulnya tidak berasa. Jadi, kebanyakan penjual bubble drink mencampurnya dengan simple syrup yang terbuat dari air gula agar rasanya lebih manis.
Tepung tapioka seberat 50 gram mengandung energi total sebanyak 181 kkal. Setelah menjadi boba, kandungan energinya berkurang menjadi 120 kkal. Begitu ditambahkan bahan-bahan lain, kandungan kalori bubble drink tentu akan bertambah lagi.
Bubble drink bukannya tanpa manfaat, mengingat minuman ini mengandung beberapa jenis zat gizi yang diperlukan tubuh. Berikut gambaran kandungan gizi dari satu sajian bubble drink ukuran besar.
Selain berbagai zat gizi tersebut, bubble drink juga mengandung 0,6 miligram natrium, 6,2 miligram kalium, dan 0,6 gram serat yang berasal dari boba tapioka.
Secara keseluruhan, bubble drink merupakan minuman manis, tinggi kalori, dan tinggi gula yang konsumsinya perlu dibatasi. Namun, jika ditilik dari masing-masing bahannya, di bawah ini beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan.
Manfaat boba dalam minuman bubble sebenarnya tidak jauh berbeda dengan manfaat tepung tapioka biasa. Zat gizi utama yang bisa Anda dapatkan dari mengonsumsi bola-bola tapioka ialah karbohidrat dan gula.
Karbohidrat pada bola tapioka merupakan karbohidrat kompleks berbentuk pati. Jenis karbohidrat yang banyak terdapat pada umbi-umbian ini bertahan lebih lama di dalam saluran pencernaan. Jadi, Anda akan kenyang lebih lama setelah mengonsumsinya.
Bubble drink mengandung beragam mineral seperti zat besi, magnesium, mangan, dan fosfor dalam jumlah kecil yang berasal dari tepung tapioka. Tubuh Anda membutuhkan berbagai mineral tersebut untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Sayangnya, kandungan mineral dalam bubble drink terlalu sedikit sehingga manfaat zat gizi ini mungkin tidak berdampak besar bagi tubuh. Maka dari itu, Anda tetap perlu mengimbangi kebiasaan minum bubble drink dengan konsumsi buah dan sayuran.
Versi asli bubble drink di Taiwan memakai bahan utama berupa teh hitam yang kaya akan polifenol. Sebagai antioksidan, polifenol membantu menyehatkan pembuluh darah dan menurunkan risiko penyakit akibat tingginya kadar kolesterol.
Namun, Anda mungkin tidak bisa mendapatkan manfaat yang sama dengan meminum bubble drink. Pasalnya, bubble drink yang banyak dijual di pasaran biasanya tidak lagi mengandung teh hitam alami dan justru didominasi oleh pemanis tambahan.
Secara teori, manfaat bubble drink yakni membantu memenuhi kebutuhan cairan. Apalagi, satu sajian minuman bubble biasanya mengandung 250 – 500 mL air. Rasa haus setelah minum minuman ini juga bisa memicu keinginan untuk minum air putih.
Akan tetapi, ini bukanlah cara yang sehat untuk menambah asupan cairan. Meski kandungan airnya melimpah, bubble drink tetaplah minuman manis yang tinggi kalori dan gula sehingga konsumsinya perlu dibatasi.
Satu-satunya manfaat yang dimiliki bubble tapioka adalah menjadi sumber energi bagi tubuh karena adanya kandungan karbohidrat dan gula. Selain itu, hampir tidak ada lagi manfaat yang bisa Anda peroleh dari memakan bola-bola kenyal ini.
Lalu, apakah Anda perlu berhenti mengonsumsinya? Jawabannya bergantung pada diri Anda sendiri. Asupan apa pun akan berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Begitu pula dengan bola tapioka yang hampir selalu menjadi topping dari bubble drink tinggi gula dan kalori. Batasi konsumsinya agar tidak lebih dari satu kali dalam seminggu (atau kurang dari itu) untuk mencegah dampak buruk bagi kesehatan.
Cobalah mengganti bubble drink dengan makanan penutup yang menyehatkan dan tidak kalah lezat, seperti buah-buahan segar atau smoothies. Dengan begitu, Anda bisa tetap merasakan nikmatnya minuman manis tanpa risiko kesehatan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Yusra Firdaus
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar