backup og meta

Manfaat Isoflavon, Antioksidan Ajaib pada Kacang Kedelai

Manfaat Isoflavon, Antioksidan Ajaib pada Kacang Kedelai

Anda yang suka mengonsumsi makanan sumber antioksidan mungkin tidak asing dengan isoflavon pada kacang kedelai. Selain bekerja sebagai antioksidan, zat ini juga memiliki manfaat lain yang sayang bila Anda lewatkan. Apa saja?

Manfaat isoflavon bagi kesehatan

apa itu isoflavon dan manfaat

Isoflavon adalah senyawa khas tumbuhan atau fitonutrien yang banyak ditemukan pada kacang kedelai dan legum. Zat ini merupakan fitoestrogen, yakni zat yang memiliki sifat dan cara kerja menyerupai hormon estrogen pada wanita.

Senyawa ini juga berfungsi sebagai antioksidan yang kuat. Antioksidan merupakan senyawa yang berguna dalam memerangi efek negatif radikal bebas. Radikal bebas yaitu hasil sampingan berbahaya dari proses pengolahan makanan menjadi energi.

Isoflavon bekerja dengan mengurangi kerusakan akibat radikal bebas dan berpotensi menurunkan risiko sejumlah penyakit kronis. Namun, di bawah ini berbagai manfaat isoflavon secara umum.

1. Menurunkan risiko penyakit kronis

Risiko penyakit kronis seperti stroke, diabetes, dan penyakit jantung dapat meningkat akibat radikal bebas. Radikal bebas termasuk molekul perusak sel tubuh yang dapat berasal dari rokok, polusi, makanan, dan lain-lain.

Seiring waktu, radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan yang berujung menjadi penyakit kronis. Sebagai antioksidan, isoflavon bekerja dengan melindungi sel dari efek radikal bebas yang merusak tersebut.

2. Membantu mencegah penyakit jantung

Sebuah studi terbaru dalam jurnal Circulation menunjukkan bahwa konsumsi isoflavon berkaitan dengan pencegahan penyakit jantung koroner. Anda bisa mendapatkan manfaat ini dengan cara yang sederhana, yakni mengonsumsi tahu.

Seratus gram tahu mengandung sekitar 25 miligram isoflavon. Mengacu rekomendasi asupan isoflavon harian oleh US Soybean Export Council, jumlah ini dapat memenuhi 50% kebutuhan harian Anda.

3. Membantu memperkuat tulang

Hormon estrogen membantu menjaga kekuatan tulang dengan merangsang aktivitas sel osteoblas yang membentuk jaringan tulang. Begitu Anda menopause, jumlah estrogen menurun sehingga Anda lebih rentan mengalami osteoporosis. 

Akan tetapi, sebuah penelitian lama menunjukkan bahwa protein kedelai mungkin bisa mempertahankan massa tulang pada wanita menopause. Isoflavon bekerja dengan mengurangi penyerapan tulang dan pengeluaran kalsium dari tulang.

4. Alternatif untuk meringankan gejala menopause

Hormon estrogen menurun drastis atau bahkan habis saat wanita mengalami menopause. Penurunan estrogen dapat menyebabkan hot flash, vagina kering, dan gejala lainnya. Sebagai solusinya, banyak wanita menjalani terapi hormon.

Namun, terapi hormon dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah dan kanker. Inilah mengapa banyak wanita beralih menggunakan isoflavon. Zat ini bekerja seperti estrogen, tapi risikonya jauh lebih kecil.

5. Meningkatkan fungsi otak

Sebuah penelitian pada 2020 menyebutkan bahwa isoflavon pada kedelai berpotensi meningkatkan fungsi otak. Peserta yang mengonsumsi kedelai menunjukkan hasil yang lebih baik dalam “baterai neuropsikologis” dibandingkan kelompok lainnya.

“Baterai neuropsikologis” yaitu tes yang menilai lima kemampuan kognitif otak. Kelimanya meliputi bahasa, spasial (mengenali lingkungan sekitar), ingatan, pemusatan perhatian, dan kemampuan untuk mengontrol fungsi otak secara menyeluruh.

6. Menurunkan risiko penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di dalam dan sekitar sel otak penderita. Ada dua macam protein, yaitu amiloid yang membentuk plak di sekitar sel otak serta tau yang membentuk kekusutan di dalam sel otak.

Pada penelitian yang sama, isoflavon terbukti mengurangi kekusutan sel otak akibat adanya tau. Zat ini juga mengurangi peradangan dan melawan radikal bebas. Dengan begitu, zat ini mungkin bisa menurunkan risiko penyakit Alzheimer.

5 Makanan Bernutrisi Baik untuk Kesehatan Otak

Benarkah isoflavon pada kacang kedelai memicu kanker?

mitos kacang kedelai

Pernah ada mitos makan kedelai yang dapat memicu kanker. Kandungan isoflavon pada bahan makanan ini dituding sebagai penyebabnya. Pasalnya, senyawa ini memiliki sifat dan cara kerja yang mirip dengan hormon estrogen.

Kadar estrogen yang tinggi memang berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara dan rahim. Risiko inilah yang dihadapi oleh para wanita menopause yang menjalani terapi hormon. 

Kabar baiknya, kacang kedelai dan produk olahannya tidak mengandung cukup banyak isoflavon untuk dapat menimbulkan risiko yang sama. Anda bisa mendapatkan manfaat senyawa ini dengan mengonsumsi produk-produk kedelai secukupnya.

Meski begitu, Anda mungkin perlu berhati-hati bila ingin mengonsumsi isoflavon dalam bentuk suplemen. Konsumsi suplemen dengan kandungan isoflavon mungkin meningkatkan risiko kanker pada wanita dengan riwayat penyakit ini dalam keluarganya.

Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat isoflavon yakni dengan mengonsumsi kacang kedelai dan produk olahannya. Satu atau dua potong tahu atau tempe sehari sudah cukup untuk memberikan Anda manfaat senyawa ini.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

5 Manfaat Quercetin, Pigmen Tumbuhan yang Baik untuk Tubuh

6 Manfaat Flavonoid, Mencegah Kanker dan Diabetes


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan