Anda perlu mendapatkan asupan mineral agar organ tubuh berfungsi baik. Sayangnya, akses makanan sehat yang terbatas atau berhadapan dengan kondisi medis tertentu membuat seseorang berisiko kekurangan mineral. Apa saja gejalanya dan bagaimana mengatasinya?
Penyebab kekurangan mineral
Kekurangan mineral adalah kondisi yang terjadi bila tubuh tidak mendapatkan asupan mineral yang cukup. Kondisi ini disebut juga defisiensi mineral.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami defisiensi mineral. Hal ini berhubungan dengan pola makan, pilihan makanan, kondisi tubuh, dan masalah kesehatan tertentu.
Berikut hal umum yang menjadi penyebab dan faktor risiko kekurangan mineral.
- Menjalani diet untuk menurunkan berat badan
- Pola makan rendah kalori.
- Mengalami gangguan makan.
- Orang lanjut usia dengan nafsu makan yang menurun.
- Sering makan junk food dan jarang makan sayur dan buah-buahan.
- Mengalami intoleransi laktosa atau alergi terhadap makanan tinggi mineral.
- Menjalani diet vegan atau vegetarian.
- Memiliki penyakit pada hati, kantong empedu, usus, atau ginjal.
- Ketergantungan alkohol.
- Mengonsumsi obat seperti antasida dan diuretik.
- Operasi pada saluran pencernaan.
Gejala kekurangan mineral
Kurangnya asupan mineral dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari badan lesu, menurunnya daya tahan tubuh, hingga gangguan fungsi otot.
Gejala yang timbul bisa berbeda-beda, tergantung jenis mineral yang kurang dalam tubuh Anda. Di bawah ini berbagai gejala defisiensi mineral menurut jenisnya.
1. Kekurangan zat besi
Zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yakni protein khusus pada sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen.
Tubuh Anda juga membutuhkan zat besi untuk membentuk enzim dan protein lain yang menjaga tubuh tetap sehat.
Kekurangan zat besi dapat menurunkan kadar hemoglobin sehingga sel darah merah tidak mampu membawa cukup oksigen ke berbagai jaringan tubuh.
Lama-kelamaan, hal ini bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Gejalanya meliputi:
- badan lesu dan letih,
- kulit tampak pucat,
- sering sakit kepala atau pusing,
- nyeri dada,
- tangan dan kaki terasa dingin, serta
- kuku menjadi rapuh.
2. Kekurangan kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, pembuluh darah, saraf, serta otot.
Tubuh Anda terus mengatur keseimbangan kadar kalsium darah sehingga saat Anda kekurangan mineral ini, gejala biasanya akan muncul dengan cepat.
Kekurangan kalsium umumnya disebabkan oleh penyakit, pengobatan, atau tindakan medis.
Anda berisiko mengalami kondisi ini bila pernah menjalani operasi lambung, mengonsumsi obat pengencer darah, atau menderita penyakit ginjal. Tanda-tandanya antara lain:
- badan lesu,
- nafsu makan menurun,
- detak jantung tidak beraturan,
- mati rasa,
- kram otot, dan
- rasa menggelitik pada jari.
3. Kekurangan kalium
Kalium merupakan elektrolit yang diperlukan dalam kontraksi otot, fungsi jantung, dan penghantaran sinyal saraf.
Tubuh juga membutuhkan kalium untuk mengubah karbohidrat menjadi energi yang Anda gunakan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Mineral ini dapat hilang dari tubuh bila Anda kehilangan banyak cairan, misalnya akibat penyakit ginjal, muntah terus-menerus, atau pemakaian obat diuretik.
Gejala kekurangan kalium yang dapat timbul meliputi:
- kram atau lemah otot,
- kelumpuhan pada otot usus,
- sembelit,
- sakit perut, dan
- perut kembung.
4. Kekurangan magnesium
Magnesium juga merupakan elektrolit seperti halnya kalium.
Anda memerlukan mineral ini untuk menghasilkan energi, membentuk protein, serta menjaga fungsi otot, otak, dan saraf. Selain itu, magnesium memengaruhi gula darah dan tekanan darah.
Orang dengan kondisi tubuh yang sehat jarang sekali kekurangan mineral ini. Namun, obat-obatan tertentu dan ketergantungan alkohol dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami defisiensi magnesium.
Pada tahap awal, kekurangan magnesium dapat menyebabkan mual dan muntah, lesu, serta penurunan nafsu makan.
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang lebih berat berupa:
- kram otot,
- mati rasa,
- sensasi menggelitik pada tubuh,
- kejang, hingga
- denyut jantung tidak teratur.
5. Kekurangan zinc
Peran mineral zinc sangatlah besar dalam pembentukan protein dan DNA, penyembuhan luka, serta kekebalan tubuh.
Tidak hanya itu, Anda pun membutuhkan zinc untuk mendukung pertumbuhan dan kehamilan yang sehat.
Kekurangan zinc bisa menurunkan nafsu makan serta memengaruhi kemampuan Anda dalam mencium bau dan mengecap rasa.
Bila dibiarkan terus-menerus, fungsi kekebalan tubuh dan pertumbuhan Anda mungkin akan terganggu.
Cara mengatasi defisiensi mineral
Penanganan terhadap defisiensi mineral perlu disesuaikan dengan faktor penyebab dan tingkat keparahannya.
Anda mungkin perlu menjalani beberapa pemeriksaan kesehatan terlebih dulu.
Setelah itu, dokter dapat menentukan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda. Berikut tiga langkah yang dapat ditempuh.
1. Perubahan pola makan
Jika kekurangan mineral berkaitan dengan pola makan, berarti Anda perlu mengubah kebiasaan makan.
Ahli gizi akan memandu Anda dalam menentukan jenis makanan yang harus ditambah, menyusun menu yang sehat, hingga menyusun jurnal makanan.
2. Konsumsi suplemen
Defisiensi mineral kadang tidak bisa diatasi hanya dengan pola makan. Anda mungkin juga harus meminum suplemen berkandungan zat gizi mineral secara rutin.
Berkonsultasilah kepada dokter untuk menentukan dosis suplemen yang sesuai.
3. Perawatan medis darurat
Kasus defisiensi mineral yang amat parah harus ditangani di rumah sakit.
Pada kondisi seperti ini, dokter sering kali perlu memberikan mineral dan zat gizi lain melalui infus. Perawatan dapat berlangsung selama sehari atau beberapa hari.
Kekurangan mineral dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan.
Apabila Anda termasuk dalam kelompok yang rentan mengalami gejala kurang mineral, cobalah berkonsultasi kepada dokter. Pola makan bergizi seimbang seharusnya bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan mineral.
[embed-health-tool-bmi]