Jika olahraga dan jaga pola makan tidak berhasil, mungkin Anda memerlukan penggunaan obat penurun berat badan (pil diet atau pelangsing). Namun, penggunaannya tidak dianjurkan untuk semua orang karena cara kerja obat dan efek sampingnya.
Siapa yang boleh minum obat pelangsing?
Obat pelangsing adalah jenis obat yang mengandung bahan tertentu untuk membantu mengatur pola makan dan penyerapan nutrisi makanan. Tujuan penggunaannya yaitu menurunkan berat badan, dengan mencegah pertambahan lapisan lemak tubuh.
Biasanya dokter menganjurkan penggunaan obat penurun berat badan pada seseorang yang terlalu gemuk atau dengan indeks massa tubuh (IMT) sekitar 30kg/m2 atau lebih.
Penggunaan pil pelangsing juga diperuntukan bagi seseorang dengan IMT 27kg/m2 ke atas, dan memiliki riwayat sleep apnea, penyakit jantung, hipertensi, stroke, atau diabetes yang membuatnya sulit berdiet atau berolahraga dengan intensitas tinggi.
Penggunaan obat pelangsing perlu berada di bawah pengawasan dokter karena harus mengikuti durasi penggunaan dan adanya perubahan dosis obat.
Seperti metode penurunan berat badan lainnya, penggunaan pil diet harus dilakukan secara konsisten, bahkan memerlukan waktu yang lama yang untuk menimbulkan efek.
Dosis konsumsi obat penurun berat badan juga dapat berubah seiring waktu dan bergantung pada reaksi tubuh dan perubahan pola makan pasien.
Sama seperti obat lainnya, pil pelangsing juga memiliki efek samping dan dapat menimbulkan reaksi alergi obat. Efek dari penggunaan pil diet mungkin juga tidak sesuai dengan terapi pengobatan penyakit kronis tertentu.
Beberapa jenis pil diet dapat menimbulkan efek yang buruk pada seorang perempuan yang sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan.
Berbagai obat penurun berat badan yang tersedia
Di bawah ini merupakan daftar jenis obat penurun berat badan yang tersedia beserta carai kerja dan efek sampingnya.
1. Suprenza atau Adipex-P (phentermine)
Suprenza atau Adipex-P (phentermine) berfungsi untuk menekan nafsu makan. Biasanya, penggunaan amannya hanya boleh dalam jangka pendek, misalnya selama beberapa minggu saja.
Efek sampingnya antara lain meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, insomnia, serta kesulitan untuk beristirahat. Namun, efek samping lebih mungkin terjadi saat penggunaan jangka panjang yang sering disertai dengan ketergantungan.
Pengaturan dosis diperlukan pada seseorang yang sedang menjalani terapi insulin. Selain itu, hindari penggunaan obat ini jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung.
2. Belviq (lorcaserin)
Belviq juga digunakan untuk menurunkan nafsu makan seseorang. Obat ini bekerja dengan membuat Anda merasa kenyang lebih lama meski hanya makan dalam porsi yang sedikit.
Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain sakit kepala, pusing, mual, kelelahan, mulut kering, dan sembelit.
Pada penderita diabetes dapat menimbulkan penurunan kadar gula darah, batuk dan nyeri pinggang. Hindari penggunaan bersamaan dengan obat depresi karena dapat menyebabkan demam dan kebingungan.
3. Qsymia (phentermine & topiramate)
Qsymia merupakan obat kombinasi yang menekan nafsu makan. Efek utamanya yaitu mencegah binge eating disorder dan sindrom makan tengah malam (night eating syndrome).
Hindari pemakaian obat ini saat sedang hamil karena dapat meracuni janin. Beberapa efek samping yang lebih ringan di antaranya pusing, perubahan rasa pada lidah, mulut kering, insomnia, dan sembelit (susah BAB).
4. Desoxyn (methamphetamine)
Bekerja sebagai penekan nafsu makan, penggunaannya sangat berisiko ketergantungan dan hanya boleh dikonsumsi dalam durasi yang sangat pendek.
Di samping Desoxyn, terdapat obat lainnya seperti Bontril (phendimetrazine), Diethylpropion, dan Didrex (benzphetamine) yang berfungsi sebagai penekan nafsu makan dan memiliki efek ketergantungan yang kuat.
Obat ini hanya digunakan apabila obat penurun berat badan seperti phentermine tidak efektif terhadap pasien. Efek samping diantaranya peningkatan tekanan darah dan detak jantung serta insomnia dan kelelahan.
5. Alli atau Xenical (orlistat)
Obat yang mengandung orlistat merupakan pil pelangsing yang bekerja dengan mengurangi penyerapan lemak oleh tubuh sekitar 30%. Konsumsi orlistat dapat dilakukan dalam waktu yang cukup lama.
Obat Alli bisa dibeli dan digunakan tanpa resep dokter. Namun, berbeda dengan obat diet Alli, penggunaan Xenical harus berdasarkan resep dokter.
Efek samping yang paling utama dari penggunaan Xenical yaitu gangguan saluran pencernaan seperti kram perut, pembuangan gas berlebih, dan pergerakan usus tak terkontrol sehingga menyebabkan buang air besar berlebih.
Efek samping memiliki intensitas yang bervariasi bergantung pada kandungan lemak makanan yang dikonsumsi. Konsumsilah multivitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K minimal 2 jam sebelum mengonsumsi orlistat.
Jika sudah minum pil diet, perlukah olahraga dan jaga pola makan?
Olahraga dan menjaga pola makan tetap perlu dilakukan karena pil pelangsing hanya bersifat sebagai pelengkap untuk membantu menurunkan berat badan.
Selain itu, efek dari penggunaan ibat penurun berat badan tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan menerapkan pola hidup sehat. Berat badan juga dapat kembali meningkat setelah mengalami penurunan meskipun Anda tetap mengonsumsi pil diet.
Maka dari itu, bila Anda ingin mencapai berat badan yang ideal, ubahlah kebiasaan sehari-hari Anda menjadi lebih sehat dengan lebih banyak aktivitas fisik serta mengonsumsi makanan dalam porsi yang cukup dengan jumlah gizi yang seimbang.
[embed-health-tool-bmi]