backup og meta

Cokelat Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Tips Konsumsinya

Cokelat Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Tips Konsumsinya

Selama ini, cokelat kerap jadi salah satu musuh bebuyutan bagi para pelaku diet.  Namun, ada pula yang mengklaim cokelat bisa menurunkan berat badan. 

Banyak yang meragukan klaim ini karena produk cokelat rata-rata tinggi gula dan lemak. Lantas, bagaimana bisa makan cokelat justru membuat berat badan turun?

Benarkah cokelat menurunkan berat badan?

Ya, cokelat ternyata bisa membantu mengurangi berat badan. Ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan manfaat cokelat ini.

Riset menemukan bahwa cokelat membantu menurunkan berat badan dengan cara meningkatkan rasa kenyang dan mencegah pembentukan lemak.

1. Cokelat meningkatkan rasa kenyang lebih lama

cokelat dan kecerdasan

Pada dasarnya, berat badan akan naik bila Anda terus-menerus menambah asupan kalori dan kurang melakukan aktivitas fisik.

Cokelat menurunkan berat badan dengan cara mempertahankan rasa kenyang dalam waktu yang lebih lama.

Hal tersebut bisa membantu mengendalikan hasrat ingin makan banyak pun berkurang sehingga jumlah asupan kalori pun berkurang.

Begini penjelasannya berdasarkan penelitian.

Cokelat bermanfaat bagi bakteri usus

Riset yang terbit pada Journal of Functional Foods menyatakan bahwa konsumsi cokelat mampu menekan rasa lapar, efeknya terlihat setelah 4 minggu.

Kandungan flavonoid mampu merangsang pertumbuhan bakteri baik pada usus.

Bakteri baik ini akan menghasilkan asam lemak rantai pendek yang mampu mengontrol nafsu makan.

Asam lemak rantai panjang memicu pelepasan hormon peptide-YY dan hormon glukagon-likepeptide-1

Hormon peptide-YY mengurangi nafsu makan dan glukagon-likepeptide-1 menghambat pengosongan lambung. Rasa kenyang pun bertahan lebih lama.

Lemak pada cokelat dicerna lebih lama

Penelitian lain juga memaparkan cara kerja cokelat menurunkan berat badan.

Studi yang terbit pada jurnal Nutrition and Diabetes memaparkan lemak pada cokelat berasal dari mentega kakao.

Tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna lemak mentega kakao. Jadi, konsumsi cokelat membuat perut terasa lebih penuh dan tidak mudah lapar.

Cokelat juga kaya akan protein yang meningkatkan metabolisme sehingga menaikkan rasa kenyang dan membantu penurunan berat badan.

2. Cokelat menghambat pembentukan lemak tubuh

tips mengecilkan perut buncit

Mengutip hasil studi rilisan Critical Reviews in Food Science and Nutrition, konsumsi cokelat 30 gram per hari selama 4-8 minggu bisa mengurangi berat badan.

Studi ini menjelaskan bahwa cokelat kaya akan kandungan flavonoid yang terdiri dari epikatekin, katekin, dan prosianidin.

Ketiganya mampu meningkatkan senstivitas insulin, menghambat pembentukan lemak, dan meningkatkan pembentukan energi.

Mengutip jurnal Biotechnology and Bioprocess Engineering, cokelat juga mengandung teobromin yang menghambat pembentukan jaringan lemak.

Kandungan kafein pada cokelat yang mampu memecah lemak dan mengubah asupan nutrisi menjadi energi.

Cara tepat makan cokelat untuk menurunkan berat badan

cokelat untuk sarapan

Jika ingin mengonsumsi cokelat untuk menurunkan berat badan, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Pilih cokelat hitam alias dark chocolate

Hindari cokelat putih dan cokelat susu karena mengandung tambahan gula, susu, lemak jenuh, dan lemak trans. Kandungan ini justru bisa membuat Anda cepat gemuk.

Pilihlah cokelat hitam karena lebih mengenyangkan daripada cokelat susu. Cokelat hitam mengandung kadar kakao sebesar 70% ke atas.

Kandungan tersebut membuat rasa cokelat lebih pekat dan meningkatkan rasa puas saat mengonsumsinya. 

Cokelat hitam juga menggunakan lemak dari mentega kakao lebih banyak daripada cokelat putih atau cokelat susu. 

Kadar senyawa flavonoid, kafein, dan teobromin pada cokelat hitam juga lebih tinggi. Ini akan meningkatkan efektivitas cokelat menurunkan berat badan.

2. Makan satu potong kecil cokelat setelah makan malam

Waktu paling tepat untuk makan cokelat untuk menurunkan berat badan adalah sebelum dan sesudah makan.

Ingat, cukup konsumsi satu potong kecil cokelat untuk menjaga berat badan Anda tetap stabil. Ini membantu Anda kenyang lebih lama.

Sebaiknya, konsumsi cokelat tidak lebih dari 20-30 gram per hari. Hal ini juga berguna untuk membatasi asupan kafein harian Anda.

Jika terlalu banyak, kafein akan membuat Anda sulit tidur, dehidrasi, hingga jantung berdebar.

3. Olah menjadi cokelat panas

Selain makan cokelat batangan, Anda bisa mengonsumsi cokelat dalam bentuk cokelat panas tanpa gula.

Larutkan sekitar 1,5 sendok makan bubuk kakao tanpa gula ke dalam seperempat cangkir air panas

Anda boleh menambahkan 1/2 cangkir susu bebas lemak dan tambahkan 1/4 cangkir air panas. 

Resep cokelat panas ini hanya memberikan sekitar 99 kalori untuk Anda. Jadi,  tak perlu cemas berat badan akan naik setelah minum cokelat panas.

Cokelat memang dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, Anda perlu ingat bila cokelat yang Anda pilih sebaiknya cokelat hitam tanpa gula tambahan. 

Tidak hanya itu, cokelat hitam juga merupakan makanan yang baik untuk kesehatan jantung dan menurunkan tekanan darah.

Agar penurunan berat badan lebih optimal, selalu imbangi dengan olahraga dan menjaga asupan harian, ya. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Can Adding Chocolate to Your Diet Aid in Weight Loss?. (2021). Retrieved 23 August 2018, from https://www.verywellfit.com/chocolate-for-weight-loss-too-good-to-be-true-1087897

Oliveira, D., & Nilsson, A. (2017). Effects of dark-chocolate on appetite variables and glucose tolerance: A 4 week randomised crossover intervention in healthy middle aged subjects. Journal Of Functional Foods, 37, 390-399. doi: 10.1016/j.jff.2017.08.010

Pesta, D., & Samuel, V. (2014). A high-protein diet for reducing body fat: mechanisms and possible caveats. Nutrition & Metabolism, 11(1), 53. doi: 10.1186/1743-7075-11-53

Sørensen, L., & Astrup, A. (2011). Eating dark and milk chocolate: a randomized crossover study of effects on appetite and energy intake. Nutrition & Diabetes, 1(12), e21-e21. doi: 10.1038/nutd.2011.17

Jang, M., Kang, N., Mukherjee, S., & Yun, J. (2018). Theobromine, a Methylxanthine in Cocoa Bean, Stimulates Thermogenesis by Inducing White Fat Browning and Activating Brown Adipocytes. Biotechnology And Bioprocess Engineering, 23(6), 617-626. doi: 10.1007/s12257-018-0434-y

Dark Chocolate. (2017). Retrieved 19 November 2021, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/food-features/dark-chocolate/

How Much Caffeine is Too Much?. (2021). Retrieved 19 November 2021, from https://health.clevelandclinic.org/how-much-caffeine-is-too-much/

Katz, D., Doughty, K., & Ali, A. (2011). Cocoa and Chocolate in Human Health and Disease. Antioxidants & Redox Signaling, 15(10), 2779-2811. doi: 10.1089/ars.2010.3697

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Manfaat dan Tips Aman Makan Cokelat untuk Penderita Hipertensi

Bisakah Diet Turunkan Berat Badan secara Drastis, tapi Tetap Sehat?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan