backup og meta

Waspadai, 10 Kebiasaan Ini Menambah Berat Badan!

Waspadai, 10 Kebiasaan Ini Menambah Berat Badan!

Menurunkan berat badan memang tidak mudah. Anda merasa sudah rajin berolahraga dan melakukan program diet, tetapi berat badan tetap naik. Ternyata, ada hal-hal yang tanpa disadari justru membuat Anda gemuk. Lantas, apa saja kebiasaan yang dapat menambah berat badan?

Kebiasaan yang dapat menambah berat badan

Berikut beberapa jenis kebiasaan yang bikin gemuk tanpa disadari.

1. Makan sambil menggunakan gadget

Mungkin Anda sering makan sambil menonton TV atau bermain media sosial. 

Meski mengasyikkan, makan sambil melakukan aktivitas lainnya membuat jumlah makanan yang dikonsumsi bisa lebih banyak tanpa Anda sadari.

Kebiasaan ini tentu membuat jumlah asupan kalori Anda meningkat sehingga berat badan pun naik. 

Lama-kelamaan, Anda bahkan terbiasa mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Jika dilakukan jangka panjang, kebiasaan ini semakin menyulitkan Anda untuk menurunkan berat badan.

2. Kurang tidur

kurang tidur kebiasaan yang dapat menambah berat badan

Siapa sangka bila kurang tidur merupakan kebiasaan yang dapat menambah berat badan?

Ketika Anda kurang tidur, ada gangguan keseimbangan hormon pengatur rasa kenyang dan lapar, yakni leptin dan ghrelin. Akibatnya, Anda pun lebih mudah lapar.

Setelah bangun tidur, Anda pun ingin makan lebih banyak dan lebih sering. Akibatnya, asupan kalori harian pun bertambah banyak dan membuat berat badan naik. 

Tak heran bila meningkatkan kualitas tidur penting untuk menjaga berat badan. Hal ini pun dipaparkan dalam situs Sleep Foundation.

Tahukah Anda?

Kurang tidur juga mengganggu respons tubuh terhadap hormon insulin atau hormon pengatur gula darah. Akibatnya, Anda rentan mengalami diabetes. Nah, diabetes ini nantinya mengganggu proses metabolisme tubuh.

3. Kurang minum air putih

Selain memicu dehidrasi, kurang minum air putih bisa membuat tubuh tambah gemuk.

Pasalnya, rasa haus akibat kurang minum sering disalahartikan oleh tubuh sebagai tanda lapar. Jadi, Anda malah makan dan menambah asupan kalori.

Air juga membantu memenuhi sisa ruang kosong pada lambung. Hal ini membuat Anda merasa lebih kenyang dan tidak ingin makan berlebih.

4. Konsumsi minuman tinggi kalori

Kebiasaan mengonsumsi minuman manis atau kemasan yang tinggi kalori bisa menjadi penyebab berat badan bertambah.

Minuman tersebut contohnya teh manis, minuman bersoda, es kopi susu, ataupun es boba.

Minuman tersebut tinggi gula dan lemak. Jadi, alih-alih menutrisi, minuman seperti teh atau kopi bisa bikin gemuk.

5. Melewatkan sarapan

Saat tidur selama 8 jam semalaman, tubuh Anda sebenarnya sedang berpuasa.

Perut yang kosong selama berjam-jam ini ternyata meningkatkan hormon ghrelin atau hormon rasa lapar.

Nah, sarapan ternyata mampu menurunkan hormon ghrelin. Hal ini membuat Anda bisa menahan rasa lapar sehingga bisa mengendalikan nafsu makan berlebih.

Bila melewatkan sarapan, saat jam makan siang tiba, Anda mungkin lebih “kalap” sehingga jumlah makanan pun lebih banyak.

Tidak heran bila tidak sarapan merupakan kebiasaan di pagi hari yang bikin gemuk. Jadi, sebaiknya sarapan untuk berat badan turun.

6. Duduk terlalu lama

Duduk berjam-jam dalam sehari tentu merupakan kebiasaan yang dapat menambah berat badan. 

Tinjauan terbitan Archives of Internal Medicine (2012) menemukan bahwa orang yang duduk lebih lama lebih rentan memiliki penyakit kronis dan kematian dini.

Duduk berjam-jam membuat Anda kekurangan aktivitas fisik. Padahal, menggerakkan tubuh penting agar kalori bisa terbakar. 

Akibatnya, kalori yang Anda dapatkan dari makanan pun tidak dibakar dan hanya menumpuk jadi lemak berlebih. 

7. Jam makan tidak teratur

Menunda makan adalah kebiasaan yang bikin gemuk bila dilakukan terus-menerus. 

Pasalnya, tidak teratur makan membuat Anda lebih mudah lapar dan sulit merasa kenyang. Hal ini berisiko membuat Anda makan berlebih dan bisa menyebabkan kegemukan.

Selain itu, makan tak teratur bisa mengacaukan jam biologis tubuh. Padahal, jam biologis penting untuk menjaga nafsu makan, metabolisme, dan proses pencernaan.

Ketika ritme biologis tubuh terganggu, berat badan pun rentan naik.

Makan tidak teratur pun rentan menyebabkan diabetes hingga penyakit jantung.

8. Kurang waktu beristirahat

Kesibukan padat ternyata memicu kebiasaan yang dapat menambah berat badan. 

Pasalnya, hal ini membuat Anda kurang istirahat dan memilih mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak sebagai pelarian dari stres. 

Tentu, makanan tersebut tinggi kalori dan bisa menyebabkan Anda gemuk. Tak hanya itu, kadar lemak di perut pun meningkat dan tubuh tidak bisa merespons insulin dengan baik.

Hal ini turut membuat Anda rentan mengalami penyakit jantung hingga diabetes.

9. Makan terburu-buru

makan terburu-buru kebiasaan yang dapat menambah berat badan

Saat terburu-buru, Anda cenderung makan lebih cepat. Siapa sangka bila ini justru merupakan kebiasaan yang menambah berat badan?

Studi bahkan menemukan bahwa makan tergesa-gesa membuat Anda rentan memiliki berat badan berlebih. 

Hal ini disebabkan tubuh memerlukan waktu untuk memberi tahu otak bila Anda sudah kenyang.

Oleh karena itu, orang yang makan dengan cepat cenderung makan lebih banyak karena tubuh belum sempat memberi sinyal kenyang.

10. Makan dengan piring besar

Makan dengan ukuran piring dan mangkuk besar merupakan kegiatan yang bikin gemuk. 

Studi terbitan The Cochrane Database of Systematic Reviews (2015) bahkan mengamati bahwa orang yang melakukan kebiasaan ini memiliki lingkar pinggang yang besar.

Makan dengan mangkuk atau piring besar membuat makanan yang diambil jumlahnya tampak sedikit. 

Anda pun berpikir seolah-olah makanan yang diambil belum cukup. Akibatnya, Anda mengambil porsi makan yang lebih besar.

Naiknya berat badan tanpa disadari biasanya disebabkan kebiasaan yang membuat asupan kalori lebih banyak ketimbang kalori yang dibakar. 

Padahal, kunci utama berat badan turun adalah defisit kalori, yaitu mengurangi asupan kalori dan meningkatkan pembakaran kalori dengan aktivitas fisik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Robinson E, Aveyard P, Daley A, Jolly K, Lewis A, Lycett D, Higgs S. Eating attentively: a systematic review and meta-analysis of the effect of food intake memory and awareness on eating. Am J Clin Nutr. 2013 Apr;97(4):728-42. https://doi.org/10.3945/ajcn.112.045245. Epub 2013 Feb 27. PMID: 23446890; PMCID: PMC3607652.

How a Lack of Sleep May Increase Calorie Consumption | Sleep Foundation. (2020). Retrieved 25 October 2022, from https://www.sleepfoundation.org/sleep-deprivation/lack-sleep-may-increase-calorie-consumption

Yosten, G., & Samson, W. (2014). Separating Thirst from Hunger. CRC Press/Taylor & Francis. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK200963/

Wicherski, J., Schlesinger, S., & Fischer, F. (2021). Association between Breakfast Skipping and Body Weight—A Systematic Review and Meta-Analysis of Observational Longitudinal Studies. Nutrients, 13(1). https://doi.org/10.3390/nu13010272

Peterson MD, Sarma AV, Gordon PM. Sitting time and all-cause mortality risk. Arch Intern Med. 2012 Sep 10;172(16):1270-2; author reply 1273. https://doi.org/10.1001/archinternmed.2012.2527. PMID: 22965394.

Alhussain MH, Macdonald IA, Taylor MA. Irregular meal-pattern effects on energy expenditure, metabolism, and appetite regulation: a randomized controlled trial in healthy normal-weight women. Am J Clin Nutr. 2016 Jul;104(1):21-32. https://doi.org/10.3945/ajcn.115.125401. Epub 2016 Jun 15. PMID: 27305952.

Pot GK, Almoosawi S, Stephen AM. Meal irregularity and cardiometabolic consequences: results from observational and intervention studies. Proc Nutr Soc. 2016 Nov;75(4):475-486. https://doi.org/10.1017/S0029665116000239. Epub 2016 Jun 22. PMID: 27327128.

Aschbacher, K., Kornfeld, S., Picard, M., Puterman, E., Havel, P., Stanhope, K., Lustig, R. H., & Epel, E. (2014). Chronic Stress Increases Vulnerability to Diet-Related Abdominal Fat, Oxidative Stress, and Metabolic Risk. Psychoneuroendocrinology, 46, 14. https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2014.04.003

Kokkinos A, le Roux CW, Alexiadou K, Tentolouris N, Vincent RP, Kyriaki D, Perrea D, Ghatei MA, Bloom SR, Katsilambros N. Eating slowly increases the postprandial response of the anorexigenic gut hormones, peptide YY and glucagon-like peptide-1. J Clin Endocrinol Metab. 2010 Jan;95(1):333-7. https://doi.org/10.1210/jc.2009-1018. Epub 2009 Oct 29. PMID: 19875483.

Hollands, G. J., Shemilt, I., Marteau, T. M., Jebb, S. A., Lewis, H. B., Wei, Y., T Higgins, J. P., & Ogilvie, D. (2015). Portion, package or tableware size for changing selection and consumption of food, alcohol and tobacco. The Cochrane Database of Systematic Reviews, 2015(9). https://doi.org/10.1002/14651858.CD011045.pub2

Versi Terbaru

01/12/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Benarkah Seseorang Bisa Gemuk Tapi Tetap Sehat?

11 Manfaat Granola, Kaya Serat dan Beri Pasokan Energi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan