Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Patellofemoral pain syndrome (sindrom nyeri tempurung lutut) adalah nyeri pada bagian bawah atau sekitar patellae karena perubahan sendi patellofemoral, yakni femora.
Patella adalah bagian tulang kecil yang berlokasi pada area lutut, sebelum sendi lutut. Peran patellae adalah sebagai pendukung kaki untuk bergerak dan berdiri dengan mengurangi tekanan pada sendi lutut serta tulang rawan yang membungkus tulang pada sendi.
Nyeri patellofemoral dapat mempengaruhi salah satu atau kedua lutut. Nama lain dari kondisi ini adalah runner’s knee yang mengarah pada munculnya gejala yang bertambah parah ketika berlari.
Patellofemoral pain syndrome adalah gangguan muskuloskeletal yang bisa menyerang siapa saja. Namun, biasanya terjadi pada atlet yang bermain olahraga macam sepakbola, basket, dan tenis.
Nyeri patellofemoral biasanya menyebabkan sakit ringan namun terus-menerus pada lutut. Terutama, ketika terus meregangkan otot sehingga membuat lutut tertekan, naik turun tangga, berlari, posisi berdiri tertentu atau ketika duduk di dalam kendaraan.
Lutut bisa saja nyeri ketika Anda berjalan pada permukaan yang kasar atau tidak rata; seolah-olah merasa tersangkut ketika berlutut. Rasa tidak nyaman, bunyi retak “krek’ , dan tempurung lutut menjadi lebih sensitif ketika Anda sentuh.
Nyeri patellofemoral pain syndrome dan patellar tendinitis hampir sama. Namun, patellar tendinitis tidak menyebabkan nyeri pada kedua sisi atau secara langsung pada lutut, nyeri biasanya muncul dari di pada area sendi.
Setiap orang bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Bahkan, ada pula yang merasakan gejala yang tidak tercantum pada penjelasan tersebut.
Jika Anda sering mengalami nyeri pada lutut yang tidak kunjung sembuh, hingga mengganggu aktivitas harian Anda segera periksa ke dokter.
Melansir laman Mayo Clinic, penyebab patellofemoral pain syndrome tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini kemungkinan terkait dengan beberapa masalah kesehatan tertentu.
Semua orang bisa mengalami sindrom ini. Namun, beberapa orang mungkin berisiko lebih tinggi mengalami nyeri pada lutut ini karena berbagai faktor.
Dokter akan meminta Anda menjalani pemeriksaan fisik dengan mengidentifikasi posisi yang rentan. Untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat, dokter harus menggunakan tes kesehatan berikut.
Ada beberapa cara untuk mengobati rasa nyeri pada tempurung lutut seperti berikut.
Rasa nyeri bisa diredakan dengan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve).
Namun, perlu Anda ketahui bahwa obat-obatan tersebut tidak boleh digunakan dalam jangka panjang. Itu artinya, Anda tidak perlu minum obat jika gejala nyeri tidak muncul.
Untuk membantu gerak tubuh Anda jadi lebih baik sehingga bisa beraktivitas kembali dengan baik, Anda perlu menjalani terapi.
Jika perawatan tersebut tidak cukup efektif untuk mengobati nyeri pada tempurung lutut, dokter akan merekomendasikan operasi.
Selain pengobatan dokter, Anda juga perlu mengubah gaya hidup agar kondisi tidak semakin bertambah buruk. Ini merliputi membatasi aktivitas tertentu yang menimbulkan gejala, selalu meluangkan waktu untuk beristirahat saat beraktivitas, dan istirahat yang cukup.
Selain itu, Anda juga menggunakan kompres air dingin untuk mengurangi rasa nyeri pada lutut. Anda bisa menggunakan cara ini sesuai kebutuhan, namun per sesinya berdurasi sekitar 5-10 menit.
Guna mencegah patellofemoral pain syndrome, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar