Definisi cedera leher
Apa itu cedera leher?
Whiplash injury adalah cedera leher akibat pergerakan yang cepat, tiba-tiba, dan sangat kuat berasal dari depan, samping, atau belakang kepala.
Umumnya, cedera ini terjadi akibat kecelakaan kendaraan, tetapi kondisi ini mungkin saja terjadi karena kecelakaan olahraga, tindak kekerasan dari orang lain, atau tak sengaja jatuh.
Sebenarnya, sebagian besar orang yang mengalami gangguan muskuloskeletal akan sembuh dalam kurun waktu singkat setelah menjalani pengobatan serta pemulihan.
Namun, tak sedikit yang harus mengalami cedera leher dan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya bisa sepenuhnya sembuh dari kondisi tersebut.
Tanda dan gejala cedera leher
Apa saja tanda dan gejala kondisi ini?
Gejala dari cedera leher biasanya muncul dalam kurun waktu 24 jam setelah insiden yang menyebabkannya terjadi. Nah, gejala ini bisa saja terjadi hingga beberapa minggu.
Namun, hal tersebut sangat tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Berikut adalah tanda dan gejala umum dari cedera ini, termasuk:
- Nyeri leher.
- Leher terasa kaku dan sulit digerakkan.
- Sakit kepala, khususnya pada bagian bawah tengkorak.
- Nyeri dan sakit pada bahu, punggung bagian belakang, atau lengan.
- Pusing, berkunang-kunang.
- Penglihatan kabur.
- Kelelahan konstan.
Gejala kurang umum lainnya yang terkait dengan nyeri kronis jangka panjang, termasuk:
- Masalah konsentrasi dan ingatan.
- Telinga berdenging.
- Sulit tidur nyenyak.
- Mudah marah.
- Depresi.
- Nyeri kronis pada leher, bahu, atau kepala.
Gejala mungkin tidak akan muncul selama beberapa waktu, dan hal ini akan mulai timbul setelah beberapa hari. Gejala juga bisa hadir langsung beberapa saat setelah insiden.
Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan setiap perubahan fisik selama beberapa hari selanjutnya pasca kecelakaan.
Kesemutan dan mati rasa pada area bahu, lengan, dan sepanjang tangan juga dapat terjadi setelah Anda mengalami insiden.
Pada saat ini, Anda harus segera menindaklanjuti dengan dokter jika gejala menyebar ke bahu atau lengan, terutama jika menggerakkan kepala terasa menyakitkan, atau lengan terasa lemah.
Untungnya, cedera leher pada umumnya bukanlah cedera yang mengancam nyawa. Meski begitu, whiplash injury dapat menyebabkan cacat sebagian.
Pukulan hebat yang menyebabkan ketegangan leher kadang juga dapat menyebabkan gegar otak. Mengingat gegar otak bisa menjadi kondisi serius, Anda perlu segera menemui dokter.
Anda membutuhkan perawatan medis darurat jika Anda merasa kebingungan, mual, sangat mengantuk, atau tidak sadarkan diri.
Penyebab cedera leher
Apa penyebab dari cedera ini?
Pergerakan cepat dan tiba-tiba pada area kepala dan leher memang sangat rentan menjadi penyebab cedera. Hal tersebut bisa menjadi pemicu sakit pada tulang belakang, lempengan antar tulang, ligamen, otot, saraf, dan berbagai jaringan lain yang terdapat pada leher.
Nah, cedera ini bisa saja terjadi karena beberapa insiden berikut:
- Kecelakaan kendaraan bermotor.
- Tindak kekerasan dari orang lain.
- Olahraga yang membuat Anda harus melakukan kontak fisik dengan orang lain.
Komplikasi cedera leher
Apa komplikasi dari cedera leher?
Sebagian besar orang yang mengalami cedera leher akan merasa lebih baik dalam kurun waktu beberapa minggu dan tidak akan merasakan gejala atau efek samping apa pun.
Namun, ada pula yang akan terus merasakan sakit hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah mengalami cedera tersebut.
Ini artinya, masih sangat sulit untuk memprediksi proses pemulihan dari masing-masing individu. Akan tetapi, secara umum ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi jika Anda tak segera mendapatkan penanganan terhadap kondisi ini, seperti:
- Sakit leher yang terasa semakin parah.
- Pergerakan leher yang semakin terbatas dari sebelumnya.
- Rasa sakit yang menjalar hingga ke lengan.
Nah, kondisi tersebut bisa semakin parah jika Anda memiliki beberapa kondisi berikut:
- Sudah pernah cedera leher sebelumnya.
- Sudah memasuki usia lanjut.
- Sedang mengalami sakit pinggang atau sakit leher.
Diagnosis & pengobatan cedera leher
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes untuk diagnosis cedera leher?
Berdasarkan John Hopkins Medicine, tes untuk mendiagnosis cedera ini akan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan riwayat kesehatan dan tes fisik.
Nah, berikut ini adalah beberapa tes diagnosis untuk whiplash surgery yang bisa Anda jalani:
- X-ray, yaitu pemeriksaan menggunakan energi elektromagnetik untuk memproduksi gambar atau jaringan internal, tulang, dan organ dalam.
- Magnetic resonance imaging (MRI), pemeriksaan menggunakan magnet berukuran besar dan komputer untuk melihat hasil gambar dari struktur jaringan lunak dalam tubuh.
- Pemindaian Computer tomography (CT scan), pemeriksaan menggunakan gabungan dari X-ray dan teknologi komputer dalam menghasilkan gambar dari dalam tubuh Anda.
Apa saja jenis pengobatan untuk cedera leher?
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk mengatasi cedera ini:
1. Memperbanyak beristirahat
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, cedera ini kemungkinan besar terjadi karena suatu insiden seperti kecelakaan, cedera olahraga dan sebagainya.
Oleh sebab itu, ada baiknya Anda memperbanyak istirahat dan mengurangi kegiatan sejenak hingga keadaan membaik. Hal ini akan membantu proses pemulihan menjadi lebih cepat.
2. Mengompres dengan air hangat atau es
Untuk meredakan rasa sakit atau nyeri, Anda boleh mengompres area yang terdampak, baik dengan air hangat atau dengan es.
Jika Anda memutuskan untuk mengompres dengan air dingin atau es batu, lebih baik balut terlebih dahulu es tersebut dengan handuk atau kain untuk menghindari terjadinya kontak langsung antara kulit dengan es. Pasalnya, hal tersebut justru dapat menyebabkan cedera kulit.
Sama halnya dengan mengompres dengan air hangat, tempelkan handuk yang sebelumnya telah dicelupkan ke dalam air hangat dan diperas pada area leher yang terasa sakit.
Setelah itu, Anda harus berbaring di tempat tidur dengan menempatkan kepala Anda (yang terlebih dulu disangga oleh bantal) di atas kompres selama 20-30 menit setiap 3-4 sekali dalam 2-3 hari ke depan.
3. Mengonsumsi obat pereda rasa sakit
Anda juga bisa meredakan cedera leher dengan mengonsumsi obat pereda rasa sakit. Obat-obatan tersebut bisa Anda beli secara bebas di apotek.
Dokter pada umumnya akan menganjurkan Anda menggunakan obat pereda rasa nyeri non-resep, seperti Tylenol, paracetamol, ibuprofen, atau aspirin.
4. Menggunakan relaksan otot
Anda juga bisa menggunakan relaksan otot untuk mengurangi otot yang tegang sekaligus meredakan sakit. Bahkan, obat ini juga bisa membuat Anda lebih mudah mengantuk.
Alhasil, Anda memiliki waktu lebih untuk mengistirahatkan tubuh. Dengan begitu, Anda bisa pulih lebih cepat.
5. Menggunakan obat injeksi
Ada pula obat injeksi yang bisa Anda gunakan, seperti lidocaine, yaitu obat pereda nyeri otot yang dapat memudahkan dalam menjalani terapi fisik.
Selain itu, Anda juga mungkin ingin mencoba pengobatan alternatif untuk whiplash injury, misalnya dengan pengobatan berikut:
- Akupunktur.
- Pijat: meringankan beberapa ketegangan pada otot leher.
- Chiropractic.
- Ultrasound.
- Stimulasi saraf elektronik: Arus listrik lembut ini dapat membantu mengurangi nyeri leher.
Proses pemulihan cedera leher
Waktu pemulihan cedera leher tergantung pada seberapa serius trauma yang Anda alami. Kebanyakan, rasa sakit ini akan mereda dalam beberapa hari.
Sementara itu, tidak sedikit pula yang harus merasakan sakit hingga berminggu-minggu, bahkan lebih, untuk bisa sembuh. Hal ini dipengaruhi oleh proses pemulihan yang berbeda pada tiap orang.
Setelah gejala akut dari cedera leher menghilang, dokter akan memulai proses rehabilitasi untuk melatih otot-otot leher Anda agar lebih kuat dan lentur.
Rehabilitasi juga perlu guna memulihkan cedera dan mengurangi kemungkinan Anda mencederai leher kembali di masa depan.
Anda boleh mulai menjalankan pemanasan leher pada tahap ini, dan Anda bisa tingkatkan intensitasnya seiring dengan waktu penyembuhannya.
Akan tetapi, jangan mulai berolahraga tanpa mendiskusikannya terlebih dulu dengan dokter Anda. Jangan mencoba untuk kembali ke rutinitas fisik harian sampai Anda dapat:
- Menoleh kedua sisi tanpa merasakan sakit atau kaku.
- Menganggukkan kepala dari depan ke belakang, atau sebaliknya, dalam satu gerakan penuh.
- Menggelengkan kepala dari kedua sisi dalam satu gerakan penuh tanpa rasa sakit atau kaku.
Jika Anda memaksa untuk melakukan aktivitas fisik seperti biasa sebelum whiplash injury benar-benar sembuh, Anda bisa meningkatkan risiko nyeri leher kronis dan cedera permanen.
[embed-health-tool-bmi]