Faktor risiko gegar otak
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gegar otak.
- Sudah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya.
- Mengoperasikan mesin atau mengendarai sepeda motor secara tidak aman (sedang mabuk atau tanpa alat pengaman).
- Melakukan olahraga dengan risiko tinggi terhadap cedera seperti sepak bola, tinju, dan lainnya. Risiko dapat menjadi lebih tinggi apabila tidak menggunakan alat pengaman dan tidak dipantau oleh ahlinya.
Komplikasi gegar otak
Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi, di antaranya sebagai berikut.
- Sakit kepala hingga tujuh hari setelah cedera otak terjadi.
- Kepala pusing atau sensasi lingkungan di sekitar berputar-putar (vertigo) yang berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan setelah cedera.
Sebanyak 15 – 20% orang yang mengalami gegar otak mengalami post-concussion syndrome atau sindrom pasca gegar otak.
Kondisi ini menimbulkan gejala kepala pusing, sakit kepala, dan kesulitan berpikir yang berlangsung selama 3 minggu hingga 3 bulan.
Diagnosis gegar otak
Guna menegakkan diagnosis, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian tes kesehatan, di antaranya:
1. Tes pencitraan
Tes ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami sakit kepala parah, kejang, dan muntah berulang. Lewat tes ini dokter dapat menentukan keparahan cedera, perdarahan, atau pembengkakan serta komplikasi yang terjadi.
Beberapa jenis tes pencitraan yang umumnya dilakukan yaitu CT scan dan MRI.
2. Tes neurologis
Selain tes pencitraan, dokter juga akan mengevaluasi gejala dirasakan pasien dengan tes neurologis.
Pada tes ini, dokter akan menguji kemampuan pasien dalam melihat, mendengar, merasakan sentuhan, menjaga keseimbangan, menunjukkan refleks, dan koordinasi tubuh.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar