Terapi okupasi adalah bentuk perawatan untuk melatih pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan seaman mungkin selama masa pemulihan, seperti berpakaian, mandi, mencuci, menyiapkan makanan, dan sebagainya. Selama menjalani terapi ini, terapis akan menentukan apakah Anda perlu menggunakan peralatan adaptif tertentu untuk memudahkan aktivitas selama masa pemulihan Anda,
Alat yang umum digunakan, seperti troli untuk membantu membawa barang, gagang panjang untuk meraih barang yang sulit terjangkau di bawah, dan sebagainya. Terapi okupasi ini bisa dilakukan oleh penderita patah tulang apapun, tetapi sering dilakukan bagi penderita patah tulang panggul atau tulang belakang, termasuk leher.
Penderita patah tulang rusuk umumnya akan merasakan kesulitan bernapas. Oleh karena itu, penderita patah tulang rusuk umumnya membutuhkan terapi atau latihan pernapasan oleh tenaga medis atau terapis untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Latihan pernapasan umumnya dilakukan setiap hari selama Anda menjalani pengobatan. Tenaga medis atau terapis akan menunjukkan posisi yang tepat selama latihan dan dilakukan dan Anda akan diminta untuk menarik napas perlahan melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulut. Selama proses ini, terapis mungkin akan memberi alat spirometer untuk mengukur banyaknya udara yang dihirup.
Selain itu, Anda mungkin akan diminta untuk batuk dalam-dalam dari perut ke tenggorokan Anda, dan mengeluarkan dahak bila memang ada dahak di dalamnya. Latihan ini perlu dilakukan secara rutin dan teratur sesuai instruksi dari tenaga medis dan terapis Anda.
Psikoterapi adalah terapi untuk menangani masalah mental. Selama psikoterapi, Anda akan belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku. Dengan terapi ini, terapis akan membantu Anda mengendalikan hidup serta mengatasi segala situasi yang menantang.
Umumnya, psikoterapi mungkin dibutuhkan bagi pasien patah tulang belakang atau patah tulang leher. Pasalnya, cedera pada tulang tersebut berisiko menimbulkan trauma pada sumsum tulang belakang, yang bisa menyebabkan hilangnya sensasi, kekuatan, atau fungsi tubuh lainnya. Bahkan, dilansir dari Mayo Clinic, cedera pada tulang belakang dapat memengaruhi aspek kehidupan, termasuk mental, emosional, dan sosial.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar