Selain itu, mungkin saja Anda mengalami cedera di bagian tubuh lainnya bersamaan dengan patah tulang leher, seperti patah tulang belakang. Oleh karena itu, bila Anda dicurigai mengalami fraktur di leher, area kepala dan leher Anda perlu diimobilisasi dengan alat penyangga leher, begitu cedera terjadi hingga diagnosis dari dokter dapat dipastikan.
Untuk atlet yang mengalami cedera saat berolahraga, imobilisasi dapat dilakukan dengan tetap menggunakan helm atau bantalan bahu yang digunakannya selama olahraga, sampai pemeriksaan dokter dilakukan. Setelah diagnosis fraktur servikal dapat dipastikan, Anda umumnya akan mendapat pengobatan patah tulang untuk mengurangi rasa nyeri serta membantu proses penyembuhan.
Adapun pengobatan yang diberikan bisa berbeda pada masing-masing pasien. Hal ini tergantung pada bagian tulang yang mengalami patah, jenis fraktur, tingkat keparahan, cedera atau kerusakan pada sumsum tulang belakang yang mungkin terjadi, serta usia dan kondisi medis pasien secara keseluruhan. Namun, secara umum, berikut beberapa pengobatan untuk patah tulang leher yang umumnya diberikan:
Obat-obatan
Rasa nyeri akibat fraktur di leher memang kerap tak tertahankan. Oleh karena itu, obat pereda nyeri, seperti parasetamol, umumnya akan diberikan untuk membantu mengatasi kondisi ini. Adapun dilansir dari Advanced Orthopedic, obat nonsteroid antiinflamasi (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen, biasanya tidak menjadi pilihan karena disebut dapat mengganggu penyembuhan tulang.
Cervical collar atau neck brace
Cervical collar atau neck brace merupakan alat penjepit atau penyangga seperti kerah untuk mencegah pergerakan pada leher selama masa penyembuhan tulang yang patah. Alat ini dapat menjaga tulang yang patah tetap berada di posisi yang tepat selama proses penyembuhannya.
Biasanya, cervical collar atau neck brace digunakan pada kasus fraktur di leher yang tidak parah, seperti jenis fraktur kompresi pada penderita osteoporosis. Lama penggunaannya bisa mencapai 6-8 minggu hingga tulang yang patah sembuh atau kembali menyatu. Namun, alat ini juga kadang digunakan setelah tulang sembuh untuk menstabilkan kembali leher.
Gips, halo vest, atau traksi
Pada kondisi fraktur servikal yang lebih kompleks atau parah, alat penyangga atau penjepit leher yang digunakan umumnya lebih kaku. Alat ini bisa berupa rompi halo (halo vest), traksi, gips patah tulang yang lebih kaku, atau kombinasi di antara semuanya untuk mencegah pergerakan serta menahan tulang pada posisi yang tepat selama masa penyembuhan.
Penggunaan alat-alat tersebut pun umumnya bisa lebih lama, yaitu mencapai 8-12 minggu atau 2-3 bulan, hingga tulang sembuh.
Operasi
Operasi patah tulang pun bisa saja dilakukan untuk mengobati fraktur servikal. Umumnya, operasi atau pembedahan dilakukan bila tulang yang patah terlepas atau bergeser jauh dari posisi normalnya.
Melalui prosedur operasi, patahan tulang ini disejajarkan kembali ke posisi normalnya serta menggunakan pelat, sekrup, atau kabel untuk menahan potongan tulang tersebut. Selain itu, operasi juga kerap dilakukan untuk mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang akibat patah tulang leher yang terjadi.
Terapi
Setelah sembuh, Anda perlu melakukan terapi fisik atau rehabilitasi untuk mengembalikan kekuatan otot leher yang cenderung kaku akibat patah tulang. Terapi ini juga berguna untuk meningkatkan stabilitas serta melindungi tulang belakang leher dengan lebih baik. Biasanya, terapi fisik berlangsung selama beberapa bulan atau bahkan tahun hingga leher Anda benar-benar pulih dan dapat beraktivitas normal.
Anda pun mungkin perlu melakukan jenis terapi lain, seperti terapi okupasi atau psikoterapi, jika fraktur servikal telah memengaruhi sumsum tulang belakang dan saraf dan menimbulkan kelumpuhan. Terapi ini dapat membantu Anda menjalani aktivitas normal, seperti bekerja atau berkehidupan sosial. Ikuti saran dari dokter Anda mengenai kebutuhan terapi atau rehabilitasi ini.
Hal-hal yang membantu proses penyembuhan fraktur servikal

Proses penyembuhan fraktur bisa bervariasi pada setiap orang, tergantung dari usia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan masing-masing pasien. Anak-anak dan pasien dengan kondisi kesehatan yang baik bisa lebih cepat sembuh dibandingkan yang lebih tua atau memiliki kondisi medis tertentu.
Seseorang dengan tingkat keparahan rendah pun bisa sembuh hanya dengan beberapa minggu. Namun, pada pasien yang lebih parah bisa menjalani pengobatan hingga berbulan-bulan.
Selain faktor-faktor tersebut, Anda sebaiknya beristirahat untuk dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Jangan buru-buru kembali ke aktivitas normal atau melakukan olahraga tertentu tanpa sepengetahuan dokter. Hal ini justru dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan permanen atau bahkan kelumpuhan, sehingga mengharuskan Anda menjalani rehabilitasi jangka panjang,
Anda pun disarankan untuk melakukan latihan gerak setiap hari sesuai saran dari fisioterapis atau terapis okupasi Anda. Ingat, untuk selalu mengikuti saran dari dokter dan terapis Anda untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan, termasuk mengonsumsi makanan untuk patah tulang yang disarankan dan menghindari berbagai pantangannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar