Personality disorder atau gangguan kepribadian membuat pengidapnya memiliki pola pikir dan perilaku menyimpang. Kondisi ini terkadang sulit untuk diubah sendiri sehingga pengidapnya membutuhkan bantuan dari dokter atau ahli kesehatan mental.
Apa itu personality disorder?
Personality disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki pola pikir, perilaku, serta perasaan yang menyimpang dibandingkan orang lain pada umumnya.
Pada umumnya, pengidap gangguan kepribadian mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain dan memahami situasi di sekitarnya.
Kondisi ini menyebabkan masalah saat menjalani aktivitas sehari-hari, seperti dalam pekerjaan, sekolah, hingga aktivitas sosial.
Pengidap gangguan mental ini terkadang tidak bisa membedakan mana perilaku yang benar dan yang tidak.
Mereka menganggap bahwa perilaku dan cara berpikirnya tampak alami dan tidak bermasalah. Bahkan, mereka mungkin menyalahkan orang lain atas situasi yang dihadapinya.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Jenis gangguan kepribadian
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) telah mengidentifikasi sepuluh jenis gangguan kepribadian yang dikelompokkan dalam tiga kategori berikut ini.
1. Klaster A: Curiga
Kelompok gangguan kepribadian ini ditandai dengan pemikiran atau perilaku yang aneh dan eksentrik. Berikut ini adalah beberapa jenisnya.
Paranoid personality disorder (gangguan kepribadian paranoid)
Orang yang mengidap paranoid sangat tidak percaya terhadap orang lain dan selalu merasa curiga. Mereka berasumsi bahwa orang lain akan menyakiti atau menipunya.
Schizoid personality disorder (gangguan kepribadian skizoid)
Pengidap gangguan ini tidak tertarik untuk terlibat dalam hubungan personal atau melakukan interaksi sosial. Mereka memilih menyendiri dan tidak peduli dengan pujian atau kritik dari orang lain.
Schizotypal personality disorder (gangguan kepribadian skizotipal)
Pengidap gangguan skizotipal merasa tidak nyaman saat menjalin hubungan dengan orang lain serta memiliki pemikiran menyimpang dan perilaku yang eksentrik. Mereka mungkin juga memiliki kecemasan sosial yang berlebihan.
2. Klaster B: Emosional dan impulsif
Klaster ini ditandai dengan pemikiran atau perilaku yang dramatis, terlalu emosional, atau tidak dapat diprediksi. Berikut ini adalah tipe-tipenya.
Antisocial personality disorder (gangguan kepribadian antisosial)
Pengidap gangguan antisosial sering mengabaikan hak orang lain dan melanggar norma sosial. Mereka mungkin sering berbohong, menipu orang lain, atau bertindak impulsif.
Borderline personality disorder (gangguan kepribadian ambang)
Pengidap borderline personality disorder memiliki suasana hati, citra diri, serta hubungan yang tidak stabil. Mereka merasa takut ditinggalkan dan memiliki perasaan hampa yang berkelanjutan.
Histrionic personality disorder (gangguan kepribadian histrionik)
Pengidap gangguan histrionik kerap mencari atau meminta perhatian secara berlebihan. Mereka bisa merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian dan kerap mengalami mood swing yang cepat.
Narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik)
Orang narsistik merasa dirinya lebih penting daripada orang lain. Mereka cenderung melebih-lebihkan pencapaian supaya mendapatkan pujian dari orang-orang di sekitarnya.
3. Klaster C: Gelisah
Kelompok gangguan kepribadian ini ditandai dengan kecemasan serta pemikiran atau perilaku yang membuatnya merasa takut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tipenya.
Avoidant personality disorder (gangguan kepribadian menghindar)
Pengidap avoidant personality disorder sering merasa kekurangan, inferior, atau tidak menarik. Mereka cenderung untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
Dependent personality disorder
Orang dengan gangguan kepribadian dependen memiliki ketergantungan yang parah terhadap orang lain. Mereka biasanya menolak melakukan sesuatu yang dapat dikerjakan sendiri.
Obsessive-compulsive personality disorder
Pengidap gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD) memiliki keinginan yang luar biasa terhadap pencapaian. Mereka rela mengabaikan hubungan untuk mencapai hasil sempurna.
Perbedaan OCPD dan OCD
Tanda dan gejala gangguan kepribadian
Setiap jenis gangguan kepribadian menunjukkan gejala yang berbeda. Meski begitu, pengidap personality disorder dapat menunjukkan tanda-tanda umum berikut ini.
- Selalu diliputi perasaan negatif, seperti stres, gelisah, tidak berharga, atau amarah.
- Sering kali menghindari interaksi, tidak percaya, dan tidak terhubung dengan orang lain.
- Merasa kesulitan dalam mengendalikan perasaan dan perilaku yang negatif.
- Tidak mampu menjaga hubungan yang stabil dan dekat dengan orang lain, termasuk dengan teman, pasangan, dan keluarga.
- Terkadang merasa kehilangan kontak dengan realitas.
Pengidap gangguan ini terkadang memiliki masalah mental lain, seperti depresi dan kecanduan.
Mungkin ada gejala gangguan kepribadian lainnya yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda merasa khawatir terhadap gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Penyebab personality disorder
Tidak ada alasan yang jelas mengapa beberapa orang memiliki perasaan dan perilaku menyimpang yang berhubungan dengan gangguan kepribadian.
Namun, beberapa ahli meyakini kondisi ini berkaitan dengan kombinasi dari beberapa faktor berikut.
1. Keturunan
Personality disorder mungkin diturunkan dalam keluarga. Ini karena beberapa elemen kepribadian cenderung bersifat genetik atau diwariskan dari orangtua pada anaknya.
2. Faktor biologis
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gangguan kepribadian bisa dipengaruhi oleh kelainan struktur atau ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak pengidapnya.
3. Lingkungan dan kondisi sosial
Kehidupan keluarga yang tidak stabil, seperti orang tua dengan kecanduan alkohol atau masalah mental, serta trauma masa kecil dapat menyebabkan gangguan ini.
Komplikasi personality disorder
Gangguan kepribadian dapat menimbulkan dampak buruk, baik itu terhadap pengidapnya maupun orang-orang terdekat di sekitar mereka.
Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah pada berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, dan sekolah. Ini juga menjurus pada isolasi sosial atau penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
Oleh karena itu, seseorang dengan personality disorder perlu segera mendapat penanganan yang tepat. Konsultasikan kondisi Anda lebih lanjut dengan dokter atau ahli kesehatan mental.
Diagnosis gangguan kepribadian
Saat kunjungan pertama Anda ke rumah sakit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta bertanya mengenai gejala-gejala yang Anda alami.
Setelah itu, dokter mungkin menyarankan tes laboratorium atau pemindaian bila perlu untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lainnya.
Jika Anda dinilai sehat secara fisik, dokter bisa merujuk Anda untuk menemui ahli kesehatan, baik itu psikolog atau psikiater.
Setiap jenis gangguan kepribadian punya kriteria diagnostiknya sendiri sesuai dengan DSM-5.
Namun, ahli kesehatan mental akan menentukan diagnosis gangguan kepribadian bila Anda memiliki setidaknya dua dari beberapa kriteria di bawah ini.
- Pola pemikiran, perasaan, dan perilaku yang sangat menyimpang dari normal sosial serta bertahan dalam waktu cukup lama.
- Pola ini bersifat tidak fleksibel dan mengikuti perubahan pribadi dan situasi sosial.
- Pola ini menyebabkan penderitaan secara klinis atau gangguan dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
- Pola yang stabil dan berdurasi lama ini awal mulanya dapat ditelusuri setidaknya hingga masa remaja atau dewasa awal.
- Pola ini tidak lebih cocok dengan kriteria gangguan mental lainnya.
- Pola ini tidak disebabkan efek suatu zat (obat-obatan dan zat terlarang) atau kondisi medis lainnya (trauma kepala atau demensia).
Untuk mendapatkan informasi mengenai pasien dan menegakkan diagnosis, dokter atau ahli kesehatan mental umumnya juga akan mewawancarai keluarga Anda.
Dokter juga dapat bertanya tentang kejadian-kejadian penting di masa lalu yang mungkin memengaruhi Anda secara emosional.