Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah penyakit mental yang memengaruhi cara berpikir, cara pandang, serta kemampuan merasakan sesuatu terkait dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Orang dengan kondisi ini memiliki suasana hati dan citra diri yang tidak sabil diikuti dengan perilaku impulsif, serta kesulitan dalam mengelola emosi. Mereka kerap kali merasa takut ditinggalkan, padahal hubungan baik dengan keluarga maupun hubungan dengan pasangan berjalan langgeng dan penuh kasih sayang.
Akibatnya, orang dengan kondisi ini kerap kali kesulitan untuk menjalankan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. BPD biasanya terjadi di usia dewasa awal dan gejalanya semakin memburuk seiring waktu. Meski begitu, ketika memasuki usia tua, penderitanya dapat membaik secara bertahap.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, gangguan kepribadian ambang sangat mungkin menyebabkan penyakit mental lain, seperti:
Borderline personality disorder (BPD) adalah jenis penyakit mental yang cukup jarang terjadi. Kebanyakan kasus terjadi pada orang dewasa muda.
Tidak mudah untuk membedakan gejala BPD dari penyakit mental lainnya. Namun umumnya, borderline personality disorder dapat didiagnosis dengan mengamati tanda dan gejala berikut ini:
Orang-orang dengan kondisi biasanya memiliki ketakutan serius jika diabaikan atau ditinggal. Mereka kadang memiliki reaksi ekstrem, seperti panik, depresi, marah atau tindakan heboh jika merasa atau benar-benar ditinggalkan.
Pengidap BPD juga tidak dapat menjaga hubungan dengan stabil, bahkan dengan keluarga, teman atau orang-orang terdekat. Mereka sering menyebabkan masalah di hubungan tersebut dengan mengidealkankan seseorang dan kemudian membenci atau marah terhadap orang tersebut secara tiba-tiba.
Suasana hati orang dengan BPD sangat mudah berubah, dengan masing-masing episode berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari yang dapat mencakup kebahagiaan yang intens, kekesalan, malu atau gelisah.
Hal ini membuat mereka kerap tidak menghargai diri sendiri, dan kadang menganggap bahwa keberadaan dirinya tidaklah penting.
Pasien borderline personality disorder juga kerap menunjukkan perilaku yang impulsif yang mengarah pada kecanduan dan kadang berbahaya, seperti:
Sekitar 4-9% orang dengan borderline personality disorder cenderung memiliki perilaku ingin bunuh diri. Pada masalah mental, bunuh diri adalah akibat yang paling tragis.
Perilaku melukai diri sendiri tidaklah seserius percobaan bunuh diri, namun juga memiliki pengaruh pada kesehatan fisik dan tubuh pasien.
Pada kasus tertentu, perilaku menyakiti diri sendiri dapat membahayakan hidup, seperti menyilet, membakar, memukul, menjedotkan kepala, menjambak rambut dan tindakan berbahaya lainnya.
Parahnya, orang-orang tersebut tidak melihat perilaku ini sebagai kegiatan yang membahayakan, namun sebagai salah satu cara mengekspresikan rasa sakit dan menghukum diri sendiri.
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, pertimbangkan untuk periksa ke dokter. Anda maupun penderita mungkin tidak menyadari gejala. Untuk lebih memahami gejalanya, beberapa contoh kasus berikut ini bisa membantu.
Saat berkumpul bersama keluarga, suasananya seru dan orang-orang tertawa lepas. Tiba-tiba Anda malah justru merasa sedih dan kalut. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa Anda sendiri tidak bisa menikmati suasana itu seperti yang lainnya? Akhirnya, Anda jadi menyalahkan dan membenci diri sendiri.
Atau saat Anda dan seorang teman sudah janjian menonton film bersama di bioskop. Sayangnya, teman Anda malah membatalkan janji tersebut. Meskipun teman Anda membatalkan janji karena memang ada urusan penting, Anda tak bisa mengendalikan pikiran negatif bahwa sebenarnya dia sengaja membatalkan karena tidak mau pergi bersama Anda.
Penyebab borderline personality disorder tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, peneliti berpendapat bahwa kondisi ini kemungkinan ada kaitannya dengan faktor genetik, adanya kelainan pada otak, dan lingkungan.
Penelitian menunjukkan bahwa penyakit mental ini bisa saja diwariskan dari keluarga. Kemudian, kondisi otak yang tidak sempurna juga bisa menyebabkan produksi bahan kimia tertentu di otak bermasalah sehingga kemampuan untuk mengatur suasana hati tidak berfungsi dengan baik.
Meski penyebabnya tidak diketahui secara pasti, peneliti telah menemukan berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya borderline personality disorder (BPD), di antaranya:
Borderline personality disorder yang tidak diatasi segera bisa menyebabkan dampak buruk pada hubungan yang dijalin, pekerjaan, prestasi di sekolah, maupun citra diri dalam lingkungan. Komplikasi dari penyakit mental ini meliputi:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Tidak ada tes laboratorium yang bisa membantu mendiagnosis penyakit ini. Diagnosis borderline personality disorder tidak hanya dengan mengamati gejalanya saja, karena gejalanya juga ditemukan pada penyakit mental lainnya. Oleh karena itu, dokter akan melakukan beberapa hal berikut ini:
Pengobatan utama untuk borderline personality disorder adalah psikoterapi. Namun, pada beberapa kasus, pasien membutuhkan pengobatan kombinasi, bahkan rawat inap. Terutama jika pasien juga mengalami penyakit mental lain, seperti depresi atau penyalahgunaan zat.
Perawatan ini dapat membantu pasien mempelajari keterampilan untuk mengelola dan mengatasi gejala. Berikut ini penjelasan pengobatan untuk gangguan kepribadian ambang:
Psikoterapi adalah pendekatan pengobatan mendasar untuk BPD dengan tujuan berikut ini:
Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan borderline personality disorder. Obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik atau obat penstabil suasana hati baru akan diresepkan jika pasien memang menunjukkan gejala penyakit mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau menunjukkan perilaku yang agresif dan impulsif.
Setiap obat memiliki efek samping dan setiap orang bisa mengalami efek samping yang berbeda-beda. Jika Anda mengalami efek samping yang mengganggu, konsultasikan lebih lenjaut pada dokter. Dokter mungkin akan mengurangi atau mengganti jenis obat yang lebih aman.
Orang dengan penyakit mental ini bisa melakukan tindakan impulsif yang membahayakan diri maupun orang lain. Jika pasien menunjukkan tanda-tanda ini atau mengalami luka dari kejadian tertentu, opname di rumah sakit harus diperlukan.
Pengawasan dokter dan ahli medis lainnya dapat mencegah pasien melakukan tindakan yang membahayakan.
Belajar mengelola emosi, pikiran, dan perilaku dalam pengobatan gangguan kepribadian ini membutuhkan waktu. Kebanyakan pasien membaik seiring waktu, tetapi mungkin ada juga yang masih dihadapkan dengan gejala yang sama dan perlu terus menjalani pengobatan.
Pasien mungkin mengalami saat-saat ketika gejala membaik atau semakin memburuk selama pengobatan. Jangan menyerah untuk terus mengikuti pengobatan karena ini dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari sekaligus dan membantu Anda merasa lebih baik mengenai diri sendiri.
Selain pengobatan dokter, pasien borderline personality disorder juga perlu melakukan perubahan untuk mendukung perawatan yang dijalani, seperti:
Borderline personality disorder bukanlah penyakit yang bisa dicegah, sehingga tidak ada cara pasti untuk mencegah perkembangan penyakitnya. Meski begitu, Anda bisa menurunkan salah satu risikonya, yakni jika Anda pernah mengalami stres, tekanan, atau pengalaman menyakitkan di masa kecil, sebaiknya ikuti konseling ke psikolog.
Tujuannya, untuk membantu Anda mengelola stres maupun emosi negatif yang berhubungan dengan pengalaman menyakitkan tersebut.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar