backup og meta

6 Jenis Gangguan Tidur pada Lansia dan Cara Mengatasinya

6 Jenis Gangguan Tidur pada Lansia dan Cara Mengatasinya

Ada banyak masalah kesehatan atau penyakit lansia yang sering dikeluhkan, salah satunya susah tidur dan sering mengantuk di siang hari. Padahal, tidur menjadi waktu penting bagi tubuh mengisi ulang kembali energi agar bisa bekerja dengan normal. Di samping itu, cukup tidur juga menjadi bagian gaya hidup sehat lansia. Lantas, kenapa gangguan tidur pada lansia kerap terjadi dan bagaimana cara mengatasinya?

Jenis gangguan tidur pada lansia

insomnia pada lansia

Durasi tidur lansia akan mengalami perubahan seiring dengan penuaan.

Pada lansia yang berusia 61—64 tahun, mereka membutuhkan tidur sebanyak 7—9 jam per hari. Sementara durasi tidur pada lansia usia 65 tahun ke atas adalah 7—8 jam per hari.

Sayangnya, banyak lansia yang tidak bisa memenuhi kebutuhan tidur yang sesuai standar. Padahal, kurang tidur dapat memberikan berbagai efek, seperti sering menguap, mengantuk, atau kebanyakan tidur siang.

Masalah tidur pada lansia ini ternyata terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. Berikut penjelasan masing-masing jenisnya.

1. Insomnia

Melansir Sleep Foundation, orang yang berusia 60 tahun ke atas lebih rentan terhadap insomnia. Pada lansia, insomnia memang merupakan gangguan tidur yang umum terjadi.

Insomnia digambarkan sebagai kondisi saat seseorang kesulitan untuk memulai tidur, sering terbangun di tengah malam, atau bangun terlalu pagi dan tidak bisa kembali tidur.

Kesulitan tidur ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, penyakit mental pada lansia seperti depresi, perubahan rutinitas, dan kondisi medis.

2. Sleep apnea

Lansia kerap kali terbangun di tengah malam karena masalah pernapasan, seperti sleep apnea. Gangguan pernapasan ini membuat napas lansia terhenti selama beberapa detik saat tidur.

Pada kondisi ini, lansia akan terbangun dengan kondisi kaget dan napas terengah-engah. Terkadang, setelahnya lansia kesulitan untuk melanjutkan tidur.

Sleep apnea juga sering dikaitkan dengan mendengkur keras dan rasa kantuk berlebihan di siang hari.

3. Restless legs syndrome (RLS)

Restless legs syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah merupakan kondisi yang menyebabkan dorongan tidak tertahankan untuk menggerakkan kaki karena sensasi tidak nyaman.

Sensasi ini sering kali menjadi lebih buruk saat berbaring atau beristirahat.

Maka dari itu, sindrom ini terkadang bisa menjadi salah satu penyebab masalah tidur pada lansia.

4. Periodic limb movement disorder (PLMD)

Periodic limb movement disorder (PLMD) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan gerakan kaki atau lengan yang terjadi berulang kali saat tidur.

Gerakan ini biasanya terjadi setiap 20—40 detik dan dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.

Pada lansia, PLMD sering menjadi penyebab utama gangguan tidur.

5. Circadian rhythm sleep disorders 

Tubuh memiliki jam biologis yang disebut sebagai ritme sirkadian. Jam biologis tubuh ini mengatur siklus bangun dan tidur Anda setiap 24 jamnya.

Seiring dengan bertambahnya usia, ritme sirkadian menjadi semakin lemah dan menyebabkan circadian rhythm sleep disorders, terutama pada lansia yang jarang terpapar sinar cahaya matahari.

Ritme sirkadian yang melemah membuat produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus bangun dan tidur, di malam hari menjadi berkurang. Kondisi ini pada akhirnya membuat lansia kesulitan tidur.

6. REM sleep behavior disorder

REM sleep behavior disorder (RBD) adalah gangguan tidur di mana seseorang bertindak seolah-olah sedang bermimpi, sering kali dengan gerakan atau suara yang keras (misalnya menendang atau meninju).

Ini terjadi karena tidak ada kelumpuhan sementara pada otot-otot yang biasanya terjadi selama tidur REM. Pada lansia, RBD dapat menjadi penyebab gangguan tidur yang cukup parah.

Banyak kasus RBD pada lansia terkait dengan penyakit neurodegeneratif yang merusak bagian otak yang mengontrol tidur REM, seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, atau demensia dengan tubuh Lewy.

Bagaimana cara mengatasi gangguan tidur pada lansia?

periksa kesehatan bagi lansia

Kualitas tidur yang buruk bisa menurunkan kesehatan tubuh lansia secara menyeluruh, bahkan meningkatkan risiko cedera karena lansia rentan terjatuh akibat mengantuk.

Oleh karena itu, Anda sebagai anggota keluarga atau pengasuh tidak boleh menyepelekan kondisi ini.

Kunci untuk mengatasi susah tidur pada lansia bukanlah dengan membiarkannya tidur lebih lama pada siang hari. Ini karena semakin lama lansia tidur siang, akan semakin sulit nantinya tidur pada malam hari.

Ingatkan bahwa waktu tubuh untuk beristirahat adalah pada malam hari, dan siang hari adalah waktu untuk beraktivitas. Supaya Anda tidak salah langkah, berikut beberapa tips untuk mengatasi gangguan tidur pada lansia.

1. Cari tahu penyebabnya

Insomnia atau hipersomnia yang menyerang lansia tidak selalu mengindikasikan adanya penyakit.

Bisa jadi penyebabnya adalah kebiasaan yang mungkin tidak Anda sadari mengganggu tidur, seperti tidur siang terlalu lama, atau minum kopi yang berpengaruh pada rasa ngantuk di sore atau malam hari.

Jika ini memang penyebabnya, lansia perlu menghentikan kebiasaan tersebut. Mereka tetap boleh minum kopi pada siang hari dan membatasi jam tidur siang.

2. Konsultasi ke dokter

Bila gangguan susah tidur pada lansia tidak juga membaik dengan cara tersebut, Anda perlu membawa lansia ke dokter untuk konsultasi.

Jika penyebabnya adalah depresi, sleep apnea, atau melemahnya ritme sirkadian, perawatan khusus perlu lansia jalani.

Pengobatannya meliputi penggunaan obat antidepresan dan terapi cahaya untuk meningkatkan fungsi ritme sirkadian, atau penggunaan alat bantu napas khusus saat tidur untuk mengatasi sleep apnea.

3. Praktikkan kebiasaan yang memperbaiki kualitas tidur

Tidak hanya dengan menghindari penyebab dan menjalani pengobatan dokter, penerapan kebiasaan setiap hari juga bisa membantu lansia untuk tidur lebih baik, contohnya sebagai berikut.

  • Lakukan olahraga aman untuk lansia secara rutin, seperti joging, jalan santai, atau senam yoga untuk lansia. Olahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
  • Lakukan teknik relaksasi sebelum tidur, yakni meditasi atau latihan pernapasan agar pikiran lebih tenang. Hindari aktivitas yang mengganggu tidur, seperti menonton TV atau bermain ponsel.
  • Usahakan bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari.
  • Ciptakan suasan tidur yang nyaman dan dukung dengan pemenuhan nutrisi dari makanan sehat untuk lansia.
  • Berhenti merokok dan minum alkohol karena keduanya bisa membuat lansia susah tidur dan mengganggu pengobatan.

Kesimpulan

Bukan hanya orang yang lebih muda, gangguan tidur juga bisa dialami oleh lansia. Pada lansia, gangguan tidur terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, yang meliputi insomnia, sleep apnea, restless legs syndrome (RLS), periodic limb movement disorder (PLMD), circadian rhythm sleep disorders, REM sleep behavior disorder (RBD), nighttime urination, dan depresi. Perlu penanganan yang tepat dalam mengatasi gangguan tidur pada lansia untuk mencegah penurunan kesehatan yang lebih rentan dialami akibat kurang tidur.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Neikrug, A. B., & Ancoli-Israel, S. (2010). Sleep disorders in the older adult – a mini-review. Gerontology56(2), 181–189. https://doi.org/10.1159/000236900

Aging changes in sleep: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2022). Retrieved 31 July 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/004018.htm

Depression (major depressive disorder). (2022). Retrieved 31 July 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/symptoms-causes/syc-20356007

Excessive daytime sleepiness (hypersomnia). (2023). Retrieved 31 July 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/excessive-daytime-sleepiness-hypersomnia/

Cleveland Clinic. (2024). What You Should Know About the Relationship Between Oversleeping and Depression. Retrieved 31 July 2024, from https://health.clevelandclinic.org/what-you-should-know-about-the-relationship-between-oversleeping-and-depression

About Sleep. (n.d.). Retrieved 31 July 2024, from https://www.cdc.gov/sleep/about/?CDC_AAref_Val=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fsleep%2Fabout_sleep%2Fhow_much_sleep.html

Insomnia. (2024). Retrieved 31 July 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/insomnia/symptoms-causes/syc-20355167

Insomnia and Older Adults. (2023). Retrieved 31 July 2024, from https://www.sleepfoundation.org/insomnia/older-adults

Sleep and Aging: Sleep Tips for Older Adults. (2024). Retrieved 31 July 2024, from https://www.helpguide.org/articles/sleep/how-to-sleep-well-as-you-age.htm

Versi Terbaru

08/08/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Panduan Cara Merawat Lansia agar Sehat dan Bahagia

Penurunan Fungsi Otak pada Lansia dan 5 Cara Efektif Mencegahnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 08/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan