backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Multiple System Atrophy (MSA), Ketahui Gejala Hingga Perawatan yang Tepat

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Multiple System Atrophy (MSA), Ketahui Gejala Hingga Perawatan yang Tepat

    Semakin menua, fungsi tubuh akan mengalami penurunan, sehingga bisa menyebabkan masalah kesehatan pada lansia. Salah satunya area tubuh yang bisa mengalami penurunan fungsi adalah sistem saraf. Nah, gangguan pada sistem saraf yang mungkin terjadi pada lansia salah satunya adalah multiple system atrophy (MSA).

    Seperti apa gejala dan perawatan penyakit pada lansia ini? Yuk, cari tahu lebih lanjut pada ulasan berikut ini.

    Apa itu multiple system atrophy?

    Multiple system atrophy (MSA) adalah gangguan pada sistem saraf yang ditandai hilangnya fungsi sistem saraf dalam mengatur tubuh secara perlahan. Permulaan MSA terjadi ketika sel saraf pada otak dan tulang belakang mengalami kematian. Kondisi ini akan bertambah parah, tergantung pada jumlah sel saraf yang mati.

    MSA menyebabkan seseorang kesulitan untuk bergerak bebas. Tidak hanya itu, MSA juga ditandai dengan kombinasi beberapa gangguan saraf otonom yang berperan dalam fungsi tubuh tidak sadar atau yang tidak diperintah oleh otak, contohnya proses pencernaan, pernapasan, dan pengaturan pembuluh darah.

    MSA tergolong penyakit saraf yang langka dan mungkin terjadi pada orang lanjut usia (lansia), khususnya yang sudah berusia 50 tahun ke atas.

    Tanda dan gejala multiple system atrophy

    Kondisi MSA sangat sulit Anda kenali sejak munculnya gejala awal. MSA juga sulit dibedakan dengan penyakit Parkinson karena gejala yang sangat mirip. Gejala awal yang dapat terjadi pada penderita MSA diantaranya:

    • Badan terasa kaku dan kesulitan bergerak.
    • Gangguan koordinasi seperti kesulitan menggenggam dan berjalan.
    • Kesulitan berbicara.
    • Mengalami hipotensi (tekanan darah rendah) sehingga merasa pusing.
    • Tekanan darah turun ketika berganti posisi dari duduk ke berdiri atau dari berdiri ke duduk.
    • Gangguan dalam mengendalikan otot kandung kemih.

    Selain gejala di atas, MSA juga dapat terjadi dengan pola spesifik yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu parkinsonian MSA dan cerebellar MSA. Berikut gejala MSA berdasarkan tipenya, seperti dikutip dari Mayo Clinic.

    Parkinsonian multiple system atrophy (MSA-P)

    mencegah lansia terjatuh

    MSA-P merupakan tipe MSA yang paling umum dan memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Parkinson. MSA-P sering ditandai dengan gejala berikut ini.

    Cerebellar multiple system atrophy (MSA-C)

    insomnia pada lansia

    MSA-C adalah gangguan MSA yang terjadi akibat kematian sel saraf otak sebagian yang menyerang sel saraf otonom sehingga memicu gejala-gejala di bawah ini.

    • Gangguan keseimbangan.
    • Kesulitan menelan.
    • Gangguan berbicara.
    • Pergerakan mata abnormal.

    Berbeda dengan penyakit Parkinson pada lansia, MSA cenderung berkembang lebih cepat. Penderita MSA akan membutuhkan alat bantu dalam beberapa tahun sejak gejala MSA muncul untuk pertama kalinya. Dalam perkembangan penyakitnya penderita MSA dapat mengalami hal-hal berikut.

    • Otot memendek di sekitar persendian tangan dan kaki sehingga mengalami kesulitan untuk bergerak.
    • Pisa syndrome, yaitu gangguan postur abnormal sehingga tubuh miring ke satu sisi seperti menara Pisa.
    • Antecollis, yaitu gangguan yang menyebabkan leher bengkok ke depan dan kepala turun
    • Depresi dan gangguan kecemasan.
    • Timbul gangguan tidur.

    Gejala MSA bisa muncul dan berkembang dalam waktu yang sangat cepat, yaitu dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun. MSA dapat menyebabkan disabilitas karena hilangnya fungsi saraf otonom dan saraf pada anggota gerak sehingga pasien menjadi lumpuh, hanya dapat berbaring di tempat tidur.

    Apa penyebab multiple system atrophy?

    Penyebab munculnya MSA tidak diketahui secara pasti, karena kasusnya langka dan terjadi secara acak tanpa pola tertentu.

    Kerusakan pada MSA terjadi akibat penumpukan protein alpha-synuclein pada glia, yaitu sel yang menyangga saraf otak. Penumpukan tersebut juga mengganggu proses pembentukan selubung saraf otak myelin. Akibatnya, sistem kerja otak pun terganggu.

    Komplikasi multiple system atrophy

    Perkembangan MSA pada setiap individu berbeda-beda. Namun, kondisi MSA tidak dapat membaik. Seiring dengan perkembangan penyakit, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari menjadi menurun. Beberapa komplikasi akibat MSA, antara lain:

    • Gangguan pernapasan, terutama saat sedang tidur.
    • Cedera karena terjatuh akibat gangguan keseimbangan atau saat kehilangan kesadaran (pingsan).
    • Kerusakan permukaan kulit akibat tubuh tidak bergerak.
    • Malnutrisi karena kesulitan menelan makanan.
    • Vocal cord paralysis, yaitu gangguan yang menyebabkan kesulitan berbicara dan bernapas.

    Biasanya seseorang yang punya MSA dapat hidup sekitar 10 tahun semenjak gejala MSA pertama kali dilaporkan.

    Namun, kemungkinan bertahan hidup dari MSA sangat bervariasi. Bahkan dalam kasus tertentu, harapan hidup pasien bisa mencapai belasan tahun. Dampak fatal akibat MSA sering disebabkan oleh gangguan saluran pernapasan.

    Perawatan pasien multiple system atrophy

    stroke pada lansia

    Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan MSA. Namun, ada beberapa pengobatan yang bisa meringankan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi. Dokter akan mempertimbangkan pengobatan mana yang sesuai dengan kondisi dan keparahan gejala yang lansia alami.

    Berikut ini adalah pengobatan untuk penyakit langka yang menyerang saraf lansia.

    Minum obat

    Guna mencegah hipotensi saat berbaring, dokter akan meresepkan obat fludrokortisonpyridostigmine, dan midodrine. Anda perlu menggunakan obat midodrine dengan hati-hati karena dapat meningkatkan tekanan darah saat berbaring, sehingga tidak boleh berbaring selama empat jam setelah minum obat.

    Dokter juga akan meresepkan obat yang meredakan gejala yang mirip penyakit Parkinson, seperti levodopa. Namun, tidak semua orang dengan multiple system atrophy merespons obat penyakit Parkinson. Efektivitas obat mungkin akan berkurang setelah beberapa tahun penggunaan.

    Pemasangan kateter atau alat bantu makan

    Jika kandung kemih bermasalah dan lansia tidak bisa menahan desakan untuk buang air kecil, dokter akan meresepkan obat untuk mengontrol kandung kemih. Pada kasus parah, dokter akan melakukan pemasangan kateter secara permanen.

    Dokter juga akan memberikan bimbingan pada keluarga maupun pengasuh dalam memenuhi kebutuhan nutrisi lansia yang kesulitan menelan. Bila kondisinya cukup darah, lansia membutuhkan tabung gastrostomi untuk menyalurkan makanan langsung ke lambung.

    Terapi fisik atau wicara

    Lansia juga biasanya perlu menjalani terapi fisik atau terapi wicara untuk membantu meningkatkan atau mempertahankan kemampuan berbicara dan bergerak. Terapi ini perlu lansia jalani secara rutin.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan